Chapter~ 6
-Jimin kecolongan-Jimin datang bersama dengan para bodyguard dari rumah Taehyung di bawah perintah Sungjae. Memisahkan dua tubuh yang masih saling menempel dengan begitu sangat menjijikannya.
Dengan kasar Jimin langsung menyentak tubuh Taehyung, tanpa memperdulikan akan ada amarah apa yang akan meluap padanya nanti. Jimin menarik tubuh Taehyung, melemparkannya jauh ke belakang. Menjauhkannya sejauh mungkin dari Jungkook.
Merasa mendapatkan pertolongan, Jungkook kembali menangis tersedu seakan mengadu pada Jimin yang tampak sedang membantunya memakai kembali pakaiannya dengan benar. Jimin juga sempat meminta tissue basah dan kering pada salah satu bodyguard yang ada di sana. Untuk mengelap bekas sperma Taehyung dan juga darah yang ke luar dari lubang dubur Jungkook.
Jimin dan yang lain sangat tak mengira dan tak menyangka jika Taehyung akan melakukan hal segila ini. Semua orang juga tahu jika kondisi Taehyung saat ini dalam keadaan tidak stabil. Tapi tidak ada yang pernah menyangka jika Taehyung akan tega memperkosa Jungkook. Dan lebih bejadnya lagi Taehyung melakukannya di jalanan. Yang mungkin bisa siapa saja melintasinya.
"Bajingan kau Taehyung!" Jimin kesal dan marah. Ia merasa menjadi orang yang gagal di sini. Biasanya Jimin selalu bisa menebak apa rencana Taehyung. Tapi kali ini Jimin kecolongan.
Dan Taehyung dengan segala tawa sarkasnya yang merasa menang terus saja meracau tidak jelas, di tengah himpitan dari beberapa bodyguardnya untuk menghalau pergerakannya.
"Aku sudah menghancurkannya... aku sudah balas dendam... aku telah menang.... aku hebatkan?!"
HA....HA....HA....
Semua yang sudah Jimin dan Sungjae rencanakan gagal. Jimin pikir dengan Sungjae yang melaporkan semua pergerakan Taehyung, akan mempermudahkannya untuk menghalau dan mengantisipasi rencana jahat Taehyung. Setidaknya hal terburuk yang Jimin pikirkan adalah mungkin Taehyung akan mencoba membunuh Jungkook, seperti apa yang pernah Taehyung lakukan pada kakak tertuanya dahulu.
Dan Jimin salah besar di sini.
Masih terdengar suara berisik dari Taehyung yang entah sedang meracau apa. Tak ada yang perduli dan tak ada juga yang menyahuti. Hanya ada tembakkan jarum bius yang tepat mengenai perut bagian bawah kiri Taehyung yang dilakukan oleh Chan dari jarak sekitar 2 meter. Dan tentunya tanpa sepengetahuan Taehyung.
Mata Taehyung sontak melotot ke arah Chan disertai dengan seringaiannya yang tampak mengerikan. Jika bisa, ingin sekali Taehyung mengangkat kakinya dan menendang wajah Chan yang kini sedang tersenyum ke arah Taehyung dengan tatapan remehnya. Tapi sayang... Taehyung tak punya banyak tenaga lagi yang tersisa setelah zat kimia yang dapat melumpuhkan saraf-sarafnya itu mulai bekerja.
Dan tak perlu menunggu waktu lama, Taehyung pun sudah terbujur lemas di jok belakang setelah dibopong oleh salah satu pengawal pribadinya sendiri, Mingyu dengan begitu sangat mudahnya.
Mingyu menatap sendu pada tubuh yang sudah tergolek tak berdaya di dalam mobil. Taehyung tumbuh dengan sebuah penyesalan yang besar. Taehyung selalu beranggapan, jika dulu dirinya lebih berani sedikit, mungkin ayah dan ibunya masih hidup dan kakaknya juga tidak mengalami depresi seperti sekarang ini. Ayah dan ibunya belum meninggal saat Taehyung melihatnya bersimbah darah dan berbaring di atas ranjang. Andai Taehyung yang ketakutan pada saat itu bisa menelpon kakeknya untuk meminta pertolongan, mungkin keadaan tidak akan sefatal itu.
Tapi takdir sudah tersurat. Taehyung remaja memang sudah selayaknya takut dan menjadi pengecut. Itu adalah hal yang lumrah. Jadi ... yang sudah berlalu biarkanlah berlalu. Taehyung akan memperbaikinya sekarang. Nyawa dibalas dengan nyawa.
Sedang Jimin yang sudah selesai membersihkan tubuh Jungkook dan membenarkan penampilannya, lalu mengarahkan Jungkook untuk masuk ke dalam mobilnya. Tapi hal yang tak terduga diucapkan oleh Jungkook.
"Biarkan aku satu mobil dengan uncle Taehyung." Jungkook menghentikan langkahnya. Dan otomstis, Jimin yang sedang memapahnya pun ikut berhenti.
Jungkook mendadak menolak masuk, ketika ia tahu tak nenempati mobil yang sama dengan mobil Taehyung. Entah apa yang ada di dalam pikiran Jungkook saat ini. Puluhan orang kalang kabut mencari keberadaan Taehyung karena ingin menyelamatkan Jungkook, dan sekarang Jungkook malah merajuk dan menghentakkan kakinya, khas bocah, ingin satu mobil dengan seorang monsters yang baru saja mencabik-cabik tubuhnya.
"Tidak Jungkook! Kamu tetap bersamaku dan biarkan Taehyung bersama team bodyguard. Keberadaanmu tak lah bagus untuk Taehyung. Kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa sekarang!" Tolak Jimin tegas dan lugas. Ia tidak akan membiarkan Jungkook dalam bahaya.
Akan tetapi tatapan polos dari mata boneka itu yang masih saja terus memaku mobil di depannya membuat Jimin tak punya pilihan lain pada akhirnya selain membiarkan Jungkook untuk satu mobil dengan Taehyung.
"Chanyeol~ awasi mereka berdua." Perintah Jimin yang akhirnya kembali masuk ke dalam mobilnya tanpa membawa Jungkook.
"Siap Park brengsek." Kekeh Chanyeol yang langsung dibalas Jimin dengan decakkan jengkel.
"Lagi pula Taehyung juga tidak akan bangun sampai satu jam ke depan. Dan aku pastikan jika dalam kurun waktu satu jam itu, aku sudah mengikat tangan dan kaki Taehyung!"
Jimin hanya merolling mata jengah. Chan memang dikenal yang paling kejam di antara bawahan yang bekerja dengan kakek Taehyung. Chan tidak akan segan-segan memukul Taehyung. Dan karena sikap Chan yang terlalu berani itulah, Taehyung sangat membencinya.
Jungkook masuk ke dalam mobil dengan setengah wajah kacaunya dan seluruh rasa sakit pada tubuh bagian bawahnya yang sampai sekarang masih mengeluarkan banyak darah akibat perbuatan bejat Taehyung sesaat lalu.
Namun meski begitu Jungkook masih tetap memperlakukan Taehyung dengan sangat baik, seakan tak ada jejak tapak rasa sakit hati di hatinya. Ia mengangkat kepala pamannya itu dengan begitu sangat ber hati-hati dan meletakkannya di antara pahanya. Membelai lembut surai hitam kelam itu seraya berucap.
"Uncle ku pasti sangat lah lelah menjalani kehidupan yang jahat padanya."
Chanyeol yang jelas mendengarnya tak bisa menahan tawanya.
"Kau tahu apa bocah?" Cibir Chan. Mobil yang ditumpangi Chan sudah siap melesat. Chan akan memacu mobilnya di antara mobil Jimin yang berada di depannya dan mobil Mingyu yang berada di belakangnya. Dan empat mobil lainnya yang ditumpangi para bodyguard, akan berjaga di sisi kanan dari kiri.
Jungkook tak memperdulikan ucapan pria yang duduk dibalik kemudi setir. Jungkook mengecup kening Taehyung. Menyematkan doanya pada dua bilah bibir yang telah bergetar hebat sebab menyembunyikan rasa sakit pada tubuhnya.
Menguatkan tekadnya, memantapkan niatnya. Jungkook yakin jika masih akan ada yang lebih menyakitkan dari apa yang dilakukan oleh Taehyung padanya.
Di rumah sana masih ada mamanya yang telah memasang tembok besar di garis darahnya. Menolak dirinya dan tak pernah berharap jika Jungkook bisa hidup dengan rona senyum di dunia ini.
Jungkook tidaklah mungkin memang tidak tau apa-apa, tapi Jungkook bukanlah anak yang bodoh. Dengan cepat ia bisa membaca situasi.
.
.
.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE LOVE [ VKOOK VERSION ]
FanfictionCerita lengkapnya dikemas dalam bentuk pdf