POV
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam, dan Awan baru saja sampai di rumahnya 15 menit yang lalu. Setelah selesai bersih-bersih dengan kilat dia segera naik ke atas kasurnya.
Memutar-mutar ponsel yang ada ditangannya, sambil berfikir untuk mengabari seseorang disana. Haruskah dia memberi kabar? Lagi pula diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa bukan? Tapi tetap saja hal ini tak bisa diabaikannya begitu saja. Dia juga sudah terlanjur mengatakan akan mengabarinya saat sudah sampai di rumah.
Sekedar info saja, sebenarnya Awan ini bukanlah seorang penyuka gadis. Dia juga pernah menjalin hubungan dengan seorang pria jauh sebelum dia menjadi seorang dokter. Hal ini juga sudah diketahui oleh Nathan dan juga orang tuanya, namun mereka tidak pernah mempermasalahkannya. Mereka tetap mendukung jika itu adalah kebahagiaannya, dan Awan bersyukur untuk hal itu.
Namun, berakhirnya hubungannya dimasa lalu itu membuatnya mengunci pintu hatinya rapat-rapat. Hari-harinya dihabiskan untuk bekerja, dan tidak pernah terlibat dengan hubungan percintaan apapun. Hatinya seolah membeku.
Tapi sekarang, dia kembali merasakan getaran di dalam hatinya. Ada percikan yang mengganggu namun menyenangkan yang dia rasakan. Apa dia kembali jatuh cinta? Tapi tidak semua orang seperti dia kan?
POV END
*****
"Cukup kirim pesan aja lalu tidur. Itu cukup simple kan Dev?"- ucapnya lirih sambil terus menatap ponselnya.
Lalu ia pun mengetik beberapa kalimat dan berniat segera mengirimnya. Namun belum selesai dia mengetik, satu pesan baru sudah lebih dulu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY
RomanceTakdir mempertemukanku denganmu, kebahagiaan yang tak pernah aku cari.