D I S C L A I M E R !
▪︎
FANFICTION (FIKSI PENGGEMAR)
hanya F I K S I !
•
"Cici, ayo! Lama banget." Panggil Regie dengan lantang dari lantai bawah saat seseorang yang ia tunggu sedaritadi masih belum menampakkan diri dari kamarnya.
Tidak tahukah cicinya itu kalau hari ini ialah hari yang Egiee tunggu-tunggu sedari awal pekan karena untuk pertama kalinya, di hari ini, ia akan jalan-jalan dengan seseorang yang sudah resmi menjadi pacarnya sekarang. Iya pacar. Bocil SMP ini sudah berpacaran dengan seseorang yang ia sukai dari setahun lalu dan baru sekarang ia berani mengajaknya pacaran.
Bahkan saat Egiee pertama kali bilang kepada cicinya bahwa ia sekarang punya pacar, sudah tau lah seperti apa reaksi cicinya itu saat pertama kali mendengarnya. Iya. Egiee mendapatkan ceramah panjang kali lebar kali tinggi dari cici satu-satunya yang ia sayangi.
Dari alasan a sampai z, Egiee dengar dan simak semua ceramah itu. Egiee sadar cicinya cuma tidak ingin Egiee kehilangan fokus akan academic-nya jika ia pacaran nantinya. Tapi Egiee tidak segampang itu menyerah, ia berhasil yakinkan pada cicinya bahwa pacaran yang ia jalani ini tidak akan mengganggu academic-nya atau malah sebaliknya, ia akan menjadi lebih ambis karena sekarang bertambah satu orang untuk ia banggakan.
"Iya sabar, Egiee!" Aralie yang entah masih sibuk ngapain di kamar segera menyaut panggilan dari adek satu-satunya itu. Ia tidak mengira first time adeknya nge-date dengan status ia punya pacar bisa menjadikan adiknya itu lebih bawel dan lebih bersemangat ya.
Iya, ia tau kalau Egiee-nya itu selalu bersemangat, cuma ia sedikit kelimpungan karena sejak kemarin Egiee tidak berhenti berceloteh bahwa ia akan jalan-jalan dengan kekasihnya itu hari ini.
"Cici, ih! Kasian Kimmy nanti nunggu lama." Teriak Egiee dengan menghentakan kakinya kesal. "Cici! Tau gitu gausa nemenin aku kalau bikin lama."
Delynn yang sejak tadi duduk di ruang tamu hanya diam saja melihat keributan kecil antara dua bersaudara itu.
Semenjak Regie punya pacar, Aralie tidak henti-hentinya berceloteh juga padanya. Ia selalu berpikir berlebihan, takut Regie-nya itu akan keteteran jika terlalu asik berpacaran.
Tetapi sebagai sahabat yang sudah mengenal Aralie semenjak keduanya duduk di bangku TK dan tentu saja ia mengenal dekat Regie juga, ia jadi tau sifat kedua cici beradik itu. Bahkan jika mereka sedang berselisih paham, pasti ada dia di antara keduanya, menjadi jembatan jika mereka sedang malas berbicara atau bertemu.
"Duduk sini dulu, Gie. Cici kamu sebentar lagi turun kok." Minta Delynn ramah kepada Regie, berharap Regie lebih mengerti kali ini.
"Tapi Ci Del—" Belum sempat Regie menyelesaikan ucapannya, Aralie sudah turun dengan pakaian yang terlihat santai tapi masi terkesan stylist itu.
"Kamu pakai jersey gitu aja udah cantik banget loh." Puji Delynn ketika Aralie sudah tiba di hadapan mereka.
"Thanks, kamu juga cantik dan keren pakai outer kemeja biru gini." Timpal Aralie dengan sedikit merapikan kerah kemeja Delynn yang sedikit berantakan. "Kamu tadi buru-buru ya kesini?"
"Engga kok, aku udah siap dari beberapa jam lalu malahan sebelum Regie bawelnya kumat." Jawab Delynn dengan tertawa kecil sambil melirik adik dari sahabatnya itu yang sedari tadi diam mencemberutkan bibirnya karena mereka berdua asik sendiri.
"Yang mau nge-date siapa?! Yang mesra-mesraan siapa! Cukup tau sih Egiee di sini dikacangin." Regie yang sedari tadi sudah bad mood dan sekarang semakin bad mood melihat kedua cicinya itu sibuk berdua.