Arabella kembali menatap yesaya, tatapan nya kini penuh amarah. Jari jari nya bahkan siap menarik pelatuk, siap menembus rongga dada Yesaya. "Jadi kamu menyuruhku untuk tetap diam ketika seluruh anggota keluargaku mati dibantai??!!." Yesaya menghela nafas lelah, merotasi bola mata nya malas. "Sampah sudah seharusnya dibersihkan." Arabelle tertawa sarkas. "lalu aku? Sekarang ini waktu nya kau membersihkan sampah yg tersisa?." Siapa yang menduga bahwa Calista Aneska Arabella, Terjun dalam dunia yang begitu gelap setelah ia mendengar percakapan singkat dari ayah nya, Giovanni Anes Demarko dengan Pria yang tidak ia kenal ketika Arabella masih berumur belia. Hidup bagaikan surga, cukup menggambarkan kehidupan Arabella. Dengan status sebagai anak kolongmerat dari darah belanda hindia yg mengalir dalam diri nya. menyenangkan bukan? jika memiliki harta yg tak akan pernah habis walaupun dunia diambang kehancuran? Bisa di tebak, semua orang yg terjebak pada pesona Arabella, memuja nya, berharap mereka juga bisa mencoba memiliki kehidupan layak nya seorang Arabella walaupun hanya satu hari, ah tidak, satu malam cukup. Namun siapa sangka? kehidupan Arabella yang nyaris sempurna. ternyata menyimpan penuh kebusukan yang perlahan terungkap ditangan Arabella sendiri.