01

231 26 16
                                    

Akademi Konoha begitu gaduh oleh misi. Sebelas tim dikumpulkan dalam pertemuan mingguan. Setelah perang dunia Shinobi ke empat, beberapa tim Chunin dikirim ke desa-desa lain untuk membantu memulihkan kondisi desa.

Tepat setelah tim tujuh pergi ke Suna, seorang ninja asing datang merobohkan gerbang Konoha sambil berteriak dengan gila. Dia terus menyebutkan nama Naruto dan Sasuke.
.
.
.
.
Tsunade menautkan telapak tangan di depan dahinya. Menunjukan raut frustasi. Seseorang seperti Naruto dengan versi gadis datang, membuat semua penduduk Konoha kewalahan. Beberapa Shinobi handal bahkan harus di terjunkan untuk meringkusnya dan sekarang dia berdiri di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.

Sepanjang hari Tsunade melontarkan pertanyaan padanya, tapi gadis itu hanya menatapnya dengan penuh kebencian yang tidak di samarkan.

"Siapa kau? Darimana asalmu?" Tanya Hinata dengan gugup.

Tsunade-sama memanggilnya dari sesi latihan setelah gadis asing menyebutkannya, bahwa dia ingin bertemu dengannya jadi dengan enggan Hinata datang.

Gadis yang membuat semua orang sakit kepala, meraih telapak tangan Hinata dan matanya berbinar. "Eoh namaku Sujin Amaterasu. Aku datang dari desa hutan hujan. Aku melihatmu dalam mimpiku jadi.. "

Kata-kata gadis Sujin membuatnya ngeri, dia mundur beberapa langkah dan menyembunyikan dirinya di balik punggung Kiba. Dia memimpikannya? Apakah itu normal? Dia seorang gadis, begitu juga dengannya.

Sujin melihat reaksi Hinata. Dia menelan ludah kasar. Berpikir bahwa mungkin ucapannya telah salah dipahami. "Jangan khawatir, aku masih menyukai penis kok. "

Kiba dan Shino memuntahkan darah tua mendengar satu perangkat yang tabu telah di lontarkan tanpa malu. Tsunade terus memijat celah diantara kedua alisnya. Sekalipun tubuhnya terlihat cabul dengan semua atribut yang menonjol, tapi dia masih menjaga setiap ucapannya namun bagaimana gadis ini bisa begitu tanpa aturan?

"Nona, kau harus menjaga ucapanmu. " kritik Shino menutup telinga Hinata, terlambat.

Mata Sujin terbuka dengan tampilan bingung. "Aku hanya memberitahunya. Dia sepertinya salah memahamiku. Aku menyukainya tapi bukan seeprti kekasih, ini hanya karena dia adalah gadis paling sempurna di dunia ini. Cantik, hebat, kuat dan lembut. Jika dia tidak bereaksi seperti sebelumnya aku tidak akan menyebutkannya. " elak Sujin dengan bibir mengerucut.

Kemudia Hinata merasa sedikit bersalah. Dia keluar dari belakang punggung Shino, menatap Sujin malu-malu.

"Ma-maafkan aku. Aku hanya terkejut." Hinata memiliki pandangan berbeda tentangnya. Gadis bernama Sujin, mengingatkannya pada sosok Naruto dan guru Jiraiya. Begitu bebas dan bebas.

Dia tersenyum melihat Hinata bersedia berbicara dengannya kembali. "Tidak masalah. Aku bukan orang yang picik. Ditambah kau benar-benar idolaku. " katanya menunjukan sederet gigi miliknya.

"Lalu, apa tujuanmu datang kemari?" Tanya Tsunade mencurigai niatan Sujin yang sesungguhnya.

Sujin melihat Tsunade datar. Menggunakan nada yang dingin dan rendah, ia menjawab. "Tidak ada. Haruskah aku memiliki sebuah tujuan?"

Satu alis Tsunade terangkat. Dia memandangi wajah Sujin yang menyebalkan di hadapannya dan tonjolan urat muncul menghiasi pelipisnya. "Tidak ada niat? Jadi kenapa kay menghancurkan gerbang desa ku sesukamu, huh?! "

Sujin memutar matanya di depan Tsunade. "Itu hanya sebuah gerbang. Aku bisa membuat yang lebih bagus dan lebih kuat. " sembur Sujin mencela visi ninja element kayu milik Konoha. Bagaimana tidak meremehkan, gerbang hanya sekedar kayu tanpa array penjaga. Betul bahwa ada seorang Jonin elit yang menjaga gerbang tapi itu tidak akan pernah bisa menahan kedatangan orang seperti pain. Eoh jangan lihat pada pain, lihat saja padanya, dengan satu pukulan, gerbang Konoha benar-benar terbang jauh. Siapa yang harus disalahkan jika hal sejenis itu terjadi. Gerbangnya terlalu rapuh seperti mie soa.

Wanita UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang