Bab 36 : Rapat Kerajaan

18 3 0
                                    

Ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatian Xyon dari wajah damai Xienna. "Yang Mulia?" suara Callum, ajudannya yang setia, terdengar dari balik pintu.

"Masuk," jawab Xyon tanpa mengalihkan pandangannya dari Xienna.

Callum membuka pintu dengan hati-hati, membungkuk hormat sebelum melangkah masuk. "Maaf mengganggu, Yang Mulia. Tapi ada rapat penting dengan Dewan Kerajaan yang harus Anda hadiri. Para tetua dan perwakilan dari lima klan sudah menunggu di Aula Kristal."

Xyon menghela napas berat. Dia tahu tak bisa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pemimpin klan vampir, tapi meninggalkan Xienna dalam kondisi seperti ini...

Tiba-tiba sebuah ide melintas di benaknya. "Callum, berapa lama waktu yang tersisa sebelum rapat dimulai?"

"Sekitar lima belas menit, Yang Mulia."

"Sempurna," Xyon tersenyum tipis. Dia berdiri, tangannya bergerak membentuk simbol-simbol kuno di udara. Cahaya keperakan mulai menyelimuti tubuh Xienna.

"Yang Mulia?" Callum bertanya dengan nada khawatir.

"Tenang saja," Xyon menenangkan ajudannya. "Aku akan menggunakan Sihir Transparansi Kuno. Ini adalah sihir tingkat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh keturunan langsung Raja Pertama."

Perlahan, tubuh Xienna mulai tembus pandang hingga akhirnya menghilang sepenuhnya. Namun Xyon masih bisa merasakan kehadirannya, masih bisa menyentuh tubuhnya yang tak kasat mata.

"Dengan begini, aku bisa membawanya ke rapat tanpa ada yang tahu," Xyon menjelaskan sambil dengan hati-hati mengangkat tubuh tak kasat mata Xienna. "Aku tak bisa meninggalkannya sendirian, Callum. Ruby-nya..." dia terdiam sejenak, "...kondisinya semakin melemah."

Callum mengangguk penuh pengertian. Sebagai ajudan pribadi Xyon selama puluhan tahun, dia paham betul betapa berartinya Xienna bagi tuannya.

"Saya akan mengatur kursi Anda sedikit lebih jauh dari yang lain, Yang Mulia," Callum menawarkan. "Agar Nona Xienna bisa berada di samping Anda tanpa risiko tersentuh siapapun."

"Terima kasih, Callum," Xyon tersenyum tulus. "Kau selalu tahu apa yang kubutuhkan."

Mereka berjalan menuju Aula Kristal, dengan Xyon yang tampak seolah berjalan sendirian namun sebenarnya membawa Xienna dalam gendongannya. Sepanjang koridor, para pelayan membungkuk hormat, tak menyadari kehadiran putri vampir yang tersembunyi.

Sesampainya di Aula Kristal, Callum telah mengatur sebuah kursi megah untuk Xyon di ujung meja, dengan jarak yang cukup dari kursi-kursi lain. Xyon duduk dengan anggun, sambil dengan hati-hati memposisikan tubuh tak kasat mata Xienna di sampingnya.

"Maafkan aku harus membawamu ke tempat membosankan ini," bisik Xyon sangat pelan, tangannya yang tak terlihat oleh yang lain membelai lembut rambut Xienna. "Tapi aku tak sanggup jauh darimu, bahkan sedetik pun."

Para tetua dan perwakilan klan mulai berdatangan. Xyon mengambil posisi tegak, memasang wajah tenang dan berwibawa yang sudah sangat dia kuasai. Namun tangannya tetap menggenggam erat tangan Xienna yang tersembunyi, seolah mencari kekuatan dari sentuhan itu.

"Kalau saja mereka tahu," bisiknya lagi di sela-sela sambutan para tetua, "betapa aku lebih memilih mendengar celotehanmu yang cerewet daripada pidato-pidato formal mereka."

Rapat pun dimulai, membahas berbagai masalah kerajaan yang mendesak. Namun pikiran Xyon terbagi. Setengah perhatiannya pada diskusi politik yang berlangsung, setengahnya lagi pada ruby di leher Xienna yang masih tampak redup di matanya.

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang