Bagian 07

41 3 0
                                    

Tandai typo

••• HAPPY READING •••

Bab 7 : pertama, makan bersama

Bukan hanya bagimu ini berat, aku pun sama merasakannya.
-Flora

Rembulan kian menghilang dan sang Surya yang tampak malu-malu menunjuk keindahannya. Bersama keheningan malam yang hanya ada suara bisikan alam saja dari luar, ia bangkit dari berbaring nya.

Imam menoleh ke samping tempat tidurnya. Ia menggeleng seraya tersenyum tipis saat melihat gaya tidur Flora yang seperti baling-baling. Tadi malam Imam sempat ketendang oleh Flora karena tidur perempuan itu tidak bisa diam, untungnya tidak sampai jatuh.

Flora itu lucu, wajahnya bulat dengan hidung mancung yang kecil. Tapi tetap saja karena perempuan itulah ia menjadi seperti ini. Laki-laki yang sudah mengingkari ucapnya sendiri.

Imam pergi mengambil wudhu sekaligus mandi, selesai berwudhu ia langsung menghampar sajadah dan melaksanakan shalat malam. Ia ingin meminta rasa terima di hati dan rasa bersalahnya tidak membekas begitu lama. Ia akan mulai menerima semua ini meskipun suatu saat ia harus menemui perempuan itu dan meminta maaf.

Imam tidak ingin egois sendiri, Flora sudah merelakan orang yang di cintai nya demi menikah dengannya dalam keadaan terpaksa.

Selesai melaksanakan shalat dan berdoa. Lelaki itu pergi ke dapur untuk membuat kopi, sudah terbiasa seperti ini jadi tidak aneh lagi jika Imam membuat kopi sendiri. Terlihat dari cara membuatnya yang cekatan.

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Imam mengambil Al Qur'an di laci TV, tak lupa ia meletakkan kopinya di meja.

"Bismillahirrahmanirrahim...."

•••••••

Kesadaran yang telah terkumpul namun mata tetap ingin menutup. Flora mengucek matanya seraya menguap lebar. Ia melirik ke arah sampingnya yang ternyata seseorang yang kemarin menjabat sebagai suaminya hilang entah kemana.

Tenggorokannya terasa kering yang mengakibatkan ia terbangun. Flora mengalihkan matanya pada nakas, disana terdapat gelas yang sudah kosong padahal ia mengisinya untuk jaga-jaga terbangun.

Namun sekarang itu tidak akan aman karena sudah ada yang lebih dulu kebangun dan meminum air yang ia ambil sebelum tidur.

"Ck, laki-laki tua itu." Ucapnya kesal.

Dengan malas Flora turun dari ranjang. Gadis itu menarik kenop pintu. Samar-samar ia mendengar suara lantunan Al Qur'an dari ruang tamu-yang juga ruang TV.

Karena kamar mereka berada di antara lorong dapur dan ruang TV Flora bisa melihat Imam sedang duduk disana dan membaca Al Qur'an.

Flora tersenyum, Imam memang menjadi kriterianya untuk memilih pasangan hidup. Tapi sayang cintanya masih ada pada seseorang yang sudah ia sudah akhiri kisahnya. Meski begitu ia akan menerima lapang dada yaaa meksipun Imam belum demikian.

Entahlah bagi Flora menikah itu cukup satu kali seumur hidup. Flora tidak masalah jika seterusnya ia dan Imam akan menjadi suami istri yang mengurus kehidupannya masing-masing. Flora juga tidak berniat mencintai Imam meskipun pria itu tampan.

JatukramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang