MALAM PERTAMA

63 6 0
                                    

acara pernikahan telah usai, sebenarnya raja arco meminta acara pernikahan anaknya ini dilakukan selama 7 hari 7 malam tapi freen menolak mentah-mentah niat arco dan mengatakan jika itu melelahkan dan kasihan untuk istrinya nanti karna akan pegal-pegal karna harus berdiri tegap, berjalan dan tersenyum ke semua orang, dia tidak mau istrinya sakit (alasan freen doang)

freen rebecca pun akhirnya istirahat di kamar mereka, rebecca mulai merasa gugup apa yang harus dia lakukan selama di kamar, bagaimana dia memulai percakapan karna dari awal mereka bertemu dan menikah mereka belum ada berbicara dan tatapan bertemu pun cuma sekali yaitu saat CIUMAN..

”silahkan masuk, ini adalah kamar kita, semua kebutuhanmu sudah ada disini dan untuk barangmu nanti akan diantar oleh pelayan” ucap freen dingin tanpa menatap lawan bicara

freen masuk terlebih dahulu ke dalam kamar, freen duduk di meja rias untuk membuka semua perhiasannya

”ah ribet sekali, kenapa aku disuruh memakai ini seharian ini sangat tidak nyaman dan 7 hari? aku diminta memakai baju jenis begini selama 7 hari? huh membayangkannya saja sudah membuat aku lelah” omel freen yang sibuk membuka semua perhiasan yang ia pakai dan riasannya

rebecca hanya menatap dan mendengar omelan freen, dia diam mematung seperti bingung harus mau ngapain, tiba-tiba rebecca melihat freen kesusahan membuka resleting dressnya, tanpa menunggu permintaan freen, rebecca mendekati freen dan....

”sini aku bantu” ucap rebecca yang mencoba membuka resleting dress freen secara perlahan

deg deg deg

tiba-tiba jantung rebecca berdetak cepat dia gugup dan mengeluarkan emas enggak dong... mengeluarkan keringat di dahinya dan tanpa sepengetahuannya freen melirik rebecca dari cermin yang ada di depannya

cantik,dia sangat cantik - gumam freen

“ya?” ucap becky yang mendengar gumam freen dan wajahnya pun mulai merona

“ehmm maksudku terima kasih sudah membantu” ucap freen gagap tapi masih dengan tatapan dingin

“sama-sam..”freen langsung melewati rebecca dengan cuek dan masuk ke dalam ruangan pakaian

setelah beberapa menit kemudian freen keluar dan sudah mengganti bajunya dan rebecca masih berada di posisi yang sama berdiri mematung di dekat meja rias

”sampai kapan kau berdiri disitu? apa kau robot yang harus dikendalikan jika bergerak? tukarlah bajumu dan istirahat, tidak capek apa seharian berdiri dan tersenyum ke semua orang? aku aja capek” ucap freen ketus

”i...iya ta...tapi pakaianku belum datang, bagaimana aku berganti baju?” ucap rebecca gugup karna takut dengan freen

”oooh astaga... apa dengan diam semua orang tau maksudmu? hahh baiklah pakailah bajuku sementara, sepertinya ukuran kita hampir sama” ucap freen sedikit meninggi karna kesal dengan sikap rebecca yang cuma diam

“ayo kemarilah ikut aku” ucap freen berjalan duluan sambil melipat tangannya

rebecca mengkuti langkah freen dengan masih menunduk, tanpa dia sadari dia menabrak freen yang ternyata sudah berhenti tepat di depannya

“jika kau berjalan liatlah ke depan bukan kebawah, jalan di kamarku tidak berlubang, banyak batu ataupun jalannya luas jadi kau tidak perlu takut tersandung” ucap freen langsung meninggalkan rebecca sendiri di diruangan itu

”huh dia sangat dingin dan kejam seperti beruang es” omelan rebecca yang tanpa dia sadari didengar oleh freen

”AKU MENDENGARMU!” teriak freen dari luar ruangan

”mati aku” ucap rebecca kaget dan langsung mengganti bajunya dengan piyama freen

setelah rebecca mengganti baju, rebecca keluar dari ruangan pakaian dengan pelan-pelan, freen yang melihat rebecca keluar langsung berbicara kepada rebecca

“kedepannya jika kau butuh sesuatu atau mau mengatakan sesuatu langsung bilang saja, siapapun tidak akan mengerti kemauanmu jika begitu, dan untuk malam ini dan seterusnya kau tidurlah di sofa karna aku tidak mau berbagi kasur dengan orang lain, aku tidak nyaman” ucap freen tanpa melihat lawan bicaranya dan ia malah sibuk membaca buku di atas kasur

rebecca mendengar itu tidak bisa berkata apa-apa dia sedih karna dia harus tidur di sofa karna tidak pernah dalam hidupnya dia tidur di tempat seperti itu, tapi di sisi lain dia senang karna freen tidak menyentuhnya jadi dia tidak perlu menyerahkan tubuhnya kepada orang yang tidak ia cintai sama sekali

melihat rebecca masih terdiam di tempat ia berdiri, freen menyangka jika rebecca sedih karna permintaanya itu

“kau jangan salah paham, aku bukan orang jahat ataupun kejam, hanya saja aku tidak nyaman tidur satu kasur dengan orang lain dan juga jika kita menambah kasur disini ayah dan orang di istana akan curiga, dan kita pun tidak bisa pindah dari sini, jadi saranku untuk malam hari kau tidurlah di sofa pada saat aku pergi bekerja kau lanutkan tidurmu di kasur ini, bagaimana?” tawaran freen yang langsung diangguki oleh rebecca tanpa perlawanan

rebecca pun berjalan ke sofa dan dia melihat disofa sudah ada bantal dan selimut yang hangat

rebecca begerak naik ke sofa tanpa suara, dia pelan-pelan bergerak seperti penguntit yang mencoba mengendap-endap untuk bersembunyi

freen menyadari tindakan rebecca, dia tidak ada maksud untuk menakuti rebecca tapi siapa yang peduli, yang penting tindakannya tidak menyakiti siapapun

rebecca sedikit tidak nyaman dengan ukuran sofa karna terlalu kecil untuk seseorang tidur disana, dia mencoba berputar arah tubuhnya tapi beberapa kali dia terjatuh dan sangat terlihat dia tidak bisa tertidur, freen melihat rebecca grasak-grusuk tapi dia mencoba tidak peduli dengan istrinya itu semakin dia mencoba tidak peduli membuat dia semakin tidak bisa tidur

”kau berisik sekali! sini pindah tidur di kasur dan biar aku tidur di lantai” ucap freen kesal karna tidak bisa tidur terganggu melihat rebecca tidak gerak-gerak

“ti..tidak usah aku tidak apa-apa” ucap rebecca mencoba untuk tersenyum

”kau tidur disini atau kita tidak tidur sama sekali?!” ucap freen tegas

”baiklah, aku akan pindah” ucap rebecca menurut

rebecca pun turun dari sofa dan berjalan menuju kasur sambil menenteng bantal dan selimutnya, begitu juga freen yang membawa selimut dan bantalnya, freen membentang selimutnya lebar-lebar untuk sebagai alas dan tidur di atas selimut lalu melilitkan selimut itu ke tubuhnya

rebecca melihat semua gerak-gerik freen, dia sangatmerasa bersalah karna freen tidur dibawah tapi dia takut menawarkan untuk tidur sekasur bersama freen karna freen dari awal sudah menolak sekasur dengannya, rebecca mencoba curi-curi pandang melihat freen

”jangan melihatku begitu aku tau aku cantik jadi jangan terpesona jika kaubterus melihatku seperti itu,nanti bisa-bisa kau tertarik padaku” ucap freen

rebecca pun langsung memutar arah badannya memunggungi freen dan mereka pun akhirnya tertidur

.

.

.

.

.

.

Tbc

FATE OR DESTINY//FREENBECKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang