Bab 2

3 1 0
                                    

saat ini langit dan bulan sedang berjalan menuju tempat sesuatu yang bulan tidak mengetahuinya, dengan tangan langit yang masih setia menggenggam tangan mungil bulan membuat bulan mengernyitkan dahi.

"kak… kita mau kemana? kak langit ngajak aku bolos? bulan gamau… lepasin bulan kak" rengek bulan dan mencoba melepaskan tangan bulan dari genggamannya, membuat langit terkekeh

"kita ga bolos bulan, guru guru pada rapat" jelas langit dan semakin mengeratkan genggamannya pada bulan

mereka berhenti di taman belakang sekolah yang selalu menjadi tempat ternyaman bagi bulan maupun langit

"ayo duduk di sana" ucap langit sambil menarik bulan dan berjalan menuju salah kursi yang berada di sana, lalu mereka duduk di sana

"loh ke sini? aku kira mau kemana hehe"

" maafin langit karena telat nolongin bulan,, ada yang sakit hm?" tanya langit melepaskan tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan bulan dan beralih merapihkan rambut panjang nan lembut yang hanya dimiliki bulan, hal sederhana namun sangat berarti bagi bulan membuat wajah bulan memerah

"e-eh gapapa ko kak, makasih ya selalu nolongin aku" ucap bulan sambil menatap kearah langit

"kakak tau? kakak itu ibarat obat"

"loh kok obat? berarti langit pahit ya?" ucap langit berpura-pura tidak tahu apa yang dimaksud bulan

"b-bukan seperti itu kak! maksud aku kamu itu seperti obat karena selalu ada disaat seseorang membutuhkannya,
contohnya aku." jelas bulan dan membuat langit terkekeh kecil kearah bulan karena gemas

"loh kok ketawa sih? aku serius tau!" kesal bulan sambil mencibir

"lucu lan, langit boleh cubit bulan ga?" goda langit, dan langsung mencubit pelan pipi chubby milik bulan dengan gemas

"sakit kak…" rengek bulan lagi lagi membuat langit tertawa, lalu tangan langit beralih untuk mengelus lembut kembali rambut bulan

berlama lama dua insan saling menatap tanpa suara dan halangan yang menghalangi pemandangan didepan mereka, sungguh indah.

"cantik" kata langit menatap lurus ke mata bulan, dan tentu saja membuat Bulan salah tingkah dan memalingkan pandangan bulan kearah lain untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus

"bulan?"

"iya kak?" tanya bulan saat langit terus membelai rambut bulan

"untuk kamu terimakasih sudah hadir di kehidupan langit, langit berterima kasih tentang itu" ucap bulan sambil meraih tubuh mungil bulan kedalam dada bidang langit yang hangat menempatkan dagu langit di kepala bulan sambil menghirup aroma shampo nya, dan bulan membalas pelukannya dengan erat

"terimakasih kembali karena sudah hadir dalam kehidupan bulan, bulan sangat berterimakasih kepada langit juga, bulan ingin seperti ini selamanya, berpelukan dalam dekapan hangat langit yang selalu membuat bulan bahagia" balas bulan yang sangat tulus membuat langit mengeratkan pelukannya

beberapa jam berlalu dengan mereka yang masih senantiasa saling berpelukan, sesekali mengobrol ringan dan tertawa bersama.
mereka tidak menyadari jika ada seseorang dari kejauhan sedang memperhatikan keduanya dengan tangan yang sudah terkepal, beberapa saat kemudian orang itu langsung pergi meninggalkan mereka.

saat ini langit dan bulan sedang berada di parkiran tempat motor langit terparkir di sana untuk pulang,,langit naik terlebih dahulu sebelum bulan naik di belakangnya, namun sudah sekitar 5 menit motor yang di naiki mereka belum juga dinyalakan mesinnya membuat bulan heran.

Bulan Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang