roti

11 2 0
                                    

(*~hyuckna~*)

Kala mengulen adonan roti yang di buatnya semalam, karna pada zaman ini belum ada ragi jadinya kala mendiamkan adonan nya semalaman, agar adonan rotinya menjadi lembut.

Setelah adonan nya siap, Kala membaginya menjadi beberapa bagian, dan kembali megulen nya sebelum membentuknya.

Setelah semua adonan siap kala menyusunnya di pemanggang tanah liat yang dia buat kemarin, adonan sudah masuk panggang sekarang kala akan memasak untuk makan siang mereka.

"Baiklah ini meleset dari perkiraan kita"

"Paman benar, pekerja yang paman bawa memang sangat handal"

"Yah, paman akan berbangga dengan hal itu"

Mereka terkekeh dan melihat lagi ke arah bangunan yang hampir siap itu, gama cukup terkejut jika rumahnya bisa siap Minggu depan, awalnya perkiraan mereka rumah ini akan siap mungkin 5 bulan atau lebih.

"Kenapa paman baru tau kalau kau keturunan keluarga Greater?"

"Aku sengaja paman, bukannya tak ingin di akui tapi jika keluarga ayah tau aku yakin lahan ini tak akan pernah menjadi milik ku"

"Yah, aku cukup tau seperti apa keluarga ayahmu itu"

Sebenarnya pernikahan orang tua gama tak pernah mendapat restu dari keluarga Bramasta, tetapi ayah gama nekat menikahi pacarnya tak peduli jika sang ayah akan mengusirnya.

"Hah, ayah mu padahal orang yang baik, cukup di sayangkan keluarga nya malah sebaliknya"

"Aku cukup tau bagaimana keluarga ayahku"

Ya selama hidupnya tak pernah ada anggota keluarga Bramasta yang benar-benar memperdulikan, mereka keluarga yang berambisi untuk menjadi kaya tapi sayang mereka pemalas.

Ketika gama berkerja keras di ladang paman dan bibinya malah santai-santai di rumah begitu juga sepupunya yang lain.

Menantu laki-laki kakeknya itu akan ke ladang saat masa panen saja, selebihnya gama yang mengurus ladang.

"Paman kak gama, aku membawakan kalian roti, cobalah"

"Ini roti, waaah aroma nya bahkan tercium dari jauh"

Kala terkekeh, dia membagikan roti itu kepada gama dan paman Danu para pekerja juga mendapatkannya.

"Ini roti, kenapa bisa seempuk ini"

"Wah ada isinya"

"Apa isinya ini? kelapa?"

"Benarkah, rasanya sangat enak"

"Kau benar aku baru merasakan roti yang seperti ini"

Ujar para pekerja yang sedang menikmati roti buatan kala.

"Ini sangat enak kala, bagaimana kau membuatnya? Aku tak bisa berhenti mengunyah roti ini, ini beda dari yang biasa aku makan"

"Hehehe, paman bisa saja, paman tenag saja rotinya masih ada di dalam nanti aku akan memberikannya untuk paman dan juga lainnya"

New lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang