Gama

34 5 3
                                    

(*~hyuckna~*)





Gama POV.

Pernikahan yang di gelar tadi pagi siap pada siang hari, nanti sore dia akan menjemput istrinya itu di rumah mertuanya.

Gama Bramasta begitulah namanya, dia tidak menduga bahkan tidak pernah membayangkan akan menikah di usianya ini.

Yah, buat uke atau wanita kalau usianya udah 23 tahun akan dikatai perawan tua tapi kalau buat lelaki ya bebas.

Walaupun ada acara pinangan tapi kalau pihak lelakinya belum siap maka dia boleh tidak ikut acaranya, jadi mereka punya waktu untuk sampai benar-benar siap untuk menikah.

Cukup terkejut ketika baru pulang dari ladang dan langsung di beritahu kan bahwa keluarganya ini sudah mendaftarkan bahkan sudah memilih jodoh untuk dia.

Gama yang tinggal bersama keluarga besar ayahnya hanya bisa terdiam, dia juga tidak bisa nolak karna memang sudah seperti itu adatnya.

Dia memang tidak ikut melihat seperti apa jodoh yang di pilihkan keluarganya ini karna acaranya aja dia tidak mau ikut karna yah dia tak mau jika istri nya nanti di jadikan pelayan di rumah kakeknya ini.

Dia tidak tau apa istrinya ini wanita atau uke, tapi semoga bukan seseorang yang manja, memuakkan dan merepotkan dirinya nanti.

Keluarga nya memang begini selalu memutuskan sesuatu Tampa meminta persetujuan nya terlebih dahulu.

Sampai acara nya selesai Gama baru tau kalau istrinya itu uke namanya kala, dia taunya dari sepupu gendutnya yang memang suka mengejek dirinya, ngak sadar banget tuh badan gedenya udah melebihi gentong.

"Gama kamu Taukan kalau keluarga kita tidak menerima menantu uke disini" ucap kakek Bramasta yang menjadi tetua di rumah mereka.

"Jadi kamu tidak bisa membawa pulang dia, ke rumah ini"

Para paman dan bibi Gama wajahnya langsung sumringah mendengar perkataan kakek Bramasta.

Ini yang mereka mau dari dulu, dengan begini warisan Bramasta akan di bagi kepada mereka saja, peminangan ini juga rencana mereka sebenarnya.

"Iya kek"

"Baiklah, sekarang kamu ambil barang barang kamu dan keluar dari rumah ini"

Gama hanya menghela nafas pelan, dia tau tak ada di keluarga ayah nya yang mau dan benar benar menyayangi nya, sekalipun kakek Bramasta.

Gama sadar hanya di jadikan sebagai budak untuk mengurus ladang mereka di sini, dia tak membantah atau protes karna lelah juga lama lama berada di keluarga yang seperti ini.

Sore hari Gama sudah siap dengan barang nya dia keluar dari rumah dan terlihat beberapa orang yang berdiri di halaman rumah, seperti nya ini kerjaan para bibi nya yang sengaja memanggil mereka untuk jadi saksi pengusiran Gama.

"Dengan ini, aku, Bramasta menyatakan bahwa Gama bukan lagi bagian dari keluarga Bramasta sejak hari ini sampai selamanya!" Ucapan lantang sang kakek disambut dengan senyuman bahagia keluarganya.

Orang orang yang berada disana sebagian ada yang senang dan sebagiannya lagi ada yang menyesalkan, kenapa mereka mau mengusir Gama, padahal selama ini yang mengurus ladang mereka adalah Gama, dia juga anak yang rajin bahkan lebih rajin dari menantu lelaki kakek Bramasta.

Sungguh di sayangkan hanya karna istri Gama yang di ketahui bergender uke mereka sampai mengusir anak itu, padahal kan adat mengatakan jika keluarga atau peminang tidak boleh menolak anggota keluarga baru mereka.

Keluarga Bramasta benar benar bodoh, sekarang mereka bisa bersenang-senang karna tidak ada Gama tapi nanti mereka pasti akan menyesalinya.

Sedikit pengenalan keluarga Gama yang di ketuai oleh kakek Bramasta, Keluarga Bramasta ini memiliki  4 kepala keluarga. Bramasta memiliki 5 orang anak 3 laki-laki 2 perempuan tapi salah satu anaknya meninggal yaitu ayah Gama berserta Amanda greater istrinya.

New lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang