04

102 16 1
                                    

"Bagaimana? Apa kau bertemu dengan Ibu? " tanya Hinata begitu melihat kedatangan Sasuke.

Pria gagak berjalan ke ruang keluarga, duduk di samping Hinata yang sedang menemani Genki bermain di lantai.

Sejenak Sasuke berhenti, ia meluangkan waktu untuk berpikir disela mengamati istrinya.

Mereka telah menikah dan memiliki beberapa anak. Tidak apa-apa menjadi lebih terbuka kan?

Dia meraih lengan Hinata, memindahkannya dari atas paha dan menidurkan kepalanya di pangkuan Hinata. "Huh..  Aku bertemu tapi dia tidak melihatku. "

"Bagaimana maksudnya? " tanya hinata mengernyit bingung.

"Kami melihat Ibu dan Tuan Jiraiya sedang berjalan bersama dan ngobrol. Karena tidak ingin mengganggu, jadi kami bersembunyi. " jelas Sasuke dengan malas.

"Itu, kau menguping kan? "

Haha! Istrinya memang tidak bisa di ajak bersenang-senang. "Aku tidak sengaja kok. Itu karena mereka berbicara terlalu keras dan akunya terlalu hebat untuk mendengarkan dari jarak itu. " gerutunya tidak puas dengan tuduhan Hinata kepadanya.

Bah! "Sasuke, kau semakin tidak tahu malu. "

Hah?! Apakah sejauh ini dia sudah bersikap longgar pada Hinata? Sepertinya, istrinya tidak lagi memiliki ketakutan padanya kan?

"Dengan pakaian lengkap apa yang harus membuatku merasa malu? Lagipula aku tampan. "

Tck! "Ya! Kau sangat tampan hingga mual!"

Sasuke terduduk di atas sofa menatap Hinata dengan keterkejutan. "Kau muak dengan ketampanan suamimu? "

Klatak!!!

Hinata akan menanggapi ucapan Sasuke tapi lemparan balok ke kepala Sasuke menghentikannya.

Hinata menggigit bibir bawah dan membuang pandangan dari Sasuke. Dia tidak bisa menahan tawa yang akan lolos jadi sudut matanya basah.

Sasuke menatap kejam pada buntalan ketan di atas karpet. Disanalah mualnya berada. Bayi Genki adalah alasan kenapa istrinya mual, kan???

Genki tertawa riang, setelah memukul ayahnya dengan balok kayu.

"Jadi Genki nya ayah yang membuat ibu mual, huh??? " tanya Sasuke, turun dari sofa, meraih bayi Genki dan menggendongnya.


Dia mengayunkan Genki ke kiri dan ke kanan. Dengan tubuh yang bergoyang-goyang. Hinata duduk di sofa sambil memandang keduanya tersenyum lebar.

"Kami pulang... " seru Yuta dan Mirai yang baru pulang dari akademi.

"Selamat datang kembali.. " seru Hinata menyabutkan keduanya.

Mereka senang saat menemukan ayahnya sedang bermain dengan Genki di ruang keluarga. Mereka datang untuk bergabung. "Ayah, paman Kou memintaku dan saudara yang lain untuk berkunjung. Kakek merindukan Genki. Bolehkah aku membawa mereka kembali ke Mension Hyuga dan menginap? " tanya Yuta, yang duduk di sisi ayahnya.

Ya. Hiashi Hyuga adalah ayah Hinata, secara alami dia juga kakek dari anak-anaknya. Selama periode ini, dia belum tahu, hubunga seperti apa yang mereka miliki. Apakah dekat atau dekat? Kenapa rumah Hyuga hanya menginginkan cucunya saja. Bagaimana dengan dia dan anaknya?

"Biarkan mereka membawanya. Ayah pasti merindukan mereka karena sudah sangat lama kita tidak berkunjung, terakhir adalah sebelum kau menjalankan misi terakhir kali." Jelas Hinata berjalan menuju kamarnya. Dia mengepak pakaian anak-anaknya dan menyiapkan semua yang diperlukan, juga makanan untuk kediaman Hyuga.

Wanita UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang