Tangan nya terangkat. Dengan pandangan buram ia menatap punggung tangan nya yang tertusuk jarum infus. Ia pun menarik kesimpulan bahwa kini tubuhnya tengah terbaring di rumah sakit sebab alergi sialan yang tak bisa ia cegah.
Rosie sangat ceroboh, ia tau itu.
"Aduh, kepala ku sakit.." Lirih nya
Veenan yang baru saja masuk langsung cepat-cepat hampiri gadis itu dengan raut khawatir yang tak bisa di tutupi.
"Udah bangun? Kamu baik-baik aja? Dimana yang sakit? Mau makan apa?"
Rosie diam sesaat dan mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum nya, matanya sontak melebar saat mengingat Veenan yang mengangkat tubuhnya lalu meninggalkan Jena dan Joel.
"Mba Je-"
"Sudah aku antar pulang."
Rosie bernafas lega.
"Aku panggilin dokter?"
"Hmm, boleh deh mas. Aku sekalian pengen izin pulang. Aku mau tidur di rumah aja."
"Kamu yakin?"
"Iyaa. Aku pengen minta maaf sama Mba Jena. Dia pasti khawatir."
Veenan menghela nafas dan mengangguk.
"Ya sudah kalau kamu mau nya begitu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku pengen mati aja Mas."
"Gila kamu. Kenapa lagi sih?"
Jena menyeka airmata nya, ia menyandarkan tubuhnya di kursi empuk, duduk dengan kaki bersila ditemani rokok yang di apit antara jari telunjuk dan jari tengah, memandang indahnya langit Jakarta dari balkon kamarnya.
"Suami aku benci banget ya sama aku? Sampai-sampai dia udah jatuh cinta sama adik aku."
"Ngaco kamu. Rosie masih kecil lho, mana bis- ck, jangan sembarangan Jenaaa.."
"Kenyataan nya begitu. Dia selalu memperhatikan Rosie, dia selalu senyum tiap Rosie perhatian ke anak kami, dia tau segalanya tentang Rosie sampai alergi nya bahkan rela-relain gendong Rosie dan ninggalin aku begitu aja. Aku tau Mas, kelihatan jelas sekali kalau Mas Veenan punya perasaan ke adik ku."
"Aku kalau jadi Veenan pun akan lakukan hal yang sama sebagai lelaki. Dia hanya khawatir sama adik iparnya, jangan berburuk sangka. Apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu bahkan gak melihat Rosie di rumah sakit 'kan? Kakak macam apa kamu, wajar saja kalau Veenan lebih memperhatikan Rosie."
