03

22 2 0
                                    

Tengah malam Chenle tidak bisa tidur dia menatap gelang yang di berikan oleh Jisung kepadanya, tanpa sadar bibir nya tersenyum kecil menatap gelang tersebut. Mata cantik tersebut menatap jendela kamar yang sedikit terbuka.

Chenle turun dari kasur nya dan menuju jendela tersebut dan membuka jendela kamar itu, lalu badan kecil nya naik di jendela tersebut dan turun perlahan. Chenle menatap tanah dari ketinggian.

Tangan kecil nya mengambil tali yang berada di dekat atap tersebut lalu memali nya di paku kecil dekat jendela tersebut dengan erat, dengan perlahan dia memegang erat dan turun perlahan hingga sampai di bawah.

Chenle berlari kecil mencari rumah jisung namun dia tak menemukan nya "ih di mana rumah Jisung! kan lele ingin bertemu" gerutu Chenle dengan kesal, karena kesal Chenle pun duduk di tembok rumah dan tertidur pulas karena kelelahan.

.

.

.


"MAS! MAS! CHENLE MAS!!"

Mark yang berada di ruang makan terkejut lalu segera menghampiri teriakan istri nya "sayang ada apa! kenapa Chenle?" ucap Mark menatap istri nya, pemuda manis itu pun memeluk Mark "hiks mas Chenle hilang!!".

Mark yang mendengar nya terkejut lalu melepaskan pelukan pemuda manis tersebut dan menghampiri jendela yang terbuka lebar, mata tajam nya menatap tali yang terikat di paku kecil "Sialan!, mas akan cari Chenle Haechan" dengan tergesa gesa Mark turun ke bawah dan keluar dari rumah lalu masuk ke dalam mobil dan segera menghidupkan nya.

Jhonny yang melihat nya menatap bingung "aneh sekali anak itu, masih jam tujuh dia sudah ingin ke ladang" ucap Jhonny yang membuat Ten terkekeh "mungkin Mark ingin melihat sekalian mengecek ladang nya ada yang jelek atau tidak" jawab Ten lalu matanya menatap pintu kamar Chenle terbuka.

"Hei tumben sekali pintu Chenle terbuka lebar" Jhonny yang melihat nya tersenyum lalu menggandeng lengan Ten "ah pagi hari ini kita harus mengecup cucu kesayangan kita bukan sayang?" Ten terkekeh mendengar perkataan suaminya lalu mengangguk kecil.

Mereka berdua sampai namun terkejut menatap Haechan menangis di lantai, Ten segera menghampiri Haechan dengan panik lalu memeluk nya "hei sayang ada apa? apa yang membuat mu menangis?" ucap Ten panik sambil mengelus rambut Haechan.

Jhonny menghampiri mereka berdua dan membantu haechan duduk di sofa kamar "mae hiks, Chenle mae.." Ten menatap bingung "kenapa dengan Chenle Haechan?" jawab Ten membuat Haechan menangis kembali.

"Chenle hilang mae.. chanie tadi mengeceknya tapi tidak ada Chenle mae hiks" Ten dan Jhonny yang mendengar nya terkejut, Jhonny tanpa berkata apapun segera pergi dari kamar tersebut lalu turun dari tangga.

"Haruto! segera siapkan mobil" ucap Jhonny lantang lalu di angguki Haruto, setelah mobil di siapkan Jhonny masuk kedalam mobil dengan Haruto yang menyetir, dan membawa mobil keluar dari rumah Jhonny.

.

.

.

Chenle membuka matanya lalu mengusap kecil dan menatap terkejut seseorang yang tiba tiba berjongkok di depan nya tidak lupa senyum yang hampir menutupi mata nya.

"Ah! pemuda manis kamu kaget, sebenarnya paman ingin membangun kan mu, tapi sepertinya tidak jadi karena paman kasian kepada mu" Chenle berdiri lalu pria tersebut pun berdiri.

"Paman, Jisung sudah siap ayo ke ladang" Chenle yang mendengar nya pun menatap Jisung dengan berbinar "Jisung!!".

Jisung menoleh ke arah Chenle dan terkejut bagaimana bisa pemuda kecil ini di rumah nya dengan piyama nya yang kotor lalu dengan segera Jisung menghampiri Chenle. "Bagaimana bisa kamu ke sini Chenle?" ucap Jisung lalu Chenle menjelaskan semua nya.

"Wah Jisung kau di sukai oleh anak kecil ini? pfft sudah sudah sebaiknya aku akan ke ladang" namun saat ingin ke ladang tiba tiba Mark dengan cepat memukul pria tersebut dengan keras.

Chenle yang melihat nya terkejut, Jisung dengan cepat menghentikan perkelahian tersebut "sialan kau! ternyata kau orang miskin yang menculik anak ku! cih, jika kau tidak ada uang jangan menculik anak orang bangsat!".

"Tunggu kau salah paham anak mu tiba tiba tertidur pulas di depan rumah kami, dan aku! tidak menculik anak mu" Mark yang mendengar nya mendecih lalu menghampiri Chenle dan menarik nya.

"Jeno?"

Jeno menatap Jhonny lalu tersenyum "tuan Jhonny.. sungguh aku tidak mencul-" ucapan Jeno terpotong oleh Mark.

"Tidak Daddy jangan percaya pasti bajingan ini menculik cucu kesayangan mu, cih dasar orang susah" Jisung yang mendengar nya mengepal kan tangan nya menahan emosi di dalam tubuh nya.

"Astaga aku sungguh tidak menculik anak anda" Mark yang emosi nya membara memukul Jeno.

Jisung pun memukul Mark dari belakang dan terjadi baku hantam, Jhonny mencoba menghentikan perkelahian tersebut namun nihil.

Chenle yang melihat nya mencoba ikut memberhentikan Daddy nya namun siapa sangka tangan Jisung tidak sengaja mendorong kuat Chenle yang membuat tubuh kecil tersebut menghantam pohon mangga.

Jhonny yang melihat nya terkejut "CHENLE!" teriakan Jhonny membuat mereka bertiga berhenti bertarung. Mark dengan segera menggendong Chenle dan memegang kepala Chenle yang terluka, mata nya menatap Jisung dan Jeno tajam lalu membawa masuk ke mobil.

Jhonny menghela nafas lalu menatap Jeno "obati luka mu Jeno" Jeno mengangguk dan berjalan menuju masuk kedalam rumah nya, sedangkan Jisung dia merasa bersalah mendorong Chenle.

"Tuan saya sungguh minta maaf" Jhonny mengangguk dan tersenyum "tidak apa apa Jisung, segera ke ladang" ucap Jhonny lalu di angguki Jisung.

Jhonny menatap bercak darah di pohon tersebut dengan tatapan tak terbaca.








































































'jangan sampai Haechan tau, jika tidak akan jadi malapetaka bagi mereka berdua..'


























































Jhonny pun masuk kedalam mobil "antarkan saya ke rumah" ucap Jhonny di angguki Haruto. Lalu mobil berjalan menuju ke rumah.













































tbc jangan lupa untuk vote!

Tapi Dunia Kita Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang