Bab 27 : Kau adalah segalanya

22 3 0
                                    

Di tengah alunan musik dan gemerlap pesta, Xyon berdiri dengan wajah dingin di singgasananya. Matanya terus melirik ke arah pintu masuk, berharap sosok yang ia tunggu akan muncul. Namun Xienna tak kunjung datang.

"Yang Mulia," seorang dayang mendekat dengan takut-takut, membungkuk dalam. "Nona Xienna... dia meminta saya menyampaikan bahwa dia sedang tidak enak badan dan tidak bisa menghadiri pesta."

Mata Xyon menyipit. Ia tahu Xienna berbohong - ia bisa merasakan kesedihan gadis itu dari kejauhan berkat ikatan mereka melalui kalung ruby.

"Yang Mulia Xyon," suara manis Ghelia memecah pikirannya. Gadis itu berdiri di hadapannya dengan senyum menawan. "Bolehkah saya meminta kehormatan untuk berdansa dengan Anda?"

Para bangsawan di sekitar mereka berbisik-bisik penuh antusias. Tentu saja - putri Count Forel dan kaisar vampir akan menjadi pasangan yang sempurna.

"Maaf," Xyon menjawab dingin, "aku ada urusan yang lebih penting."

Meninggalkan Ghelia yang terpaku dengan wajah memerah malu, Xyon melangkah keluar dari aula pesta. Langkahnya cepat menuju sayap istana tempat kamar Xienna berada.

Di dalam kamarnya, Xienna masih meringkuk di sudut, air matanya belum berhenti mengalir. Tiba-tiba, ia merasakan hembusan angin dingin. Saat mendongak, matanya melebar melihat Xyon berdiri di hadapannya.

"X-Xyon?" ia tergagap, buru-buru mengusap air matanya. "Mengapa... bukankah kau seharusnya ada di pesta?"

"Mengapa kau berbohong?" tanya Xyon langsung, matanya menatap tajam ke arah Xienna.

"Aku... aku tidak berbohong. Aku hanya sedang tidak enak..."

"Cukup!" suara Xyon meninggi, membuat Xienna tersentak. "Aku bisa merasakan kesedihanmu, Xienna. Aku bisa merasakan setiap air mata yang kau teteskan."

Xienna menunduk, tidak berani menatap mata merah yang mengawasinya. "Aku... aku hanya tidak ingin mempermalukanmu," bisiknya lirih. "Aku tidak pantas berada di pesta itu. Lady Ghelia benar... aku hanya akan membuat namamu tercoreng jika..."

Sebelum Xienna bisa menyelesaikan kalimatnya, Xyon sudah berlutut di hadapannya. Tangan dinginnya mengangkat dagu Xienna, memaksa gadis itu menatap matanya.

"Dengar," suara Xyon melembut, namun ada ketegasan di dalamnya. "Kau adalah Xienna-ku. Tidak ada yang berhak mengatakan kau tidak pantas. Tidak Ghelia, tidak siapapun."

Air mata kembali mengalir di pipi Xienna. "Tapi... aku bahkan tidak tahu siapa diriku sebenarnya. Aku tidak memiliki darah bangsawan seperti Lady Ghelia. Aku..."

"Kau adalah separuh jiwaku," potong Xyon tegas. "Dan itu lebih berharga dari semua darah bangsawan di dunia ini."

Tanpa peringatan, Xyon mengangkat tubuh Xienna ke dalam gendongannya. "Sekarang, kita akan kembali ke pesta. Dan aku akan menunjukkan pada mereka semua, siapa yang sebenarnya pantas bersanding denganku."

"Tapi... aku bahkan belum bersiap. Aku tidak cantik seperti Lady Ghelia..."

Xyon tersenyum - senyum tulus yang jarang ia tunjukkan. "Kau selalu cantik di mataku, Xienna. Dengan atau tanpa gaun mewah."

Dengan satu jentikan jarinya, Xyon mengubah penampilan Xienna. Gaun merah marun yang tadinya tergantung kini membungkus tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya tertata indah dengan hiasan kristal, dan wajahnya yang sembab berubah segar seolah tak pernah menangis.

"Sekarang," Xyon menurunkan Xienna dan mengulurkan tangannya, "maukah kau berdansa denganku, Xienna-ku?"

Xienna menatap tangan yang terulur itu, kemudian pada mata merah yang menatapnya penuh kasih. Perlahan, senyum mengembang di bibirnya saat ia menerima uluran tangan itu.

"Ya," jawabnya lembut, "aku mau, Xyon..."

Malam itu, di bawah ribuan lilin kristal, Xyon dan Xienna berdansa tanpa mempedulikan tatapan iri dan bisikan para bangsawan. Karena bagi Xyon, hanya ada Xienna di matanya. Dan bagi Xienna, untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar pantas berada di sisi sang kaisar vampir.

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang