Hallo, Guys 😊
Selamat berhari Senin...
Aku balik lagi. Maaf ya, Guys. Aku nggak teratur up nya. Tapi, semoga kalian tetap suka. Happy reading!!!
Hari ini merupakan hari yang paling dibenci oleh Intan. Andai dia memiliki kemampuan mengatur hari, maka hari Rabu akan dia hilangkan dari kalender. Memang tidak masuk akal alasan Intan membenci hari Rabu. Kebenciannya pada hari Rabu bermula saat mata pelajaran yang sangat ingin dia hindari diletakkan pada hari Rabu. Pada saat kelas sepuluh dulu, hari yang paling dibencinya adalah hari Sabtu. Alasannya masih tetap sama. Pelajaran seni.
Padahal teman-temannya yang lain sangat menantikan hari Sabtu tiba secepat kilat. Kenapa lagi kalau bukan karena Sabtu merupakan akhir pekan dan esoknya adalah hari Minggu. Di mana, mereka bisa tidur sepanjang hari. Namun, yang lebih menyenangkan saat hari Sabtu tiba adalah mereka bisa keluar dengan pasangan masing-masing di malam harinya. Benar-benar alasan yang dangkal menurut Intan. Andai mau jalan keluar dengan pasangan masing-masing itu bisa dilakukan malam apa saja. Tidak harus menunggu malam Minggu dulu. Entahlah. Mungkin karena dia tidak begitu peduli dengan yang namanya dunia percintaan atau kisah asmara yang tercipta antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Semua siswa kelas XI IPA 1 sudah berkumpul di ruang musik. Hari ini materi pelajaran seni mereka adalah seni tarik suara. Berhubung teorinya sudah dijelaskan minggu lalu, maka sekarang saatnya mereka mempraktikkan teori tersebut. Andai mereka disuruh memainkan salah satu jenis alat musik, Intan pasti tidak akan mengeluh. Namun sayang, hari ini mereka akan menyanyikan sebuah lagu nasional yang diiringi oleh permainan piano Pak Armand, guru kesenian mereka.
Selain karena suaranya yang pas-pasan, Intan juga buta nada. Sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang, bernyanyi merupakan hal pertama yang paling tidak dia senangi. Akan tetapi, di sisi lain dia bisa tahu di mana letak salah tempo dan dinamik seorang penyanyi hanya dengan mendengarnya saja. Aneh, bukan?
"Selamat siang, semuanya."
"Siang, Pak!"
Pak Armand yang baru datang langsung berjalan menuju tempat piano berada. Di sebelah kanan atas piano tersebut terdapat sebuah bel meja yang akan menjadi tanda bahwa siswa yang sedang bernyanyi harus menghentikan nyanyiannya. Sementara di sebelah kiri atas terdapat map yang berisi daftar hadir serta daftar nilai siswa. Setelah Pak Armand duduk, dia meraih map tersebut. Meneliti setiap nama siswanya yang akan menunjukkan kebolehan mereka dalam bernyanyi.
"Seperti yang sudah Bapak sampaikan minggu lalu, hari ini kita akan melakukan pengambilan nilai dalam teknik bernyanyi. Dan untuk lagu yang akan dinyanyikan kali ini juga sudah Bapak sampaikan sebelumnya. Yaitu Gugur Bunga. Dan pastinya, kalian sudah melakukan latihan selama seminggu di rumah."
Terdengar keluhan dari beberapa orang siswa XI IPA 1. Mereka sangat tahu bahwa lagu tersebut merupakan salah satu lagu yang sangat menyedihkan dan juga harus dibawakan dengan penuh perasaan agar makna lagu tersebut meresap ke dalam sanubari.
"Baiklah. Mari kita mulai dengan nomor absen pertama. Tapi ingat, penampilan kalian tidak berurutan sesuai absen. Melainkan akan Bapak panggil mulai dari absen paling atas, tengah dan bawah secara acak. Sekarang, pemilik nomor absen pertama silahkan maju."
Seorang siswi yang memiliki suara paling bagus di XI IPA 1 langsung maju. Amara Wulandari. Gadis itu maju dan berdiri menghadap ke teman-temannya. Dia menarik napas pelan sebelum mulai bernyanyi. Sementara pak Armand sudah meletakkan kesepuluh jemarinya di atas tuts piano.
Ketika Amara mulai bernyanyi, hampir semua siswa terpesona mendengar suaranya. Mereka sangat kagum melihat bagaimana cara Amara bernyanyi. Benar-benar menghayati. Semua yang mendengarnya merasakan sedih karena penghayatan Amara saat bernyanyi. Sampai-sampai pak Armand yang sedang memainkan piano pun ikut terhanyut dalam nyanyian Amara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL
Teen FictionIntania Matahari. Gadis cerdas kebanggaan SMA Bhayangkara. Nilai-nilai sanggup membuat teman-temannya iri. Penasaran dengan makanan jenis apa yang gadis itu konsumsi hingga dia sepintar itu. Namun sayang, posisinya tak pernah beranjak dari peringkat...