Jangan lupa follow terlebih dahulu!
Berikan pendapat mu, masih banyak kurangnya. Berikan vote biar lebih semangat ngetiknya hehee:v
Tandai yang Typo⚠️
Selamat membaca:)
05. KEHANCURAN SAMUDRA
Kematian selalu saja membawa kabar duka, bagi setiap manusia. Tidak ada yang tau kapan dan dimana kematian akan menjemput, hanya Tuhan.
Rumah besar keluarga Sankara yang biasanya sepi kini menjadi ramai. Banyak sekali rangkaian bunga duka sebagai bela sungkawa, atas kepergian seseorang. Indah Permatasari istri dari Sankara meninggal dunia, karena kecelakaan.
Orang-orang datang untuk takziah memakai pakaian baju serba warna hitam.
Suara motor sport mengalihkan perhatian semua orang, Samudra langsung berlari ingin melihat Ibunya.
Apa ini benar-benar nyata? pikiran Samudra kalang kabut.
"Mama..." teriak Samudra dengan perasaan penuh rasa sakit. Masih dengan seragam sekolah yang dipakainya.
Dia melihat keranda mayat yang sudah akan diberangkatkan. Samudra berlari ingin mendekat, namun dihalangi Sagara.
"Gue ingin melihat wajah Mama sekali aja, gue ingin memastikan kalau itu Mama atau bukan." lirih Samudra.
"Berhenti lo, Mama udah mau di berangkatkan, jangan ganggu proses pemakaman!" tekan Sagara menahan tubuh Samudra.
"MINGGIR LO, GUE PENGEN LIHAT WAJAH MAMA." Samudra mengamuk di tempat.
Ini tidak adil, sekali saja Samudra ingin melihat wajah orang yang telah melahirkannya.
"LEPASIN GUE BANGSAT, JANGAN HALANGI GUE." Samudra sedang memberontak terjadi kericuhan di tempat.
Bahakan orang-orang hanya menontonnya, karena mereka tidak ada yang berani dengan Samudra.
Sampai seorang pria datang mendekat. "Berhenti Samudra, kasian Indah. Om tau kamu ingin melihat Mama mu, tapi proses pemakaman harus segera dilanjutkan."
"KENAPA GAK NUNGGU SAMUDRA PULANG OM??? SAMUDRA JUGA ANAKNYA, SAMUDRA PUNYA HAK."
Aldi Sabandi Admaja. Seorang perwira polisi yang memiliki jabatan tinggi, sekaligus adik dari Sankara Admaja.
"Wajah Mama kamu sudah terluka parah, bahkan hampir rusak. Kasian dia Samudra, kamu harus lebih mengerti keadaan lagi__"
"Jadi tolong mengerti Samudra, meskipun ini tidak adil untuk kamu." ujar Aldi menenangkan keponakannya.
Gen dari keluarga Admaja memang memiliki kualitas tinggi, entah dari segi penampilan maupun kemampuannya.
Sagara hanya menatap malang Samudra yang terlihat sangat menyedihkan daripada biasanya, "Lo adalah pembunuhnya, karena lo keluarga ini berantakan!"
"Cukup lo merebut kebahagiaan gue, jadi gue sakit Sam. Lo selalu mendapatkan semuanya, dan gue hanya sisanya."
Kenapa semua orang selalu menyalahkan? seakan keadaan selalu tidak berpihak kepadanya.
Samudra mendorong tubuh Sagara ke belakang berkali-kali. "Gak usah sok playing victim, lo kira jadi gue gak sakit? bahkan gue hampir gila karena tuntutan dunia yang menginginkan kesempurnaan dari seorang manusia." jelas Samudra. Dia selalu di tuntut oleh keadaan, apalagi ayahnya.
Aldi menarik napasnya panjang, jadi ini hasil didikan dari Kakaknya. Dia merasa miris akibat dari didikan Sankara, yang membuat anaknya merasakan beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen FictionSeorang manusia yang kehilangan arah tujuan hidupnya, seorang anak yang kehilangan dunianya, dan seorang Ketua yang telah kehilangan jati dirinya. Samudra Albiru Mahendra. Apakah Samudra bisa mencapai kebahagian? setelah dia mengorbankan segalanya. ...