06

70 12 8
                                    

Seharian ini jadwal Awan lumayan padat. Pagi hari dia harus mengikuti seminar kedokteran, lalu siangnya dia sudah harus kembali ke Rumah Sakit karena sorenya bersiap melakukan operasi.

Di sinilah dia sekarang, duduk melamun di ruang prakteknya. Saat sampai di Rumah Sakit tadi seorang dokter menyampaikan pesan kalo ada seorang pasien yang mencarinya. Bukan hal yang aneh jika didengar, namun masalahnya pasien ini tidak berhubungan dengannya.

"Kenapa dia mencariku? Ada kepentingan apa? Ada sesuatu yang pentingkah?"-batinnya terus bertanya-tanya.

"Kenapa dia mencariku? Ada kepentingan apa? Ada sesuatu yang pentingkah?"-batinnya terus bertanya-tanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ada yang jatuh cinta ama lu pak 🤪*

"Teros aja teros! Teros bengong sampe lo kesambet hantu ruangan ini."- tegur Nathan yang sengaja bersender di depan pintu ruangan Awan.

"Ni kampret satu kenapa muncul terus sih?"- batin Awan sembari menatap malas pada Nathan.

"Siapa yang bengong sih?"

"Tuyul di sebelah lo noh yang bengong."- ucap Nathan kesal lalu masuk ke ruangan itu. "Ini berkas medis pasien yang lo operasi kemarin. Oh ya, Mama nyuruh lo pulang! Kangen katanya."

"Mama? Memangnya Mama pulang ke Bali?"

"Hmm... dua hari yang lalu Mama sama Papa pulang. Tapi gue baru dikabarin tadi pagi. Benar-benar ya mereka itu...."

Awan tersenyum senang mendengar kabar itu. Orang tua Nathan sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Begitupun Awan, dia juga sudah menganggap mereka seperti orang tua kandungnya. Saat dia kehilangan kedua orang tuanya, merekalah yang mengulurkan tangan dan memeluk erat dirinya. Membawanya ke dalam keluarga hangat mereka. Saat dia dan Nathan kuliah, mereka pindah ke German dan menetap di sana.

"Ya udah, ntar gue telfon. Gue juga kangen banget sama masakan Mama."

Nathan pun berbalik hendak meninggalkan ruangan,"Oke... gue balik ke ruangan dulu. Lo lanjutin lagi deh tu acara bengongnya."

Awan hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan sahabatnya itu.

*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Awan baru saja selesai dengan operasinya.

"Udah jam segini? Apa dia masih bangun? Aku temuin besok aja kali ya? Tapi gimana kalo dia nunggu?- batin Awan ribut.

Setelah melalui perdebatan yang sangat panjang dengan pikirannya sendiri, di sinilah akhirnya dia berada. Di depan sebuah pintu ruangan pasien yang memintanya untuk bertemu. Dengan ragu dan perlahan dia mengetuk pintu, berharap penghuni kamar sudah tidur dan dia bisa segera melarikan diri dari sini.

Namun sepertinya kali ini keberuntungan tak berpihak padanya, karena baru saja seseorang bersuara dan pintupun terbuka.

"Ah...selamat malam dokter."- sapa Gavin yang ternyata kebagian menjaga Gala karena Nolan sedang ada syuting iklan.

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang