Keinginan

103 8 1
                                    

Sinar mentari memancar melalui ventilasi kamar, menyoroti indra yang kini masih terlelap tidur.

[name] bangun dan meregangkan otot-otot nya, melirik ke samping nya melihat Ness yang masih terlelap.

Tampan. itu lah kalimat yang pertama kali ia pikirkan, ketampanan yang tidak ada bandingannya. sungguh indah ciptaan Tuhan ini.

tanpa sadar, jemari [name] sudah menyentuh hidung mancung Ness, mengelus serta mencubit pelan hingga sang pemilik merasa terusik dengan elusan yang [name] berikan.

Cup.

pipi [name] memerah sempurna dikala ia mendapatkan serangan mendadak yang mengenai hidung nya. [name] mematung, memproses kejadian barusan.

sedangkan sang pelaku bangun dari tidurnya dan memposisikan dirinya menjadi duduk sambil terkekeh melihat tingkah lucu [name].

"k-kau!"

"morning kiss, baby." ucap Ness memajukan wajahnya hingga menyentuh hidung [name].

"fuck you!"

"love you more."

"kamu mandi, habis itu turun kebawah untuk sarapan. kaki mu sudah membaikkan? atau perlu aku gendong...oh atau kita berendam bareng sambil merasakan sensasi luar biasa?" bisiknya di telinga [name].

Mendengar tutur kata tersebut [Name] dengan cepat masuk kedalam kamar mandi lalu mengunci nya dari dalam. Tingkah nya itu dapat membuat Ness kembali tertawa.

Beberapa saat kemudian, [Name] sudah rapi dengan baju turtleneck putih dengan celana jeans selutut.

Dengan mood yang sangat bagus, [Name] turun menuju meja makan. Sudah terlihat Ness yang sedang memainkan laptop dengan beberapa berkas di tangannya.

[Name] menghampiri lalu menarik kursi di depan Ness, menatap intens Ness yang sibuk dengan dunia nya sendiri.

"kenapa?" tanya Ness yang sadar akan diperhatikan nya.

"sibuk banget ya kayanya?"

"iya, kamu makan duluan saja." ucap Ness tanpa melihat kearah [name].

tanpa membalas, [name] bangun dari kursinya. berpindah tempat menjadi di samping Ness.

Ness yang melihat pergerakan [name] merasa bingung apa yang ia lakukan. tapi ia berusaha untuk tetap fokus pada kesibukannya.

[name] mengambil piring serta lauk pauk yang sudah disediakan, lalu menyuapi nya ke arah Ness, hal itu membuat Ness tersentak dari aktivitas nya, namun sedetik kemudian ia paham lalu membuka mulutnya.

[name] tersenyum manis lalu kembali menyuapi sampai habis.

beberapa saat kemudian bel berbunyi, pertanda ada yang bertamu. salah satu maid membuka pintu besar itu dan mempersilahkan masuk.

"permisi tuan, tuan Nathan sudah tiba." lapor maid yang membuka pintu itu.

"suruh dia ke sini, dan ajak ia sarapan bersama." balas nya sambil menaruh gelas.

Nathan datang dengan beberapa berkas di tangannya. [name]yang melihat hal itu langsung beranjak dari tempatnya, namun di tahan oleh Ness.

Ness menarik tangan [name] hingga ia terjatuh di paha Ness, lalu Ness melingkarkan tangan kekar nya di pinggang ramping [name].

"diam disini" bisiknya sambil menjilati telinga
[name].

[name] berusaha keras untuk menahan  erangan nya agar tidak di dengar siapapun.

"ekhem" Nathan berdehem melihat aksi mereka berdua.

"kita punya perjanjian dengan client jam 2 siang nanti." lanjut nya menatap jam bermerek terkenal.

"bisakah kau menggantikan ku dulu sementara-"

"tidak Ness! tidak! sudah beberapa kali aku bilang, pertemuan kali ini sangat penting, tidak bisa digantikan. ini menyangkut perusahaan." potong Nathan yang tau pola pikir Tuan nya.

Ness menghela nafas, mau tidak mau ia harus menghadiri pertemuan tersebut walaupun ia ingin sekali bermalas-malasan bersama [name].

.
.
.

seusai sarapan, [name] menonton TV di lantai dua mansion milik Ness. mencari program progam yang pas untuk mengisi ke gabutan nya.

Ness yang melihat hal itu menghampiri [name] dan duduk disebelahnya.

"em.. Ness, apakah aku boleh meminta keinginan pada mu?" ucap [name] ragu ragu.

"boleh sayang, lebih pun akan ku turuti permintaan mu itu. kau mau apa, hm?" tanya Ness membelai pipi chubby [name].

"emm.. a-aku ingin kembali bersekolah. sudah seminggu aku tidak masuk sekolah." ucap nya hati hati sambil menundukkan wajahnya.

"tentu, tapi berjanjilah pada ku jangan dekati cowo yang ada disana. maupun teman mu atau siapapun itu. kau paham?"

"SIAP!"

Ness terkekeh melihat reaksi [name]. lucu, itu lah yang menggambarkan pikiran Ness saat melihat [name]


"perlengkapannya?" tanya nya.

"aku akan mengantarkan mu untuk membeli semua perlengkapannya." balas Ness.

"sungguh?!" ucap [name] dengan mata berbinar.

"yes, beli apa yang kamu perlukan."

Drrt... Drrtt.... Drrtt

"ya?"

"...."

"mendadak? aku akan kesana bersma Nathan, suruh mereka siapkan keperluan terlebih dahulu."

tut.

"kenapa?" tanya [name]

"sayang, aku harus ke kantor sekarang. untuk belanja keperluan sekolah mu bisa minta salah satu pengawal ya, jika tidak mau jangan harap bisa keluar dengan mudah." ujar nya sambil mencium kening [name] lalu melenggang pergi.

sebelum meninggalkan [name], terlebih dahulu ia memberi kartu berwarna hitam kepada [name]. ia menerima kartu hitam itu dengan tangan bergetar, pasti isinya sangat luar biasa dibandingkan tabungan nya.

[name] bangun dari shofa lalu pergi ke kamar nya untuk bersiap siap membeli keperluan yang ia butuhkan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Allloowwwww paraaaa kaumm haluuu, apa kabar kalian? gimana reaksi kalian ketika liat cerita ini up lagi? wkwkw maafkan aku yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Allloowwwww paraaaa kaumm haluuu, apa kabar kalian? gimana reaksi kalian ketika liat cerita ini up lagi? wkwkw maafkan aku yaaa. semoga kedepannya aku rajin up lagi untuk istri Alexis Ness ini wkwkw.

okee? jangan lupa tinggalkan vote atau komen yaa, supaya aku bisa bersemangat. dan jangan lupa kasih tau aku apakah ada typo atau kesalahan dalam menulis. akan ku perbaiki.

okeeyy?? otsuukeiii♡

Alexis ness×[Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang