Kim Dokja benar-benar tidak tahu bagaimana di bisa pulang ke rumah hari itu. Dia merasa naik ke atas bus dengan hati yang sulit tenang. Setibanya di rumah, dia juga beralasan kalau dia ingin menghabiskan waktunya hari ini dengan orang tua baptisnya. Meski semua itu hanyalah alibi agar dia bisa menghindari Yoo Joonghyuk sementara waktu dan menjaga jarak darinya, Yoo Joonghyuk sendiri malah tetap memberinya anggukan pengertian dan tidak mengatakan apa-apa lagi saat mereka berpisah di depan pintu pagar rumah masing-masing.
Setelah itu, Kim Dokja hanya ingat dia dipeluk ibu baptisnya yang cantik dan beraroma wangi. Ibunya yang berdarah campuran Prancis-Inggris dan penuh senyum memikat. Wanita berambut cokelat panjang nan bergelombang itu menariknya masuk ke rumah. Dia memamerkan beberapa koper yang terbuka dan diisi setumpuk oleh-oleh dari Prancis.
Di sofa, terduduk seorang pria berambut hitam panjang yang diikat satu di tengkuk dan disampirkan ke bahu dengan gaya yang menawan, pria berdarah Jerman-Inggris itu menyambut Kim Dokja dengan senyum tipis.
Mereka adalah orang tua baptisnya, Persephone dan Hades.
Singkat cerita, Persephone adalah kakak angkat dari ibu kandung Kim Dokja yaitu Lee Sookyung.
Sebelum meniti karier menjadi penulis buku serta pengusaha kafe, Lee Sookyung adalah yatim piatu yang kemudian diadopsi dan dibesarkan oleh keluarga Persephone di Prancis. Baru setelah Lee Sookyung lulus SMA, dia kembali ke Korea dan mengambil jurusan manajemen bisnis di universitas. Di sanalah, dia akhirnya berkenalan dan menjadi sahabat baik ibu Yoo Joonghyuk.
Setelah Lee Sookyung menikah dan tinggal menetap di Korea bersama suaminya, Persephone yang kemudian juga menyusul menikah dengan Hades jadi terbiasa datang mampir menjenguk adik angkatnya. Terlebih, setelah kelahiran Kim Dokja.
Terkadang Kim Dokja merasa Persephone dan Hades lebih mirip orang tua kandungnya sendiri jika menilai kepedulian mereka, ketimbang orang tua yang terikat darah dengannya.
Tidak tanpa alasan dia mengakui itu bila mengingat bagaimana keduanya yang tinggal di belahan dunia berbeda jauh lebih sering menghubunginya, entah sekadar bertanya kabar ataukah ingin tahu ada cerita apa di keseharian putra mereka hari ini. Persephone juga sering ikut mengabari kesehariannya dan Hades di Prancis, menceritakan banyak hal seputar karier, keluarga maupun mengajak Kim Dokja bernostalgia.
Tak jarang pula Hades akan mengirimkan pesan, bertanya apa ada yang dibutuhkan putranya atau sebatas mengabari bila dia telah mengirimkan sejumlah uang saku dan putranya bisa pergi mentraktir teman-temannya atau membeli buku-buku baru. Jumlah uang yang rutin ayah baptisnya kirim, mau tak mau kadang membuat Kim Dokja berpikir bahwa itu sungguh berlebihan. Uang sebanyak itu jangankan beli buku, biar dipakenya berbelanja gadget juga masih banyak tersisa.
Kembali pada masa ini, berkat antusias ibu baptisnya, Kim Dokja tidak punya ruang ataupun waktu untuk memikirkan semua masalah yang sudah terjadi, dia menaruh seluruh fokusnya menyambut orang tua baptisnya yang akan menginap di rumahnya selama dua minggu ke depan.
Dengan demikian, pagi selanjutnya saat Kim Dokja sedang mengenakan kemeja putih seragamnya, dia merasa sangat berat untuk membawa kakinya beranjak ke sekolah. "Ayolah, Kim Dokja!" Dia menepuk kedua pipinya dan meneguhkan diri maupun hati yang tengah didera goyah.
"Seorang pria harus tahu caranya bertanggung jawab atas kata-katanya," gumam Kim Dokja mengulang kembali ajaran yang sering dituturkan oleh Hades padanya.
Dengan begitu, Kim Dokja mengikat simpul dasi merahnya dengan rapi, mengenakan blazer berwarna biru gelap lalu menarik tas punggungnya dari meja belajar. Dia turun ke lantai dasar pagi sekali, meluangkan waktu untuk sarapan dengan orang tua baptisnya sambil bertukar cerita hangat tentang berbagai hal baru kemudian berpamitan hendak berangkat sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/379077220-288-k134037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Nonsense and a Whole Lot of Love (JoongDok)
Fanfiction[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Hubungan Kim Dokja dan Yoo Joonghyuk selalu terikat dalam status teman kecil dan itu sudah berlangsung sejak mereka masih dalam kandungan. Mau bagaimana lagi, rumah mereka berdampingan dan orang tua mereka...