Prolog

509 48 2
                                    

Rumah itu tampak sempurna dari luar--sebuah keluarga yang menjalani kehidupan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, serasi dan harmonis. Namun, di dalamnya, setiap tembok menyimpan cerita yang berbeda. Tiga gadis, tinggal di bawah atap yang sama, tetapi menjalani hidup yang seakan berada di dunia yang terpisah.

Pharita, anak sulung. Sudah biasa memikul beban sebagai yang paling tua. Dia yang diharapkan menjadi contoh, mengatur segala sesuatu agar tetap pada lintasannya. Namun, beban itu kian menekan, membuat hatinya rapuh dan seringkali meledak menjadi amarah. Dalam tanggung jawabnya, ia merasa sendirian.

Ahyeon, si anak tengah. Selalu berada di persimpangan. Tidak pernah mendapat perhatian sebesar kakaknya, tapi juga tidak seistimewa adiknya. Seolah hidupnya ditakdirkan untuk mengalah, mengikuti arah yang ditentukan orang lain. Ahyeon tidak tahu apa sebenarnya yang ia inginkan, karena selama ini ia hanya mengikuti arus, berharap semuanya akan baik-baik saja. Tapi dalam hatinya, ada keinginan untuk membebaskan diri, meskipun ia tidak tahu harus bagaimana.

Sementara itu, Rora, si bungsu. Hidup dalam bayang-bayang kedua kakaknya. Apa yang ia kenakan, ke mana ia pergi, bahkan keputusan kecil pun seakan harus melalui izin keluarga. Kebebasan? Bagi Rora, itu hanyalah pikiran semata yang jauh di luar jangkauannya. Dia lebih sering pasrah, tidak berani melawan, meskipun jauh di dalam hatinya, ia mendambakan ruang untuk memilih sendiri.

Tiga gadis dengan dunia mereka masing-masing, terperangkap di bawah aturan yang sama. Sebuah aturan yang tampaknya tak tergoyahkan, namun di bawah permukaannya mulai muncul retakan-retakan kecil. Retakan yang suatu hari nanti akan membuka jalan untuk perubahan yang tak terduga.

Namun, sebelum perubahan itu terjadi, mereka harus menghadapi satu kenyataan. Tak ada yang benar-benar tahu bagaimana membebaskan diri dari sesuatu yang sudah lama mengikat, terutama jika rantai itu terlihat sebagai wujud cinta yang diartikan berbeda.

Dan kini, perjalanan mereka dimulai--dari balik tembok yang sama, tapi dengan langkah yang sangat berbeda.

Deadly Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang