Hari ini, hari di mana misi mereka dimulai kembali. Ada banyak hal yang sebenarnya Abidzar khawatirkan, tapi akhirnya ia memilih untuk percaya pada Yesa dan gadis itu pun meyakinkannya untuk melakukan semua ini bersama-sama. Mereka kelas tidak ingin reputasi yang selama ini dibangun susah payah di depan anggota komunitas khusus, sia-sia hanya karena ada satu misi yang gagal. Yesa dan Abidzar sama-sama tidak menginginkan hal itu terjadi.
Selama menuju sekolah, Abidzar gugup bukan main. Ia tidak pernah segugup ini sebelumnya, bahkan misinya kemarin-kemarin jauh lebih menegangkan, namun Abidzar tidak merasa segugup ini. Apa karena ini pertama kali ia akan melakukannya bersama dengan lawan jenis? Mereka kali ini akan bekerja sama. Jelas ini berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Sampai di sekolah pun, Abidzar masih merasa gugup. Ia bahkan menggosokkan kedua telapak tangannya dan meniupnya seolah-olah telapak tangan itu sedang kedinginan, padahal sebenarnya hanya perasaan Abidzar saja. Ia bahkan harus menenangkan diri di sebelum benar-benar masuk ke sekolah.
Tadi pagi, Yesa sempat memberinya arahan, kalau mereka harus melakukannya ketika ada banyak orang. Dan jam istirahat adalah pilihan pertama mereka. Abidzar sebenarnya masih belum siap untuk menjadi pusat perhatian. Ia yakin Yesa pun merasakan hal yang sama, karena keduanya memang tidak suka menjadi pusat perhatian. Demi misi ini dan masa depan mereka, Abidzar akan rela melakukan semuanya, termasuk rencana besar mereka saat ini.
Begitu masuk ke dalam kelas, Abidzar masih belum menemukan keberadaan Yesa. Tas gadis itu juga belum terlihat. Namun akhirnya ia kembali memusatkan pikiran ke hal yang lain. Terlalu fokus pada Yesa hanya akan membuat Abidzar kembali kehilangan fokus pada yang lain. Ia juga mengingatkan dirinya apa yang akan ia lakukan nanti di jam istirahat. Sayangnya, kegelisahan Abidzar dapat terlihat jelas oleh kedua teman akrabnya, Ammar dan Nabil.
"Lu kenapa, sih?" Pertanyaan dari Nabil membuat Abidzar sontak menoleh, ia terkejut.
"Hah? Nggak kenapa-kenapa kok. Emang gue kenapa?"
"Lo dari tadi keliatan kek lagi nyari orang, keliatan kayak orang bingung. Kenapa, sih?" Kali ini giliran Ammar yang bertanya.
Sial sekali Abidzar ketahuan padahal ia hanya merasa gugup. Tapi tak apa, Abidzar berharap improvisasinya setelah ini akan membantu jalan mereka melakukan misi besar itu.
"Keliatan banget gue lagi nyari orang ya?" Kedua temannya mengangguk secara bersamaan. Abidzar tertawa.
"Sebenarnya nggak lagi nyari siapa-siapa sih, cuma bingung aja kenapa dia belum dateng."
Dia? Ungkapan Abidzar barusan sukses membuat kedua temannya bertanya-tanya. Abidzar sedang membaca isi hati mereka. Ammar sedang bertanya siapa yang Abidzar maksud dan Nabil pun mempertanyakan hal yang sama. Dan inilah puncaknya, ia tidak akan memberitahu mereka siapa orang yang ia cari. Abidzar sekarang sedang memancing rasa penasaran temannya. Ia yakin sekali Ammar dan Nabil akan terkejut kalau tahu yang ia cari dan tunggu adalah Yesa.
"Siapa? Lo lagi nunggu siapa?" Kan, Nabil tidak sabaran bertanya. Akhirnya cowok itu mengeluarkan isi hatinya.
Abidzar tidak menjawab. Dan memang benar, pertanyaan itu tidak akan terjawab sampai nanti jam istirahat mereka. Abidzar akan memperlihatkan siapa orang yang ia tunggu pada mereka berdua. Abidzar juga sedang memperkirakan bagaimana reaksi keduanya jika ia mulai terang-terangan terlihat menyukai Yesa.
Ah, babak menyenangkan hampir dimulai.
***
Kondisi yang sama juga dialami oleh Yesa. Ia gugup setengah mati bahkan berangkat sekolah lebih lambat dari biasanya. Jujur, Yesa tidak siap melakukannya. Namun mengingat kalau ia sendiri yang mengusulkan ide ini, tidak mungkin Yesa ingkar janji. Toh, di sini tugasnya memang membantu Abidzar menjalankan misinya. Dan strategi yang akan mereka lakukan ini, Yesa yakin mereka akan berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bolt From the Blue
Teen Fiction(ON GOING) Abidzar salah satu anggota komunitas eksklusif yang memiliki kemampuan khusus dapat membaca isi hati manusia, memiliki misi terlarang yakni membuat para remaja jatuh cinta. Larangan jatuh cinta yang tertulis dalam dunia mereka, membuatnya...