berberes

24 3 0
                                    



(*~hyuckna~*)



Besoknya mereka bersama-sama membersihkan ke sekeliling rumah, daun kering kala bakar agar tak tertiup angin dan halaman rumahnya kembali kotor nanti.

Mereka baru membersihkan rumput di sebelah kanan rumah, rumputnya di ikat oleh Gama kayaknya nanti dia mau jual ke peternak di desanya, yang biasanya dia yang memotong rumput untuk hewan ternak di sana.

Mereka istirahat sebentar setelah dahaga sudah hilang mereka lanjut membersihkan rumah, kala tinggal sendiri di sana karna Gama mengantarkan rumput dulu.

"Pakunya jangan di babat deh, ini bisa di jual nanti, tapi laku ngak ya"

Kala takutnya tak laku karna Gama seperti tak mengenali daun paku ini, dia bahkan mengatakan jika dia baru merasakan sayur paku yang kala masak kemarin.

"Nanti aku tanyakan pada Gama"

Kala beristirahat dia cepat lelah karna umumnya memang lebih lemah dari tubuhnya yang dulu yang bisa di katakan tahan banting, kala jarang sakit.

Sorenya Gama baru datang dengan sebuah karung berisi buah, dia bilang buahnya dia dapatkan di jalan ketika pulang tadi.

Kala melihat jika buah yang di bawa Gama adalah jeruk dan apel, Gama menyebut apel dengan buah hutan yang bisa di makan.

"Kalau tanaman paku di jual, laku ngak?" Tanya kala

"Heem, tidak tau juga, tapi para warga desa tak pernah mengolah daun itu jadinya ya, tak ada yang mau memakannya, mereka menganggap daun paku sebagai hama"

"Ah sayang sekali, padahal kalau mereka bisa mengolahnya pasti mereka tau betapa enaknya daun paku ini"

"Besok kita coba membawa nya ke kota, mana tau ada orang yang mau membeli daun ini"

"Oke, aku akan memetiknya besok"

"Hah... Aku akan menombak ikan untuk kita malam ini"

"Aku ikut!" Seru kala

"Baiklah ayo, tapi kau harus tenang nanti jangan menimbulkan suara apapun"

"Baiklah!"

Mereka ke sungai dan mencari tempat yang terdapat ikan nya, dengan bambu runcing di tangan nya Gama dengan jeli melihat kedalam air.

Kala tak ikut dia hanya melihatnya dari pinggiran sungai, sambil melihat ke sela sela batu, mana tau ada udangnya.

Gama mendapatkan 4 ekor ikan tak terlalu besar tapi ini cukup untuk mereka berdua, kembali kerumah dan Gama memanggang ikan selama kala menanak nasi.

Ikan matang nasi juga sudah matang, mereka makan dengan alas daun, bukannya tak ada piring tapi makan lebih nikmat jika begini.

"Jika dinding rumah kita ganti atau di lapisi dengan lumpur apakah bisa?"

"Tidak bisa kita harus menggantinya, dan membongkar semua dinding"

"Besok jam berapa kita ke pasar?"

"Kita akan pergi mendekati jam makan siang saja"

"Kak Gama, kau bisa membuat lemari atau meja untuk baju kita?"

"Tentu saja bisa besok aku akan memotong beberapa bambu untuk membuat nya"

"Aku tidak sabar melihat hasilnya nanti, kak Gama jika bisa potonglah bambu lebih banyak nanti ya"

"Baiklah, habiskan makanan mu, kita akan istirahat cepat malam ini"

Kala dengan senang menghabiskan makanannya, setelah mencuci tangan dan minum mereka istirahat di kamar tak langsung tidur karna mereka baru saja makan.






New lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang