Chapter 3 : "To the moon behind the clouds."

268 74 10
                                    

• Moonstruck •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Moonstruck •

























































































































"Muka lo kenapa keliatan suntuk banget?"

Pertanyaan dari teman sebangku nya yang baru— Helsa, ia biarkan mengudara begitu saja. Wajahnya tertekuk, dengan pandangannya yang tak pernah lepas dari Hanshika, sosok gadis yang semalam mampir ke dalam bunga tidur nya.

Kedua manik segelap langit malam itu menatap punggung sempit milik Hanshika dengan begitu tajam. Maudy seolah menaruh seluruh kebencian nya terhadap Hanshika melalui tatapan itu.

"Eh, selow dong kak liatin Hanshika nya," celetuk Helsa lagi sehabis ia mengikuti arah pandangan Maudy.

Maudy berdecak sebal, lalu segera menyembunyikan wajahnya di lipatan lengannya. Sungguh, ia sangat mengantuk. Tidurnya tak nyenyak semalam dikarenakan suara Hanshika yang seolah menghantui dirinya.

Lagi pula, kenapa bisa-bisa nya ia memimpikan Hanshika? Terus, siapa sosok Marchel yang Hanshika panggil di dalam mimpi nya itu?

"Ah, namanya juga mimpi," monolognya dalam hati, tak ingin memusingkan dirinya sendiri.

Sementara itu, di bangku depan— lebih tepatnya bangku Hanshika yang kini di isi oleh Damara, teman baru nya. Mereka tengah sibuk membahas konsep teori dunia paralel.

"Eh? Lo pernah liat gue di mana?" Tanya seorang gadis dengan wajahnya yang sedikit kebarat-baratan itu kepada Hanshika.

Ah, akhirnya ada seseorang yang tidak menganggap Hanshika sebagai gadis yang aneh. Ia senang sekali karena Damara, teman barunya ini mau mendengarkan ceritanya. "Dalam mimpi. Gue ga yakin itu beneran lo atau enggak, tapi wajah kalian sama persis tau."

Lihatlah bagaimana antusias nya Damara kala gadis itu mendengarkan ceritanya. Hanshika seolah merasa dihargai atas segala respon penuh ekspresif yang Damara tunjukkan. "Wah, gue jadi tertarik buat memahami dunia paralel seperti yang udah pernah lo bilang itu."

"Akhirnya gue punya temen yang tertarik sama konsep ini!" Balas Hanshika dengan riang, yang kemudian disambut dengan pekikan penuh semangat dari Damara.

Harsha— si sosok yang duduk di antara keduanya hanya bisa menghela nafasnya. Sungguh, kepalanya sangat tidak mampu mencerna pembahasan kedua gadis itu.

"Nambah satu lagi orang aneh di kelas ini," gumam Harsha.

Lalu, tatapan Harsha terjatuh pada Damara— si gadis berparas bule. Wajahnya sangat mungil, mungkin telapak tangannya bisa menutup seluruh wajah Damara.

Moonstruck | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang