"kenapa...dari sekian banyak nya manusia di muka bumi ini. aku harus bertemu dengan mu?."
banyak dari kerabat keluarga ayah Arabelle datang memakai baju sopan dengan warna hitam serempak.
sudah 6 bulan berlalu sejak kematian ayah Arabelle.
mengundang rasa duka yang masih terasa, entah hanya perasaan Arabelle atau Yesaya.Banyak yang mengetahuinya bahwa Giovanni, Ayah Arabelle berperan penting dalam dunia bisnis dan usaha keluarga Demarko. tak heran jika di hari kematian Giovanni bisa mengundang lebih dari 1.000 ribu orang hanya untuk menabur atau sekedar menaruh buket bunga dalam setiap jam nya.
Kali ini Arabelle datang.
untuk kedua kali nya dalam 6 bulan terakhir.
bagi Arabelle, Giovanni adalah cinta pertama nya bagi seorang anak perempuan.Memang tidak diherankan, selain Giovanni sukses menjadi ahli bisnis, dia juga sukses menjadi Suami dan juga Ayah bagi keluarga nya.
pada saat Arabelle baru mendengar kabar kematian Giovanni dari kaka laki laki nya.Arabelle kalang kabut, dia menangis histeris. tidak percaya apa yang dikatakan oleh kaka laki laki nya, Diego demarko. pada saat itu Arabelle sial nya tidak berada di dalam kediaman Yesaya. dia pergi ikut menemani Yesaya
melakukan pekerjaan Dinas di luar negeri.sehingga menjadikan nya, bingung dan tersiksa dengan situasi.
Yesaya yang pada saat itu dikabarkan juga oleh Arabelle langsung memesan tiket pesawat kembali hanya untuk Arabelle. karna Yesaya pada saat itu mengatakan bahwa dia sedang mengurusi masalah serius di kantor nya. sehingga jalur satu satunya Yesaya menyusul nanti.kejadian dan kenyataan yang harus Arabelle relakan untuk ayah nya sendiri.
Arabelle melamun, didepan cermin rias nya. menunggu Yesaya yang belum keluar dari kamar mandi. Arabelle memoles sedikit blush on di tulang pipi nya.
Arabella tau, Yesaya berbohong.
bahwa Yesaya pada saat itu tidak lagi dalam keadaan terhimpit antara masalah kantor nya dengan kematian Giovanni.Arabella tau, Yesaya tidak berada di kantor nya.
melainkan berada di negara nya. di suatu tempat tersembunyi dengan sempurna.satu tetes air mata lolos terjun bebas di pipi Arabelle, dengan cepat ia menyeka nya. takut Yesaya mengetahui dan melihat kondisi nya saat ini.
"kenapa...dari sekian banyak nya manusia di muka bumi ini. aku harus bertemu dengan mu?."
gumam lirih Arabelle, menutup mulut nya dengan kedua tangan. guna membungkam isakan tangis pilu yg ia buat karna takut terdengar oleh Yesaya.
Fakta bahwa Arabella masih sangat mencintai suaminya, bahkan ketika perlahan lahan kebenaran terkuak didepan mata nya. Arabella masih tidak bisa membenci Yesaya.
pintu kamar mandi terbuka.
Yesaya keluar dengan penampilan yang sudah rapih bahkan sudah memakai baju pemakaman.
menghampiri Arabelle yang masih duduk didepan cermin. memeluk nya dari belakang, dan mencium lembut dan penuh kasih sayang di leher Arabelle.*"kamu yakin sayang?." tanya Yesaya hati hati, dengan suara lembut dan tatapan teduh nya.
Arabelle tersenyum, berbalik, dan menatap suaminya dan mengangguk pelan. menandakan bahwa dia baij baik saja.
"baiklah, kalau kamu memaksa, aku tidak bisa berbuat apa apa. kau tau itu."
Arabelle terkekeh, menjawab antusias Yesaya.
untuk Mereka berdua, dalam kedua kali nya mengunjungi pemakaman Giovanni.♧♧♧
setelah selesai mengunjungi pemakaman, tidak ada yang memulai percakapan antara Yesaya maupun Arabelle.
hening, hanya terdengar suara deru mesin mesin kendaraan lain yang melaju di sekitar mobil mereka.
dan suara ketikan keyboard laptop Yesaya. jari jemari nya yang lentik dan lincah menciptakan nada suara yang indah.Bagaimana dengan Arabelle?, dia juga menaruh semua perhatian nya pada handphone milik Giovanni yang telah ia simpan dan menjadi hak milik Arabella.
dalam diam dia menatap penuh kerinduan ketika melihat satu album yang tertera di galeri ayah nya, yang terisi dengan poto poto kenangan Arabelle semasa bersama Giovanni.
Arabelle menghela nafas lelah, mematikan handphone ayah nya. dan mulai bersandar pada bahu lebar milik Yesaya.
"apa yang kamu lakukan, sayang?." tanya Arabelle, menatap hangat suaminya.
"ah, aku barusaja melihat isi shcedule hari ini."
"kamu sibuk?."
"tidak, sayang. aku hanya memeriksa sebentar memang nya kenapa?."
Arabelle tersenyum, mendusel wajah nya di lengan Yesaya. "aku tidak mau pulang cepat..."
Yesaya menutup laptop nya, perlahan merengkuh tubuh istrinya masuk kedalam dekapan erat dan penuh kasih sayang.
"katakan, apa yang mulia mau?." jawab Yesaya dengan nada jenaka.
Arabelle menanggapi lolucon Yesaya dengan memukul pelan bahu pria itu. dan menyembunyikan wajah nya di lengan Yesaya.
"bagaimana dengan danau Est' la vin?."
"kesana lagi?."
"iyaaaaa."
"baiklah baiklah, tapi berjanji padaku untuk tidak menyentuh terlalu jauh danau nya. mengerti?."
Arabelle mengangguk ceria lalu terkekeh lembut.ahh.. damai bukan? andai saja waktu terus saja begini.
BERSAMBUNG??
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband's Great trick
Short StoryArabella kembali menatap yesaya, tatapan nya kini penuh amarah. Jari jari nya bahkan siap menarik pelatuk, siap menembus rongga dada Yesaya. "Jadi kamu menyuruhku untuk tetap diam ketika seluruh anggota keluargaku mati dibantai??!!." Yesaya menghela...