Jeon Wonwoo seorang alpha, yang tidak ingin menambah ekspektasi orangtuanya yang terlalu membebani, jadi dia menukar informasi lab dan selama 3 tahun di SMA berpura-pura sebagai omega.
Ingin hidup tenang, tapi semenjak Kim Mingyu menggeretnya kemana...
Wonwoo seringkali mendapati dirinya sejalan, relate dengan ucapan orang-orang di media sosial.
Secara mental, aku adalah seorang pelacur. Secara fisik, aku takut dengan keintiman. Secara umum, aku tidak menyukai laki-laki. Aku bingung.
Kutipan yang sangat menggambarkan kondisinya sekarang. Yang dengan senang menelan— menunggangi penis seorang laki-laki, menolak untuk berhenti, dan mendesahkan nama Kim Mingyu berkali-kali.
Oh tentu, dia tidak suka penis, dia bahkan tidak suka laki-laki. Wonwoo lebih mirip dengan orang-orang yang anti romantis, tidak pernah terbayang sekali pun episode ini terjadi di kehidupannya. Hanya saja saat kejantanan Kim Mingyu terpampang di hadapannya, mulutnya gatal, ia ingin mencium benda yang berdiri keras itu dan menyodokkannya ke kerongkongan bagian terdalam— seperti jalang. Aroma musk maskulin, basah dan lembab dari area itu membuat tubuhnya merinding, seperti anjing betina yang kegatelan.
Kim Mingyu? Orang itu mengigitinya beberapa kali di tengkuk, menganggapnya sebagai omega meskipun sebenarnya bukan. Kalap juga.
Mungkin bagi orang lain, hal yang menarik dari Jeon Wonwoo hanyalah wajah yang ditutupi oleh stylenerdy berantakan. Tapi jika seragam sekolah dan kacamata itu dilucuti dari badan Wonwoo, Mingyu melihat bagaimana bagusnya tubuh si omega cacat ini.
Pinggang dan pahanya yang ramping, jelas sekali jika Wonwoo tidak perlu banyak berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhnya. Tapi karena olahraga rutin, otot dan dadanya terbentuk, bibir Mingyu yang melahapnya merasakan kelembutan yang entah kenapa manis. Dan karena kulit Wonwoo yang seputih susu, pantat yang diremasnya itu semakin mirip kue mochi. Feromon Wonwoo membuatnya ingin mengigit dan menjilat seluruh area tubuh pemuda yang tengah tersentak di bawah kukungannya. Otot perut Wonwoo berkontraksi saat milik Mingyu menyodok hingga ke ujung, mengaburkan pandangan.
Sore hari lagi, ya, dua orang yang ada di puncak peringkat paralel sekolah ini titip ijin sakit ke teman sekelas masing-masing. Sempat-sempatnya.
Bagi para beta, bercinta dalam dua hari itu tidak mungkin. Area kemaluan mereka pasti sakit dan perih karena berlebihan, bahkan kadang sampai tidak bisa berjalan. Berbeda dengan alpha, mereka masih bisa berdiri melakukan seks untuk sepekan penuh. Hanya berhenti ketika omeganya tidak sadarkan diri adalah hal yang lumrah bagi para alpha.
Bagaimana jika yang digagahi adalah alpha juga? Seberapa lama mereka bisa menggunakan alat reproduksi mereka? Entah.
Wonwoo sudah tidak memikirkan soal itu lagi, yang dipikirkan hanya bagaimana pusingnya ia saat sesuatu yang besar dan keras menggerus bagian dalam dirinya. Menekan tiktik tertentu yang membuatnya tidak waras.
"Aak— hh." Pahanya bergetar kecil saat dia keluar lagi, mulutnya terbuka mengambil udara dengan rakus, setetes saliva dan air mata sampai di dagunya. "Min, hngh, jangan pelan-pelan..." Dia merengek.
Ketika Mingyu menarik penisnya perlahan dari dalam lubang Wonwoo, rasa nikmat yang tidak nyaman merubunginya. Dia tidak suka hal itu, sangat menyiksa tubuhnya yang sensitif.
"Tapi kau menyukainya, Wonwoo." Mingyu sengaja, sengaja sekali menempelkan pipinya dengan pipi Wonwoo yang tengah kesusahan bernafas, berbisik dengan suara paraunya di telinga Wonwoo.
Bergidik, cairan mani keluar lagi dari kemaluan Wonwoo. Sialan.
"Aah— aaakh, ah. Kim Mingyu-hh..." Dia keluar tidak henti, sampai jemarinya memeluk Mingyu dan meremat punggung alpha yang tegap itu. Nafasnya tersengal, terburu.
Wonwoo tersenyum, ada kepuasan terendiri saat mengetahui jika sosok yang ada di atasnya ini adalah murid pindahan yang disebut-sebut sebagai bintang sekolah. Dagunya diistirahatkan di bahu Mingyu, Wonwoo memejamkan mata.
Kalau sudah begini, mau tidak mau, Mingyu harus jadi miliknya kan?
Well, Jeon Wonwoo jelas bukan alpha yang mau berbagi pasangannya. Tingkat keposesifan Wonwoo sudah tidak bisa ditolong lagi, karena itu dia berusaha tidak terikat dengan siapapun. Tapi, Kim Mingyu sudah melihatnya telanjang bulat, yang mendesah merintih meracau tidak jelas. Jadi, sangat wajar jika Wonwoo mengklaim Mingyu sebagai miliknya kan?
"Nnnn— Min, Mingyu."
Kim Mingyu kembali mendorong penisnya ke titik terdalam, seolah mencari mulut rahim untuk dihamili. Tapi Wonwoo adalah alpha, jadi itu tidak mungkin lah.
Karena iba, Wonwoo menangkup pipi Mingyu dan menciumnya berkali-kali. Padahal yang harus dikasihani itu dirinya yang membuka lebar pahanya, nanti pasti akan terasa sakit dan pegal jika sudah selesai.
"Kau itu mate Jeon Wonwoo, hm?" Wonwoo membual, alpha tidak bisa menandai alpha lain, tapi dia yakin Mingyu belum menyadari itu. Mingyu sendiri bilang jika dia sudah menandai Wonwoo, jadi anggap saja begitu. "Mate-ku."
Suatu saat nanti mungkin ada omega-omega asli yang ditakdirkan untuk keduanya, tapi itu masih nanti. Wonwoo akan melakukan apapun untuk mencegah itu terjadi.
Mingyu tersenyum dan memeluk pinggang mate-nya, dia berbisik lembut. "Kau juga milikku, Jeon Wonwoo." Matanya yang berwarna emas kehijauan itu menyiratkan sesuatu yang sulit dipahami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.