°°°
Gila! Pria yang beberapa jam lalu aku temui ini gila.
Pria yang baru saja kuketahui bernama Eros itu, kini tengah duduk di sampingku. Ya, tak apa jikalau duduk di sofa, ini di atas kasur!
Aku kini tengah berbaring tanpa bisa melakukan apapun saking lemasnya. Gara-gara aku yang memberontak terus, dia yang mungkin kesal tiba-tiba menarik pergelangan tanganku dan yah.. digigit.
Bukan, gigitannya bukan yang meninggalkan bekas bergaris membentuk gigi, tapi dua titik kecil menyerupai luka. Kalian pasti tahu kalau drakula atau vampir itu penghisap darah kan? Itulah yang dia lakukan kepadaku, setelah darahku disedotnya, aku ambruk tak sadarkan diri.
Tahu rasanya setelah sadar bagaimana?
Kepalaku pusing sampai rasanya ingin meledak, seluruh tubuhku lemas tak berdaya, bahkan berbicara saja susah sekali! Rasanya aku hampir mati, sungguh!
"Sayang sekali, nona. Wajah cantik berseri mu kini memucat seperti mayat."
Sialan!
"Seseorang yang tadi terus-menerus memberontak kini terbaring lemas. Naas nya nasib mu."
"Diam!" Oke suaraku sudah kembali.
"Minum." Mataku menatap kearah Eros yang kini hanya diam tak berkutik.
"Kau barusan menyuruhku?" Aku mengangguk tanpa ragu.
"Hebatnya kau, memerintah seorang pangeran mahkota? Wah.."
"Kan hanya ada kau di sini, aku mau minta tolong kepada siapa lagi?"
Eros tak mengindahkan ucapanku, dirinya malah kembali fokus pada buku yang sedari tadi ia baca.
Tok tok tok!
Aku menatap pintu kamar yang diketuk dari luar.
"Masuk!"
Seorang pelayan masuk setelah mendengar perintah Eros.
"Letakkan di sana." Eros menunjuk meja di samping kasur menggunakan dagunya.
"Kapan kau memanggilnya?" Aku menatap penasaran ke arah Eros, sedangkan yang ditanya malah menempatkan nampan berisi makanan kehadapanku tanpa berniat menjawab pertanyaan yang aku lontarkan.
"Terima kasih. Tapi sebenarnya aku hanya meminta minum" Ucapku.
Aku memang tak tahu diuntung, sudah syukur diberi makan.
"Ngomong-ngomong, apa alasanmu menculikku, tuan Eros?"
Dirinya terkekeh sejenak sebelum menjawab pertanyaanku, "aku tidak menculikmu."
Apa dia bilang? Kalau dia tidak menculikku bagaimana bisaaku ada disini, atau karena....
"Peri itu yang membawamu kemari."
Wah... Aku tidak menyangka Auly akan setega itu membawaku kepada seorang vampir.
"Tidurlah. Aku akan kembali lagi kemari setelah bulan menampakkan sinarnya."
Aku tak mengindahkan perintah yang dilontarkan Eros. Aku bahkan masih memikirkan ketegaan Auly setelah lelaki vampir itu pergi meninggalkan kamar ini.
Eros POV.
Mataku menatap menyusuri hutan rimbun yang terpampang jelas dari jendela menara ini.
Aku Eros, Eros Litaegare Denlis. Aku tumbuh menjadi seorang vampir yang cukup kuat. Terlahir dari gabungan antara bangsa vampir (dari ayahku) dan bangsa peri (dari ibuku) bukanlah hal yang mudah.Terkadang aku merasa ada dua kepribadian dalam diriku yang saling bertolak belakang.
Tok tok tok.
Aku mengucap izin lewat telepati pada seseorang yang mengetuk pintu menara tempatku bersantai.
"Permisi putra mahkota, sang raja hendak membicarakan sesuatu."
"Baiklah."
Aku membalikkan badan dan sudah melihat ayahku duduk di salah satu sofa yang ada di sana, tak mengherankan pergerakannya secepat kilat, karena dia seorang vampir.
Aku lihat ayah melambaikan tangan memberi isyarat pada pengawalnya untuk pergi meninggalkan kami berdua.
"Ada apa, ayah?"
"Aku merasa ada makhuk aneh yang datang ke kawasan kita."
Aku terdiam mendengar perkataan ayahku, sejujurnya aku juga merasakan hal yang sama.
"Apakah itu semacam penyihir yang menyamar, ayah?"
"Tidak. Aku merasakan energi yang murni, Eros."
Ayahku menghela nafasnya berat, "sepertinya di dunia ini memang benar-benar ada seorang manusia."
Aku menggeleng tegas. Tentu saja tidak ada, "manusia itu hanya mitos, ayah."
"Aku yakin, ini bukan energi menusia. Manusia itu hanya urban legend yang kita sendiri tidak tahu kebenerannya." Lanjutku.
"Justru karena kita tidak tahu kebenarannya, bisa saja itu benar, bukan?"
Aku memilih tak mengindahkan perkataan ayahku. Kembali menghadapkan kepala ke arah hutan rimbun yang asri di depanku.
"Baiklah, sepertinya hanya itu saja yang akan aku katakan padamu Eros. Aku serahkan urusan kali ini pada mu."
Setelah itu ayahku meninggalkan diriku sendiri.
Sejenak, mataku menyipit melihat pemandangan di bawah sana. Terlihat ada seorang peri yang menggendong seorang gadis yang bahkan harumnya sampai ke hidungku.
Tentu bukan hal yang baik membiarkan kedua gadis itu berada di kawasan bangsa kami, jadi dengan segara aku menghampiri mereka.
"Apa yang dilakukan bangsa peri di sini?"
"Aku rasa, aku menemukan bangsa kalian yang tersesat." Jawab sang peri. Aku memang mengenalnya karena ibunya salah satu orang penting di negara ini.
"Kau, bawa dia!"
Menggendong tubuh kurus seorang gadis memang bukan hal sulit, namun sebagai putra mahkota rasanya agak tidak pantas, jadi akhiranya kuserahkan pada asisten pribadi ku.
Mataku tak lepas dari gadis yang kini digendong oleh Carrel. Baunya, sangat amat wangi hingga rasanya menusuk hidungku, wajahnya dan kulitnya memang putih pucat seperti bangsa kami, tapi dari baunya saja jelas makhluk ini bukanlah seorang drakula.
"Carrel, tempatkan dia di salah satu sel yang bagus."
"Gadis yang menarik." Mataku mrmindai tajam pada gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
What the hell?!
FantasíaBinara tidak menyangka, dunia yang orang-orang bilang hanya mitos kini dapat ia jangkau. Berawal dari dia yang siap menjadi kelinci percobaan ayahnya dalam proyek gila, Binara memasuki dunia yang biasa orang sebut sebagai dunia immortal. Mampukah Bi...