bab 29

2.7K 394 12
                                    

2 hari kemudian..

2 hari berlalu begitu singkat dengan Jennie yang saat ini berada disebuah apartemen sambil duduk disofa ruang tamu hingga beberapa saat terlihat Tiffany yang tengah menghampiri Jennie sambil membawa sebuah koper, tiffany segera duduk disamping Jennie yang tampak mengabaikannya membuat Tiffany hanya tersenyum menggelengkan kepalanya saja

"Sayang, maaf mommy harus segara kembali" sahut tiffnya sedangkan Jennie hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun

"Jennie.. mommy tau kamu kesal hanya karena mommy kembali terlalu cepat, lain kali jika mommy ada waktu mommy akan menjenguk mu kembali, mommy berjanji sayang.., dan mommy harap saat mommy kembali ke korea lagi kamu sudah menikah dengan limario.. dia pria yang tangguh dan juga tampan meskipun umurnya lebih tua dari mu, kamu harus tetap bersama limario selamanya, okay?"

Jennie sontak menoleh menatap Tiffany yang hanya tersenyum membuat Jennie segara menghela nafas "kau berjanji? Akan ke Korea kembali?" Tanya Jennie

Tiffany tersenyum ia mulai membelai pipi Jennie dengan lembut "jika ada waktu, mommy akan kembali menghampiri mu, sayang.."

Menghela nafas "baiklah.. aku hanya sedikit kesal karena kau sangat sebentar dikorea" jawab Jennie

Tiffnya hanya terkekeh kemudian terlihat lah rose dan juga Irene yang sedang menghampiri mereka sesampainya rose segara memeluk erat Tiffany sambil menangis keras itu sontak membuat Tiffany sedikit terkejut lalu terkekeh sambil mengelus rambut rose dengan lembut

"Bisa kah lebih lama disini tante?, hiks.." ujar rose  sambil sesenggukan

Tiffany hanya terkekeh "kamu seperti anak kecil saja, rose.. sudah jangan menangis" ucap tiffnya sambil menghapus air mata rose yang hanya diam dengan bibir menyunnya

Irene yang melihat hanya melipat kedua tangannya didada sambi menatap rose yang banyak drama "kau sangat jelek jika seperti itu, aku tahu jika kau menangis bukan karena tante Tiffany yang akan kembali, namun karena tidak ada lagi yang membuatkan makanan selezat buatnya, bukan?!"

"Shut up damn it! Tch, kau seperti iblis.. apa kau tidak merasa sedih saat tante tiffany akan kembali secepat ini, hah?!"

Irene menghela nafas "tentu aku merasa sedih namun aku tidak selebay dirimu, sial! Lihat lah bahkan Jennie tidakk menangis lalu mengapa kau yang menangis, apa karena kau tidak lagi bisa makan sebanyak yang kau mau saat tante tiffany sudah kembali?!"

"Itu kau paham, bitch! Kau selalu melarang ku jika aku makan terlalu banyak!"

"Tentu! Hei! intropeksi diri.. aku tidak pernah melihat manusia makan sehari hingga 10 piring atau lebih dari itu, bahkan aku sering mendapatkan makan hanya 1 hari 1 piring, sial!"

Tiffany yang mendengar perdebatan mereka hanya menggelengkan kepalanya sedangkan rose hanya diam sambil memutar bola mata nya dengan malas

"Kau sekarang paham bukan Irene, mengapa aku selalu bertengkar dengan nya saat tinggal bersama?" Sahut Jennie dengan tangan bersedekap dada menatap Irene

Irene sontak memijat kepalanya pusing "aku berharap dia segara menikah dengan duda tercintanya dan segara pergi dari sini, aku sungguh lelah mungkin aku akan segara mati secara konyol jika terus bersama nya"

"Hei! Seharusnya aku yang bilang seperti itu padamu, bitch!.. kau yang lebih tua dari ku seharusnya kau yang menikah lebih dulu! Look at yourself in the mirror, Stupid!"

Tiffany menghela nafas melihat perdebatan mereka yang tidak ada habis habis nya "okay, cukup.. siapa yang akan mengantarku pergi ke bandara, jika kalian terus berdebat seperti ini?"

My inlawsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang