Chapter - 01 | Ijab Kabul

2 0 0
                                    

“Saya terima nikah dan kawinnya Khairunisa Sanjaya binti Arifin putra Sanjaya dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan 50 gram di bayar tunai!”

Ucapan ijab kabul dari mulut seorang lelaki bertubuh tegap dan memakai pakaian pengantin warna putih itu terdengar begitu lantang, serta lancar hanya dalam satu tarikan nafas, menggema ke seluruh sudut masjid yang dijadikan tempat akad nikah.

Semua warga yang menyaksikan acara sakral itu nampak lega, namun ada beberapa wajah yang menampilkan raut sedih.

Tak terkecuali oleh sang pengantin wanita yang sedari tadi menunduk dengan kedua tangannya yang saling meremas di pangkuannya.

“Bagaimana para saksi, sah?” tanya sang penghulu, seraya melirik kanan kiri.

“SAH!”

Secara serempak, semua orang yang ada disana mengucapkan kata hamdalah. mensyukuri proses ijab kabul berjalan dengan lancar.

Setelahnya, pak penghulu mulai membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa. ditambahi dengan beberapa petuah tentang pernikahan dan kewajiban apa saja yang harus dilakukan pasutri baru itu. hingga di akhiri dengan mentandatangani berkas-berkas.

Begitu semuanya usai, sang penghulu menyuruh sang pengantin untuk bertukar cincin.

Dengan gerakan sedikit kaku dan perasaan tak menentu, sepasang pengantin baru itu menurut. posisi mereka saat ini sudah duduk berhadapan dan saling menunduk.

Nampak, sebelah tangan pengantin pria meraih cincin yang ada dikotak beludru. lalu mengarahkannya ke jari manis gadis di depannya yang kini sudah menjadi istrinya, menyematkan benda bundar berwarna putih itu disana.

Begitu pun dengan pengantin wanita, ia juga melakukan apa yang tadi suaminya lakukan. setelah itu, ia meraih tangan kekar itu dan menciumnya takzim.

Sementara si pemilik tangan meletakkan tangan lainnya di atas kepala sang istri sambil membaca doa.

Detik berikutnya, sang pengantin mulai menjauhkan diri dan pandangan keduanya saling bertemu beberapa saat, sebelum akhirnya saling memalingkan wajah.

Bagi Pengantin lain, mungkin akan merasa senang dan haru, sebab setelah ini statusnya akan berubah. menjadi seorang istri dari pria yang memiliki akhlak baik dan agamanya bagus, namun tidak untuk nisa.

Jelas saja, karena ini adalah bukan murni keinginannya. menjadi sosok pengantin pengganti sepupunya yang telah kabur beberapa jam sebelum akad di laksanakan.

Harusnya ia hanya menjadi seorang tamu dalam pesta pernikahan tersebut, namun nyatanya takdir berkata lain. ialah yang menjadi pengantinnya dan kini statusnya sudah menjadi seorang istri dari Gus muda dan berparas tampan bernama..

Muhammad Hasan Al-khatiri

***

“Selamat atas pernikahan kalian, semoga berkah sampai maut memisahkan, ya. Maafkan bibimu ini nisa karena telah memaksamu menikah dengan hasan, tapi kita tak ada jalan lain selain melanjutkan.” ucap Nara, bibinya Nisa dan ibu dari adik sepupunya.

Khumaira.

Sementara itu nisa yang mendengarnya, diam sejenak. raut wajahnya tak terbaca dan tatapannya lurus menatap wajah tua bibinya.

Dalam hati sejujurnya ia ingin protes, tapi rasanya percuma saja. ia sudah terlanjur menyetujui saran ayahnya yang memintanya untuk menolong keluarga bibinya.

Sebenarnya, nisa sendiri masih bingung dengan keadaan yang ada dan juga soal sepupunya yang tiba-tiba menghilang. jika memang tidak menyukai pernikahan ini, kenapa dulu ia menerima pinangan hasan? Dengan begitu, kan ia tak perlu berada di posisi sekarang dan membuat orang tuanya pusing.

PENGANTIN PENGGANTI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang