20 : My husband is sick (2)

718 65 24
                                    

50 vote dan 20 komen buat ke bab 21

Happy reading sengggg

🧊🧊🧊

Anila masih setia menunggu Alfagio di kursi sebelah brankar, Alfagio sendiri sudah terlelap menyelami alam mimpinya.

Dengan hati-hati, Anila mengangkat tangan kanan Alfagio yang masih tertancap selang infus, ia genggaman dan usap-usap pelan dan meniup nya berharap mengurangi rasa sakit nya. "Cepet sembuh ya Om." Anila beralih menatap wajah Alfagio yang saat ini penuh luka.

Menatap wajah yang terpahat sempurna itu dengan lekat, alis tebal, bulu mata sedikit lentik, netra tajam jika sedang terbuka, hidung bangir, bibir terbentuk indah dan berisi, juga rahang tegas yang menyempurnakan nya, sungguh bak dewa yunani manusia di hadapan nya ini. Manusia bak titisan dewa yunani ini kini menyandang status sebagai suaminya? Haduh betapa beruntung dirinya jika memang pernikahan ini benar-benar di landasi rasa cinta. Sudahlah jangan terlalu banyak berkhayal.

"Mih," Anila menoleh ke belakang, ternyata adq Vincent dan Victor yang baru masuk bersamaan.

"Papih gak kenapa-napa 'kan?" lanjut Vincent sebari melangkah menuju brankar.

"Seperti yang lo liat." Anila beralih menatap Alfagio.

"Kok bisa sih papih sampe kek gini?" gumam Vincent yang sudah di pinggir brankar melihat kondisi papih nya.

"Gue juga pengen tau kenapa bisa sampe gini, tapi sekarang belom saat nya, om Gio harus pulih dulu bahkan ngomong aja om Gio kek nahan sakit, gue gak tega kalo nanya-nanya sekarang." jelas Anila.

"Lo tidur aja, disana ada kamar." Anila menunjuk pintu di ujung ruangan dengan dagu nya.

"Gak, gue di sofa aja, mending Mamih aja yang disana." tolak Vincent yang kini melangkah ke sofa luas yang bisa di jadikan kasur juga. Disana juga sudah ada Victor yang sedang berbaring, tapi tidak tidur.

"Gue gak bakal tidur, gue nunggu om Gio aja, takit dia kebangun mau sesuatu, biar bisa langsung gue bantuin."

"Gak apa-apa Mih, biar papih gue yang jaga lagian deket kok dari brankar itu ke sofa sini, Mamih tidur aja."

"Gak." tolak Anila mentah-mentah.

"Yeee Mih, Mih, serah lah." Vincent membaringkan diri di sofa bersama Victor.

"Khem! Khem! Mih!" Vincenf kembali mbuk suara lagi.

Anila hanya bergumam menjawabnya.

"Itu, itu,"

Anila menoleh mengernyit bingung.

"Itu Mih tangan nya, khem, erat banget yah genggam nya?" Vincent mengalihkan pandangan ke sekitar sebari menahan tawa.

Anila sontak menoleh kearah tangan nya yang ternyata masih mengenggam tangan Alfagio.

Melepaskan nya pelan-pelan, Anila menetralkan dirinya yang tiba-tiba gugup, seperti kepergok oleh orang tua, padahal sudah di larang.

"Vincent?" panggil Anila.

"Apa Mih?" sahut si empu yang sedang memainkan handphone.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang