[Newjeans lokal AU, Bbangsaz; Kim Minji & Pham Hanni]
.
Reinkarnasi? Dunia Paralel? Pada awalnya Maudy tidak mempercayai itu semua, hingga akhirnya ia dipertemukan dengan Hanshika- sosok yang selalu mampir ke dalam bunga tidurnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Moonstruck •
Hari ini, Maudy akan memulai kehidupannya sebagai sosok pelajar di bangku sekolah akhir.
Namanya Maudy Dirandra, si gadis berwajah ayu dengan tubuh yang tinggi semampai. Ia merupakan anak tunggal dari keluarga Dirandra.
Gadis berambut hitam legam itu saat ini tengah kewalahan. Ia sibuk mencari atribut yang wajib dikenakan pada saat pelaksanaan upacara senin pagi.
"Duh, mana sih topi nya?" Jerit nya dengan panik, sembari sesekali manik segelap langit malamnya melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kiri nya.
"Dy, cepetan, ntar telat loh!" Pekik sang Bunda yang berada di luar kamar nya.
Maudy memekik kesal lantaran topi yang seharusnya letaknya itu berada di meja belajarnya malah hilang entah kemana. Padahal Maudy ingat sekali, jika dirinya menaruh topi berwarna putih-abu itu tepat di atas meja belajarnya. "Bentar bun, topi aku belum ketemu!"
Tak lama kemudian pintu kamarnya itu terbuka, menampilkan Bunda yang tengah berkacak pinggang. "Udah cek di dalam tas kamu belum?"
"Udah kok, ga ada!" Pekik Maudy.
Lantas Bunda pun mendekati ransel Maudy yang terletak di ujung ranjang. Perempuan paruh baya itupun membuka tas Maudy yang berwarna beige itu. Dan benar saja, sedetik kemudian Bunda menemukan keberadaan benda yang Maudy cari itu.
Kedua mata Maudy bahkan sampai berhenti berkedip kala melihat Bunda yang mengangkat topi itu tinggi-tinggi, lengkap dengan ekspresi jengkel yang terpasang di wajah perempuan itu. "Ini apa?"
Maudy sampai tersedak saliva nya sendiri, sebelum akhirnya menjawab, "t-tadi ga ada loh, b-bun, beneran!"
"Cari itu pake mata, bukan pake mulut."
Jika sudah begini, pasti Maudy akan diceramahi tanpa henti dan Bunda pun pasti akan mengungkit ini terus.
Singkat cerita, setelah menikmati sarapan sederhama seperti roti panggang dan segelas susu hangat, tak lupa juga dengan siraman rohani dari Bunda akhirnya Maudy pun berangkat menuju sekolah baru nya.
Di sepanjang perjalanannya menuju sekolah, seutas senyuman tak pernah luntur dari wajah Maudy. Ia benar-benar tak sabar untuk menginjakkan kedua kakinya di sekolah baru nya. Maudy juga tak sabar untuk mencari teman baru nantinya.
"Aku pamit ya, Ayah," ucap Maudy sehabis ia menyiumi punggung tangan sang Ayah.
Pria tua dengan setelan kantoran itu tertawa kecil, sebelum akhirmya ia bergerak untuk menggusak pucuk kepala Maudy. "Semangat belajar nya, putri kecil Ayah."