- BJC - #3

8 2 4
                                    

Hari-hari berlalu dan hubungan Rendra serta Sylvi semakin akrab. Mereka menghabiskan waktu bersama di berbagai tempat di desa, mulai dari mengunjungi pasar tradisional hingga mendaki bukit kecil yang menghadap ke ladang. Setiap momen terasa penuh warna, dan Rendra mulai menyadari bahwa hidupnya yang terasing di kampung ini membawa arti baru.

Suatu sore, saat mereka duduk di atas rumput hijau, Sylvi mengeluarkan sketsa yang dia buat. "Lihat, ini gambar kita di sini," katanya, menunjukkan gambar mereka berdua di bawah pohon besar.

Rendra terkejut. "Wow, kamu jago sekali menggambar! Aku terlihat keren, ya?"

Sylvi tertawa, "Kamu mungkin merasa keren, tapi sebenarnya kamu hanya terlihat agak culun di gambar ini."

"Culun?!" Rendra berpura-pura marah, tetapi senyumnya tak bisa disembunyikan.

Kedekatan mereka mulai membuat Rendra merasakan sesuatu yang lebih. Namun, saat dia mencoba menggali perasaannya, keraguan datang. Apakah dia siap untuk jatuh cinta? Dia baru saja menjalani masa sulit, dan bagaimana jika hubungan ini hanya sementara?

---

Ketika akhir pekan tiba, Rendra memutuskan untuk membantu neneknya di kebun. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa beradaptasi, meskipun dia masih merasa terjebak dalam situasi ini. Sylvi datang dan menawarkan bantuannya.

"Apakah kamu ingin aku membantu?" tanyanya sambil tersenyum.

"Ya, tentu saja," jawab Rendra, merasa senang ada temannya di sampingnya.

Mereka bekerja sama dengan ceria, mengobrol dan tertawa. Saat mereka selesai, Sylvi duduk di tepi kebun, sambil memandang matahari terbenam yang indah. Rendra duduk di sebelahnya, merasakan ketenangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"Rendra," Sylvi tiba-tiba berbicara, "apa kamu pernah berpikir tentang masa depanmu?"

Dia terdiam, bingung dengan pertanyaan itu. "Masa depan? Entahlah. Aku hanya ingin keluar dari sini dan kembali ke kehidupanku yang biasa."

"Tapi bagaimana jika kehidupanmu di sini adalah bagian dari rencana yang lebih besar?" Sylvi menatapnya dengan penuh harap. "Mungkin ada alasan kamu di sini, bersama nenekmu."

Rendra memikirkan kata-kata Sylvi. Dia mulai merasakan ikatan yang kuat, tetapi keraguannya masih ada. "Apa yang terjadi jika aku kembali dan semuanya tidak berubah?"

Sylvi mengerutkan kening, "Lihat, kita tidak bisa mengubah masa lalu. Tapi kita bisa membentuk masa depan kita. Apa yang kamu inginkan?"

Dia merasakan tatapan Sylvi yang tajam, seolah mencoba menembus dinding pertahanannya. Rendra mengalihkan pandangannya, merasakan ketidakpastian di dalam hatinya.

 Rendra mengalihkan pandangannya, merasakan ketidakpastian di dalam hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang