5

297 54 17
                                    

"Ra nanti jangan lupa ya lo teriak yang kenceng sama Canny!" Perintah Ronald, kapten basket SMK mereka yang baru dateng ke parkiran. Mereka siap-siap mau latih tanding basket sama SMA sebelah.

"Lo pikir kita pemandu sorak apa! Kalau bukan karena paksaan Rami, gak mau gue ikut-ikutan ke sekolah ono. Pada belagu anak-anaknya. Gak sudi gue!" Ujar Canny sambil manyunin bibirnya. Maklumlah tuh anak punya dendam pribadi sama siswa sekolah sebelah. Tepatnya geng motornya, jadi pas balapan seminggu yang lalu Canny di curangin sama salah satu dari mereka. Bikin dia kalah dan hampir berantem.

Ya walaupun mukanya gemesin tapi kalau soal keterampilan berantem Canny gak bisa di remehin. Muka boneka tenaga kuda!

"Sekali ini aja Can" Mohon Ronald sambil masang wajah sok imut.

"Nyuruh Ruka aja tuh!"

"Gue bagian juru rekam, masa sambil teriak-teriak!"

"Lo nanti yang bener rekamnya, jangan kayak pas tanding minggu lalu malah ngerekam cewe-cewe cantik yang nonton pertandingannya" Celetuk Minji yang bikin anak-anak lainnya ketawa.

"Yah gimana lagi ya, gue lemah kalau lihat yang menyejukan mata. Yang indah-indah kan harus di rekam, di abadikan sebagai salah satu karya yang bi--"

"Stop. Pokoknya gue gak mau tahu ya, rekam yang bener atau gue bilangin sama bokap lo kalau lo terlibat bisnis ilegal!" Ancem Rami, yang sontak bikin anak-anak SMK itu natap aneh ke arah Ruka.

"Emang lo bisnis ilegal apa? Jual oplosan lo?" Tanya Cannyg

Ruka yang ditanya malah senyam senyum gaje sambil garukin lehernya.

"Gue. . ."

"Lo jual narkoba?"

"Gak lah! Gue. .gue jual majalah gravure. . " Ujar Ruka sambil masih masang senyum nyebelinnya.

"Wah parah lo!" Rora gelengin kepalanya.

"ASTAGA! Insaf Jir. Kalau sampe di ciduk guru BP bisa di hukum lo!" Kata Ronald sambil melotot.

"Yang penting kan gak ketahuan. Lagian juga gak vulgar-vulgar amat kok"

"Eh tapi kak" Rora mandang Ruka sambil garukin pipinya yang gak gatel. "Lo masih punya stok barang ilegal itu di rumah?"

"Masih, tinggal dua lagi kalo gak salah. Emangnya kenapa?"

"Gue beli satu ya" Ujar Rora watados.


EH?

Jadi siapa yang parah?


-------




Pertandingan basketnya berjalan ketat dan panas. Beberapa kali terjadi pelanggaran yang bikin pemainnya hampir naik darah. Sekolah ini emang beneran elit, lapangan basket indoornya aja luas banget dan sialnya semua kursi penonton terisi penuh. Gak heran Rora sama temen-temennya yang datang buat ngedukung harus teriak sekuat tenaga buat nyamain teriakan suporter tuan rumah.

Untung aja tadi Minji nyaranin bawa Toa, jadi walaupun 1 banding 9, suara Canny bisa terdengar begitu cetar membahana di gedung ini.

"MAJU TAK GENTAR, SMANGKA HARUS MENANG!!!

MAJU TAK GENTAR YANG NGALANGIN TABRAK AJA!!!

BERGERAK BERGERAK SEREMPAK SEREMPAK

SMANGKA HARUSLAH MENANG"


Begitulah nyanyian yang di pimpin oleh sang dirijen SMK Angkasa alias SMANGKA.

Yang Mulia Canny yang tadi sempet ngamuk-ngamuk gak mau jadi pemandu sorak malah sekarang yang paling semangat dan paling totalitas sama Rora. Mereka berdua pake dasi yang di jadiin iket kepala, di pipi mereka tercetak dua strip merah dari lipstick yang di curi Canny gak tau darimana, dan jangan lupain kacamata item yang dengan pedenya mereka pake bikin duo aneh itu jadi pusat perhatian siswa sekolah ini.

DRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang