"Aku tidak berpikir kamu harus menemukanku." Balas Seungwan.
Joohyun hanya tersenyum. Joohyun bisa melihat para pekerja yang dia temui di kedai ini terlihat terkejut Seungwan membalasnya seperti itu. Mungkin Seungwan belum menyadari kalau Joohyun sudah menyuruh Seulgi untuk menyewa tempat ini. Tidak bakal ada pengunjung lain selain dirinya.
Sebenarnya daritadi Joohyun sudah melihat Seungwan ketika Seungwan keluar dari kedai menggunakan sepeda entah kemana. Karena ingin memastikan apakah itu betul Seungwan, Joohyun memutuskan untuk mengunjungi kedai ini. Tentu saja Joohyun mendapatkan informasi dari nenek pemilik kedai. Joohyun yakin itu adalah nenek Seungwan yang pernah sekilas dia ceritakan tinggal di kota kecil ini. Akhirnya Joohyun memutuskan untuk menunggu.
Mungkin dirinya sudah gila. Joohyun menghabiskan setiap waktu luangnya untuk memutari kota kecil ini. Tidak banyak yang bisa dia lakukan karena kendala waktu luangnya yang hanya sedikit. Butuh waktu dua bulan sampai akhirnya Joohyun bisa menemukan Seungwan. Padahal kalau mau, Joohyun bisa menyuruh seorang ahli untuk mencari Seungwan dan dia bisa mendapatkan info itu dalam sehari. Joohyun hanya tidak mau orang-orang tau tentang Seungwan.
Joohyun lalu menoleh pada nenek yang menyebut dirinya nenek Jang sambil tersenyum. "Nek, saya mau minta izin untuk meminjam Seungwan sebentar. Saya beli semua kue disini untuk dibawa pulang. Kalian bisa menutup kedainya sekarang."
Nenek Jang hanya mengiyakan dengan raut wajah kebingungannya.
"Oh. Tidak perlu. Nenek jangan begitu mudah untuk mengiyakan. Nenek juga tidak mengenal siapa dia." Rajuk Seungwan.
"Seungwan, semua orang tau siapa Irene Bae." Kata nenek Jang menegur Seungwan. "Sudah, kamu ke halaman belakang saja sama nona Bae. Kita akan menaruh semua kue ini di kotak untuk dibawa pulang nona Bae."
"Huh. Nenek tidak perlu melakukan itu." Ucap Seungwan menghentakkan kakinya lalu berjalan ke halaman belakang yang langsung diikuti Joohyun.
Joohyun lagi-lagi hanya tersenyum melihat tingkah Seungwan.
💙
"Ada apa?" Tanya Seungwan sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Seungwan tidak mau menatapnya. "Kalau kamu menginginkan tubuhku aku tidak bisa-"
"I just want to see you." Potong Joohyun.
Kenapa Seungwan selalu berpikir Joohyun hanya menginginkan tubuhnya saja?
"Aku merindukanmu." Lanjut Joohyun.
Seungwan hanya diam sambil melihat pemandangan laut di depan mereka.
"Kenapa kamu pergi begitu saja? Apa ada yang mengunjungimu dan nyuruh kamu buat pergi?" Tanya Joohyun.
Seungwan dengan cepat menatapnya sekilas lalu kembali menatap pemandangan laut di depannya.
"Tidak ada." Kata Seungwan. "Atau mungkin belum."
Joohyun menghembuskan napasnya dengan pelan. "Kamu tidak perlu khawatir. Aku menjagamu dari orang-orangku. Aku bahkan mencari keberadaan kamu seorang diri dan hanya ditemani pengawal pribadiku."
Seungwan menggelengkan kepalanya lalu menatap Joohyun. "Irene-"
"Joohyun. Aku sudah bilang, panggil aku Joohyun."
"Okay, Joohyun. Kenapa kamu keras kepala sekali sih? Kamu tidak perlu mencariku. Aku juga sudah melihat berita pertunangan kamu."
"Aku tidak mau pertunangan itu. Aku tidak menyukai laki-laki itu."
"Tapi orang tua kamu sudah jelas menyukai laki-laki itu. Kamu mau menentang mereka?"
"Aku akan mencari cara untuk membatalkan rencana pernikahan."
Seungwan lalu menatapnya lama tidak mengatakan apapun.
"Kenapa aku?" Tanya Seungwan akhirnya. "Dari semua orang kenapa aku? Kamu sudah tau aku sangat kotor." Mata Seungwan mulai berkaca-kaca. "Mungkin kamu belum sadar ini tapi aku tidak pantas untuk kamu sukai, Joohyun."
"Aku kan sudah pernah bilang-"
"Kamu tidak mengerti. Derajat kita sangat berbeda."
Kenapa sih Seungwan tidak mengerti kalau Joohyun hanya menginginkan Seungwan?
Joohyun kesal Seungwan selalu membahas masalah ini.
"Ya mungkin kita beda. Tapi aku yakin perasaan kita sama. Jujur sama aku, apa kamu tidak menyukaiku? Kalau kamu bilang kamu tidak menyukaiku, aku akan mundur." Kata Joohyun lalu mendekatkan dirinya pada Seungwan. "Coba bilang kalau kamu tidak menyukaiku sambil tatap aku. Mungkin aku akan memikirkan untuk tidak mendekatimu lagi."
Tubuh mereka sudah sangat dekat sekarang. Joohyun bisa melihat wajah Seungwan dengan sangat jelas. Seungwan menurunkan pandangannya menghindari tatapan Joohyun.
Joohyun lalu meraih dagu Seungwan memaksanya untuk menatapnya. Mata Seungwan selalu menjadi favorit Joohyun.
"Mungkin benar banyak yang menginginkanku. Tapi percayalah mereka hanya menginginkan statusku. Kamu bukan orang seperti itu." Jari Joohyun mengusap pipi Seungwan yang semakin tirus. Pandangan Joohyun turun ke bibir Seungwan. Bibir wanita itu selalu menggodanya. "Aku sudah bilang kan kalau aku mau kamu?"
Joohyun tersenyum ketika melihat pandangan Seungwan turun ke bibirnya. Dekat dengan Seungwan seperti ini selalu membuat jantungnya berdebar. "Coba bilang kalau kamu tidak menyukaiku atau membenciku, dan aku akan pergi, Seungwan. Aku benar-benar-"
Ucapan Joohyun terhenti ketika merasakan bibir wanita kesukannya sudah menempel di bibir miliknya.
Joohyun tidak menggerakkan bibirnya untuk beberapa saat karena terkejut.
Joohyun lalu menarik pinggang Seungwan dan langsung melumat bibir wanita itu ketika Seungwan ingin menarik wajahnya dari hadapan Joohyun.
Joohyun tersenyum di sela-sela ciuman mereka ketika merasakan tangan Seungwan meraih pipinya untuk lebih mendekat.
Mereka menghentikan ciuman mereka ketika sudah mulai kehabisan napas. Senyuman di bibir Joohyun tidak hilang.
Joohyun mengusap pipi Seungwan sambil membuka matanya ingin melihat wajah wanita kesukannya secara jelas.
"Aku juga merindukanmu." Kata Seungwan yang membuat senyuman Joohyun semakin lebar.
💖