06

112 24 2
                                    

Seperti hari biasanya, Zean bangun lebih pagi karena harus menyiapkan keperluan Biel untuk ke sekolah. Hanya saja pagi ini sedikit berbeda, karena saat Zean terbangun di sampingnya ada sang istri yang masih terlelap dengan nyenyak. Namun, meski begitu Zean tidak membangunkan sang istri untuk membantunya mengurus Biel. Karena ia tahu, jika pagi ini sang istri masih butuh banyak waktu untuk beristirahat.

Chups... Zean mengecup kening Marsha ,lalu kembali menarik selimutnya untuk Marsha. Setelah itu, ia beranjak membangunkan putrinya karena harus bersiap ke sekolah.

Mendapat ciuman dari Zean, Marsha sedikit terusik . Akan tetapi ia hanya sedikit menggeser posisi tidurnya, lalu kembali terlelap . Sementara Biel, gadis kecil itu berjalan ke kamar mandi dengan sedikit bantuan sang Ayah karena masih mengantuk.

Klik... Zean menyimpan air hangat untuk Biel mandi, sementara Biel berdiri di depan wastafel untuk menggosok giginya. Setelah itu, Biel pun bergegas mandi dan sang Ayah turun ke dapur untuk membuatkan bekal.

"Pagi Mah, Yah..," Zean menyapa Mama Donna dan Ayah Reza yang ternyata sudah berada di dapur, membuat sarapan.

"Eh, Zean....pagi nak ,"Mama Donna membalas sapaan Zean, lalu kembali sibuk membuat sarapan.

Zean melihat Mama Donna menyiapkan bekal untuk Biel. "Eum ,Mah...itu buat Biel ?" tanyanya.

Mama Donna sejenak menoleh pada Zean. "Oh ini, iya ..Mama sengaja buatin bekal. Takut, kamu kesiangan bangunnya ,"jawabnya diakhiri dengan senyuman penuh arti.

Zean mengusap tengkuknya, melihat senyum Mama Donna yang membuatnya canggung . "Eum, kalau begitu Zean ke kamar lagi ya Mah, Yah. Mau bantu Biel siap-siap ,"ucapnya, kemudian kembali ke kamar.

Mama Donna kembali tersenyum sembari menggeleng samar. Karena ia tahu apa yang terjadi semalam ,mengingat kamar Marsha bukanlah kamar kedap suara .

**

Memakaikan seragam, hingga mengikat rambut adalah kesibukan Zean selain menyiapkan bekal untuk Biel. Begitu juga dengan pagi ini, di samping tempat tidur Zean memakaikan putrinya seragam setelah putrinya keluar dari kamar mandi dengan pakai dalam.

"Aahhk... ,"Zean sedikit meringis saat putrinya tidak sengaja menarik rambutnya saat hampir terjatuh ketika mengangkat kaki.

"Solly Ayah ,"ucap Biel.

Zean berdehem, lalu meminta putrinya untuk duduk memunggunginya. Karena ia akan mengikat surai panjang putri cantiknya itu. "Ayah ,hari ini kucil satu aja ...,"pinta Biel padanya.

"Siap tuan putri ,"ucap Zean .

Mendengar sedikit kegaduhan sejak beberapa menit lalu, membuat Marsha terusik dan sedikit membuka kedua matanya. Senyumnya, terukir melihat Biel yang sudah rapi dengan seragam sekolah dan Zean membantu Biel mengikat rambut. Namun, ia masih setia bersembunyi di balik selimut mengingat tidak ada sehelai benang yang ia pakai.

"Dah rapi ,wangi dan cantik... Princess Biel siap untuk sekolah hari ini ,"ucap Zean setelah selesai mengikat rambut putrinya.

Srek... Biel berbalik, menangkup kedua pipi sang Ayah lalu mencium keningnya. "Telimakasih Ayah ..,"ucapnya.

"Sama-sama sayang ,"ucap Zean.

Biel tiba-tiba terdiam, ia terfokus dengan sang Bunda yang masih terlelap di belakang sang Ayah. "Ayah, Mbunda telus dilumahkan ?"tanyanya.

Zean mengangguk. "Eum ,Bunda akan terus di rumah sama kita ,"jawabnya.

"Bel-alti mBunda antal jemput Biel sekolah ?" tanya Biel.

Lagi, Zean mengangguk. "Eum , Biel senang ?" .

Kedua mata Biel melebar dan berbinar. "Wahh...selius Ayah ?".

"Dua miliyar rius... ," jawab Zean, tersenyum gemas .

Menyadari sudah jam 07.00 pagi, Zean pun mengajak putrinya untuk segera berangkat ke sekolah. Namun, ia meminta putrinya untuk berpamitan dengan sang Bunda. Akan tetapi sayangnya, Biel tidak berani membangunkan sang Bunda dan hanya memberi ciuman singkat di kening.

"Ayah ayo..., "Biel menarik tangan sang Ayah, dan keduanya pun segera keluar sebelum sang Bunda terbangun.

Srek... Marsha mengambil duduk setelah menarik selimutnya. Air matanya tiba-tiba mengalir dengan rasa bersalah yang begitu menggunung pada Biel. Ia seperti baru menyadari banyak hal yang ia lewatkan tentang putrinya itu.

***

Hari beranjak siang ,jam sudah menunjukkan pukul 08.30. Marsha terlihat keluar dari kamar mandi dan segera mengambil duduk di sudut tempat tidur, karena teringat dengan ponselnya yang sejak kemarin belum ia sentuh. Banyak pesan singkat dan panggilan tak terjawab yang ia lewatkan, termasuk pesan singkat putrinya beberapa hari lalu yang menunjukkan hasil gambar di pasar malam.

"Lucu banget sih kamu , " Marsha bergumam ,setelah mendengarkan voicemail yang putrinya kirim.

Marsha kembali membaca pesan singkat yang belum terbaca olehnya, sampai ia mendapati beberapa pesan singkat dari Revan. Namun sayangnya belum sempat terbaca, sang Mama sudah memanggilnya untuk turun.

Tap....Tap...Tap.... Marsha berjalan menuruni anak tangga, menghampiri sang Mama .

"Pagi Mah...," Marsha berhambur memeluk sang Mama yang masih duduk di meja makan.

Mama Donna berdehem, mengusap pipi Marsha dengan lembut. "Sarapan gih, udah Mama siapin ,"ucapnya.

Chups... Marsha mencium pipi sang Mama, lalu mengambil duduk untuk sarapan.

"Zean ke mana Mah ?" tanya Marsha.

"Suami mu itu tiap pagi ke Caffe, setelah antar Biel sekolah. Pulangnya nanti, pas Biel pulang sekolah. ,"jawab Mama Donna yang sudah hafal dengan rutinitas sang Menantu.

Sembari mengunyah, Marsha mengangguk samar lalu mengajukan beberapa pertanyaan tentang sang suami pada sang Mama. Karena jujur saja, meski mereka berkomunikasi setiap hari tidak semua hal mereka ceritakan. Seperti hal berat yang terjadi, sangat jarang mereka berbagi karena takut membuat beban satu sama lain .

***

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang, Biel dan teman-temannya tengah menikmati jam istirahat mereka. Biel dan Deylin yang selalu membawa bekal tetap berada di dalam kelas mereka. Tidak lama ,Regie yang berada di kelas lain datang bergabung.

Melihat teman-teman dekatnya sudah datang, Biel mengeluarkan coklat yang tadi sang Ayah berikan. "Ini buat kalian ,"ucapnya.

"Wah, tumben Om Zean kasih kita coklat ,"ucap Regie.

"Iya lah, mBunda aku yang beli ,"ucap Biel.

Regie dan Deylin saling tatap sejenak, lalu sama-sama menatap Biel. "Bunda kamu udah pulang ?" tanya mereka.

Biel mengangguk dan senyumnya terukir merkah ."Wahhh...akhirnya, kalau begitu Mama-mama kita bisa main bareng sama kita ,"ucap Regie.

"Yess.. akhirnya enggak berbagi Mami lagi ,"saut Deylin.

Biel mendengus, lalu bertopang dagu tanpa suara membuat kedua sahabatnya itu memberikan tatapan bingung. "Kila-kila mBunda sayang enggak ya sama aku ?".


Sementara itu di Caffe.

Setelah di kagetkan dengan kedatangan Marsha yang tiba-tiba, kini Zean pun memperkenalan Marsha kepada para anak buahnya. Setelah itu, Zean membawa Marsha ke dalam ruanganya untuk makan siang bersama .

**____***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Little Family's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang