04

41 4 0
                                        

Kini tubuh kecil Chenle terbaring dengan mata yang tertutup di kamar nya, tiba tiba sebuah tangan mengelus kepala Chenle dengan lembut menatap putra manis nya dengan sedih.

"Haechan.." Haechan menoleh menatap ibu nya yaitu Ten dengan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya. Ten mendekat ke arah Haechan dan mengelus rambut Haechan dengan lembut, "jangan terlalu bersedih, kamu ingat kata suami Mark bukan kalau kepala Chenle hanya terluka ringan aja".

Haechan menatap Chenle dengan lembut "tetap saja mae.. aku sangat sedih melihat putra manis ku terluka, bahkan selama ini dia tidak pernah terluka tapi.." ucapan Haechan terhenti menatap jendela kamar Chenle yang terbuka dengan tatapan seperti menatap emosi.

"Tapi karena putra manis ku terlalu ambisi bertemu dengan pemuda miskin itu sehingga ke ambisi an nya membuat dirinya terluka karena pemuda miskin itu mae". Ten duduk di samping Haechan lalu memegang pipi Haechan, "sayang jangan gegabah untuk menuduh orang, Chenle terluka karena pemuda itu tidak sengaja mendorong nya".

Haechan mengepalkan tangan nya lalu menatap Ten "tetap saja mae pemuda itu dengan berani mendorong Chenle! aku tidak terima, bahkan mae sekarang berpihak kepada pemuda miskin itu daripada cucu mu sendiri?". Ten terkejut mendengar perkataan Haechan.

"Bukan begitu maksud mae tapi terjadi dorongan tersebut karena suami mu Haechan.. dan pemuda itu pantas tidak sengaja mendorong Chenle karena dia membantu paman nya yang terkena pukulan dari suami mu" Haechan menutup matanya lalu menatap Ten tajam, "mae pergilah dari kamar ini, sebelum mae  terkena kemarahan ku" ucap Haechan menahan emosinya.

"Tapi say-"

"KUBILANG PERGI MAE!"

"SEO HAECHAN!" Haechan terkejut mendengar teriakan tersebut, bukan teriakan dari Ten tapi dari Daddy nya yaitu Jhonny.

Jhonny menarik Haechan dengan kasar  lalu menampar Haechan dengan keras membuat Ten terkejut.

"Siapa yang mengajarimu berteriak kepada orang yang lebih tua Haechan! bahkan daddy dan mae tidak pernah mengajari mu berbicara lantang kepada yang lebih tua!" haechan yang mendengar nya hanya menunduk menatap takut Jhonny.

Ten mendekati suaminya lalu mengelus pundak nya "sayang tenang, Haechan seperti itu mungkin khawatir kepada Chenle".

"Khawatir tidak sampai membentak orang tua nya sendiri! daddy juga khawatir dengan cucu daddy haechan.. dan asal kamu tau Haechan penyebab dari ini semua karena suami kamu yang pemikirannya terlalu egois" lalu Jhonny menarik Ten keluar dari kamar Chenle meninggalkan Haechan yang merasakan rasa bersalah.

Haechan mendekati ranjang Chenle lalu mencium kening Chenle dan pergi dari kamar tersebut tidak lupa menutup pintu kamar Chenle.

.

.

.

Tok!
Tok!
     Tok!

'Cklek!'

Haechan menatap seorang pemuda membawa keranjang yang berisi sebuah buah buah an segar yang kemungkinan habis di petik.

"Nyonya saya Jisung saya yang tidak sengaja mendorong anak anda, saya benar benar meminta maaf dan saya benar benar tidak sengaja mendorong nya" Haechan yang mendengar penjelasan Jisung pun terdiam sejenak lalu memikirkan perkataan Daddy nya.

Haechan tersenyum menatap Jisung "tidak apa apa saya tahu, ingin bertemu Chenle kan?" ucap Haechan yang di angguki oleh Jisung "masuk aja, kamar Chenle di lantai dua" ujar Haechan mengambil keranjangan berisi buah buah an dari Jisung.

"Terimakasih nyonya" jawab Jisung lalu masuk ke dalam rumah tersebut dan berjalan menuju lantai dua.

Saat sudah sampai di lantai dua Jisung memberanikan diri membuka pintu kamar Chenle lalu masuk ke dalam nya dan mendekati Chenle yang terbaring di ranjang.

.

.

.

"Maafkan aku.. semoga kamu cepat sembuh lele" Jisung pun tanpa sadar mencium kening Chenle dengan lembut.

Tanpa sadar dari Jisung, bibir Chenle tersenyum kecil yang mungkin tidak bisa di lihat dari Jisung.

'Aku merindukan celotehan kecil mu lumba lumba kecil..'
































































"SIALAN APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMAR ANAK KU!"
































































tbc jangan lupa untuk vote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tapi Dunia Kita Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang