BAB 1| Araya Jyena Pandita

52 17 5
                                    

Perempuan dengan nama panjang, Araya Jyena Pandita itu berlari sekencang mungkin, rambutnya yang terikat dan baju nya yang sebelumnya rapi menjadi kacau-balau. entah apa yang membuat perempuan cantik dengan perawakan tinggi dan lansing itu terburu-buru hari ini. hingga dia menabrak seorang lelaki.

"Eh maaf aku ngga sengaja," ucap wanita itu sambil mengangkat kepala nya untuk melihat siapa lelaki yang dia tabrak.

perempuan itu terdiam membeku melihat siapa lelaki yang dia tabrak. Dia benar-benar tahu siapa lelaki ini. Lelaki tampan dengan badan yang tegap, dan pakaian yang rapi, menambah ketampanan lelaki tersebut.

Lelaki itu adalah Aksa Mahadevan, orang yang selalu menjadi topik pembicaraan antara araya dengan teman nya.

Aksa hanya diam dan mengangguk pelan kepada araya yang menabrak nya, lalu pergi meninggalkan Araya.

Baru beberapa langkah araya berjalan, dia sudah harus berhenti lagi saat mendengar seseorang memanggil namanya. "Araya!! Tunggu gua!" Teriak seorang wanita yang berlari dari belakang, dengan rambut terurai yang sedikit bergelombang.

Sepertinya urat malu wanita itu sudah tidak ada, karena wanita itu seakan-akan tidak peduli dengan tatapan dari orang sekeliling nya yang menatap sinis kepada nya.

"ishh, risa lu ngapain teriak-teriak sih?" ucap Araya yang malu dengan tingkah laku teman nya yang bernama risa itu.

"yaudah sih ar. Eh, tadi lu nabrak kak aksa ya? Gimana bau nya? Harum?" Araya hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan aneh dari risa.

Setelah percakapan singkat nan aneh itu, Araya dan risa berjalan di koridor dan melanjutkan pembicaraan mereka tentang Aksa.

Mereka berdua memang sangatlah cocok, sifat risa yang selalu gembira dan bersemangat cocok dengan sifat araya yang tidak terlalu banyak bicara, namun berbeda jika dia sudah di depan aksa, sifat nya akan berubah menjadi lebih gembira dan banyak bicara.

Tidak lama mereka berjalan, mereka sudah tiba di kelas mereka, untung dosen mereka telat masuk untuk hari ini.

Baru saja araya mendudukkan dirinya di kursi, dia sudah mendapatkan pertanyaan lagi dari risa. "ar, kenapa lu bisa suka sama kak aksa sih?" pertanyaan yang sudah sangat sering di dengar oleh Araya, mungkin Araya sudah sangat muak dengan pertanyaan dari risa itu.

"ris, tidak ada alasan untuk mencintai."

Risa merasa geli mendengar jawaban dari Araya.

Tidak lama sesudah percakapan singkat mereka, dosen yang mengajarkan mereka akhirnya tiba.

23:59 rain timesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang