Pagi hari ini Boun mendapat email dan surat fisik dari tempat sekolah Santa, yang berisi program baru untuk siswa ajaran baru tahun ini. Isi surat tersebut mengani program asrama, yang di mana siswa boleh mengikuti program asrama atau tidak. Pastinya semua itu tidak gratis. Kelebihan dari program asrama yaitu peraturan mengenai kedisiplinan para siswa.
Sebelumnya, Boun sudah menanyakan hal tersebut kepada Santa, namun putranya sendiri masih ragu, bahkan memberi komentar, "Padahal Santa mau ke sini biar bisa sama bapak, bisa sering ke rumah kakek-nenek. Masa tau-tau tidur di asrama. Ketemu kalian cuma sabtu sama minggu. Belum lagi kalau mau ke rumah ayah. Tapi tinggal di asrama juga ada bagusnya, tapi lagi-lagi kapan Santa bisa mencari kadidat?"
Boun memahami keraguan Santa, tetapi tidak mengerti akan kalimat terakhir. Namun, saat ia bertanya mengenai kadidat, alih-alih mendapat jawaban memuasan, Boun mendapat jawaban, "Ada, deh. Urusan anak-anak remaja jaman sekarang, Bapakku. Pikir besok-besok aja deh."
Karena Boun terburu-buru untuk berangkat kerja, ia pun tidak melanjuti percakapanya dengan Santa.
Setibanya di tempat kerja, Boun pun meneruskan email tersebut ke email Prem. Setelah menunggu beberapa saat dan tidak ada respon dari Prem, ia pun segera mengirim pesan singkat.
-
Boun : Prem, udah baca email yang aku kirim ke kamu, tentang program asrama di sekolahnya Santa nantinya?
Prem : Belum, aku baru selesai mandi. Bentar, aku baca dulu.
Boun : Oke.
Prem : Udah baca. Santa udah tahu? Kalau menurutku ada baiknya juga, tapi keputusan ada di tangan Santa.
Boun : Aku langsung bilang ke anaknya, tapi masih bingung. Santa sempat bilang, buat apa sekolah di sini kalau mau masuk asrama. Dia mau tinggal sama aku, bisa sering ketemu kakek neneknya, belum lagi kalau mau ketemu kamu.
Kalau menurut aku pribadi ada baiknya juga. Bangun pagi dijadwalkan, ada jam malam juga. Pintu asrama ditutup jam delapan malam, jadi gak seenaknya mau keluar, gak bisa main-main. Enak juga ngatur kedisiplinan Santa. Kalau di rumah sama aku, takutnya gak terkontrol caraku mendidik Santa. Belum lagi kalau aku ada lembur.
Prem : Oh...
Dari kata-kata terakhirmu, berarti kamu gak sanggup menjaga, mendidik Santa gitu, ya? Terus buat kamu minta Santa sekolah di sana?
Ini aja belum diputusin sama Santa loh. Kalau Santa gak mau ke asrama, gimana? Kalau kamunya gak sanggup, biar aku aja yang jaga Santa. Kerjaanku gak jadi masalah buat kerja di mana aja. Gak usah khawatir sama kewaspadan dan kerjaanmu kalau gak bisa jaga Santa. Aku bisa, kok :)
Boun : Aku gak bermaksud kayak gitu loh.
Prem?
Ayo lah jangan kayak gini.
Prem, balas dulu.
-
(Aku menggunakan penyebutan kata 'Aku, Kamu' antara Boun, Prem, dan Santa ke orangtuanya, ya. Gara-gara pas acara grab Taynew Bounprem, terus Tay cerita di live house kalau Boun manggil Prem tuh pake akhiran 'krub' sopan gitu intinya, dan pembicaraan mereka (BounPrem) tuh halus, sopan gitu lah. Jadi aku buat mereka sopan dan halus pake aku-kamu an aja. Sementara ke orang lain pake lu-gue gitu)
Boun mengacak-acak rambutnya dan mendesah pelan. Sungguh, ia tidak bermaksud seperti itu. Ia pun tidak sepenuhnya menyalahkan Prem atas kesalahpahaman tersebut, karena tidak sekali ini saja keduanya mengalami kesalahpahaman sewatu berdiskusi, yang menimbulkan kerenggangan yang sudah renggang semakin merenggang.
Komunikasi melalui pesan sangat tidak efektif, sering terjadinya salah arti dan salah paham. Bahkan melalui panggilan suara pun, tetap saja tidak efektifnya. Pada akhirnya harus dijelaskan lagi dan lagi secara pelan, berulang.
Boun mengusap wajahnya, memikiran cara yang tepat untuk berbicara lebih lanjut kepada Prem. Sebelumnya, semalam ia tahu dari Santa jika dalam dua hari ini Prem akan tiba di kota, dan Boun sudah berencana untuk mengajak bertemu setelah pembahasan tentang asrama. Sayangnya baru awal pembicaran sudah gagal.
Sejujurnya, Boun sangat ingin bertemu. Sudah hampir satu tahun keduanya tidak bertemu.
Setelah merenung sejenak, Boun berniat memulai pekerjannya dan akan kembali menghubungi Prem saat istirahat nanti. Namun tiba-tiba ia dikejutkan akan notifikasi X (twitter) dari akun yang jarang sekaki melakukan peng-updatean di beberapa media sosialnya.
Boun, "..." Sekalinya update pas lagi kesel gitu, kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] BOUNPREM - BAPAKKU DUDA - MPREG
Fanfictionbxb mpreg divorced mature Cerita tentang Boun dan Prem yang sudah bercerai sejak putra tunggalnya, Santa, berusia 2 tahun. Sejak perceraiannya, keduanya tidak pernah putus komunikasi walaupun sebatas percakapan tentang tumbuh kembang anak. - Santa m...