The Day? (17+)

52 4 0
                                    

Hari demi Hari, Waktu demi waktu, jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik. Waktu berjalan tanpa henti.
Hari ini adalah hari dimana [name] kembali masuk ke sekolah.

Seperti biasa, ia bangun selalu merasa pegal pegal, seperti ditiban sepuluh gajah. [name] membuka mata nya yang terasa berat, mengedarkan pandangan nya. Sehingga pandangannya jatuh ke lengan kekar yang melilit perut rata nya.

"kebiasaan banget sih!" Batin [name].

Perlahan ia menggeser lengan itu, dan memposisikan dirinya menjadi menduduk.
meregangkan otot-otot nya sambil sesekali menguap kecil.

[name]melihat jam, sudah waktunya ia mandi. Dengan langkah yang sangat berat, ia paksakan untuk pergi ke kamar mandi.

Kaki nya melangkah ke lantai dingin yang terbuat dari marmer tersebut. membuka semua pakaiannya lalu menyirami dengan air segar.

Disisi lain, Ness meraba samping nya mencari seseorang yang tidak terasa keberadaan nya. Ness memposisikan dirinya menjadi duduk dan menyedarkan pandangannya, mencari sosok gadis cantik milik-nya.

Pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan [Name] berbalut handuk se-dada yang kontras dengan kulit putih nya, dan rambut yang setengah basah itu melirik Ness sebentar sebelum dirinya pergi ke walk in closet.

Ness mematung dengan apa yang lihat tadi, sebelum lamunannya terpecahkan oleh suara dincitan kursi rias.
Ness melihat kearah meja rias, ternyata sudah ada [name] yang duduk disana dengan seragam sekolah terkenal di kota tersebut.
 
Ness menghampiri [name], memeluk pinggang ramping tersebut dari belakang dan menghirup dalam dalam wangi vanilla-strawberry milik [name].

[name] yang sedang memakai beberapa face cream yang baru ia beli tempo hari merasa terganggu dengan kehadiran Ness dibelakangnya.

"Sudah bangun? kau tidak bekerja?" tanya [name] sambil menutup wadah face cream nya.

"Mengapa kau harus ke sekolah?" Ness tidak menjawab pertanyaan dari [name], justru ia memperdalam wajahnya di ceruk [name] dan dengan suara rancau berhasil membuat [name] merinding.

"Kau kan sudah janji, jika aku menurut kau akan menyekolahkan ku. Tempati janji mu itu," ucap [name] dengan nada ketus.

Ness membalikkan badan [name] ke arahnya, dan dengan cepat ia menarik tenguk [name] untuk mempertemukan bibir tipis miliknya dan bibir plum milik [name].

"engghhh...." lenguh [name] disela ciuman nya.

[name] membelakakan mata nya ketika ia merasakan sebuah tangan menyibak rok sekolah nya. Dan dengan kekuatan penuh, ia mendorong pundak Ness untuk melepaskan cumbuan mereka.

Terlihat, bentangan saliva antara bibir dengan bibir, dan bibir mereka berdua terlihat mengkilap sebab percumbuan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat, bentangan saliva antara bibir dengan bibir, dan bibir mereka berdua terlihat mengkilap sebab percumbuan tersebut.

[name] menatap tajam sang pelaku sambil menghirup rakus udara, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh sebelum ia berjalan mengambil dompet nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alexis ness×[Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang