Bagian 19

980 186 29
                                    

"Mau jalan-jalan nggak, by? Kamu nggak bosen apa di rumah terus?" Shani mengeluh sementara Gracio yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya hanya tersenyum.

Sebelum emosi wanita hamil tua itu menggebu, ia segera meninggalkan pekerjaannya itu untuk menghindari konflik. Bisa gawat jika Gracio tidak memberikan perhatiannya.

"Ya udah. Siap-siap, gih!" Ujar Gracio hingga berhasil membuat sang istri tersenyum senang.

"Bentar ya, sayang!" Shani mengecup bibir Gracio dengan singkat sebelum akhirnya beranjak ke walk in closet untuk berganti pakaian.

"Udahlah, nggak papa. Pulang nanti baru ngerjain deadline. Lagian liat dia seneng kayak tadi jadi ikut seneng juga." Gumam Gracio yang tidak mempermasalahkan keinginan Shani ditengah kesibukannya mengerjakan laporan penting yang harus ia presentasikan esok hari.

Tidak ambil pusing, Gracio pun beranjak untuk bersiap-siap.

Beberapa menit berlalu pasangan suami istri yang sebentar lagi akan menyambut anak pertama itu telah berangkat menyusuri jalanan ibu kota yang malam ini terpantau ramai lancar.

"Mau jajan apa, sayang?" Tanya Gracio yang walaupun fokus menyetir namun tetap memperhatikan gerak-gerik Shani yang sedari tadi menatap setiap jajanan pinggir jalan yang mereka lewati.

"Hmm..kerak telor kayaknya enak deh, by. Sama cilung juga! Oh, iya telur gulung enak juga tuh sama cireng! Tambah boba makin enak pooll!!" Seru Shani mengabsen satu persatu jajanan yang ia inginkan.

"Minyak semua nggak sih, yang? Cari jajanan yang agak sehat aja gimana?" Tawar Gracio namun ucapannya itu sukses membuat si bumil menatapnya dengan sengit.

"Apa sih?! Tadi kamu nanya mau jajan apa, giliran aku sebut kamu minta yang lain! Lagian kemarin-kemarin aku nggak jajan sembarangan yak! Harusnya kamu tuh ngerti, aku lagi hamil! Ini juga bukan kemauan aku, kok! Anak kamu yang minta!" Sembur Shani.

Kan, salah lagi gue!

Gracio mengatupkan bibirnya. Akhirnya ia pun mengalah daripada harus beradu mulut dengan Shani yang pasti tidak akan ada habisnya.

"Ya udah, iya. Kamu boleh makan itu kok. Jangan marah ya, mami? Papi minta maaf karna udah ngelarang mami makan ini itu." Bujuk Gracio sembari memegang tangan Shani agar sekiranya wanita itu luluh.

"Kamu mah nyebelin!" Kesal Shani namun sebenarnya di lubuk hatinya yang terdalam ia tersenyum puas karena berhasil membuat Gracio tidak berkutik di hadapannya.

Maafin mami sayang udah bawa-bawa nama kamu. Ini biar papi tau rasa! Siapa suruh tiap hari nyuruh mami makan sayur sama daun terus! Dikira mami ini kambing apa?! Mami juga kangen tau jajanan di pinggir jalan!

"Iya, iya maaf. Yuk, kita beli jajanannya!" Gracio segera menepikan mobil dan berhenti di pinggir jalan yang kebetulan ramai sekali pedagang kaki lima yang menjual beraneka ragam jajanan enak.

Walaupun sebenarnya Gracio berat hati, namun apalah daya dirinya yang tidak bisa melawan keinginan sang istri. Apalagi jika sudah membawa nama anak mereka, Gracio akan lemah.

Atau mungkin karena memang sudah bucin makanya apa-apa pasti nurut sama istri?

Dua-duanya sih, hehe..

++++


Shani sangat puas setelah ia menghabiskan beberapa jajanan yang dibelikan oleh Gracio. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam ini karena keinginannya telah tercapai.

"Ngantuk, by. Pulang, yuk!" Ajak Shani setelah ia menghabiskan minumannya.

"Iya. Udah, malem banget juga. Sampahnya taruh di bawah aja." Ucap Gracio. Karena memang setelah mereka belanja, keduanya justru memilih makan di dalam mobil.

Cheat On Me If You Can (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang