Chapter 9

2.3K 169 15
                                    

Kini Kenzi dan juga Bima sudah sampai di depan rumah Kenzi.

"Ngapainsi Om ngikutin Ken?"tanya Kenzi dengan nada tidak suka.

"Yang ngikutin kamu siapa, saya mau ketemu sama calon istri saya,"jawab Bima dan tak lupa mengejek Kenzi.

"Om udah ya, gak usah ejek Ken terus, Ken tau ya, Om itu ngikutin Ken karna Om mau lebih deket sama Ken?"

"Ko kamu pede banget si bicara kaya gitu?, saya gak ada niatan kaya gitu loh."

"Ooooh jadi Om gak mau deket sama Ken, oke gak papah, mulai detik ini sampai Om nikah dan satu rumah sama Ken, jangan harap Ken panggil Om dengan sebutan Papah, kita musuhan dari mulai sekarang titik,"ucap Kenzi dengan nada yang semakin kesal.

"Oke, jangan minta uang sama saya atau pun sama Mamah kamu,"ucap Bima tak mau kalah dari Kenzi.

Kenzi yang semakin kesal pun, akhirnya masuk kedalam rumah dengan berlari kecil.

Saat sampai di ruang tamu, dirinya melihat Mamah tirinya yang sedang duduk di ruang tamu sendirian saja.

Tanpa mengatakan sepatahkatapun, Kenzi langsung menghampiri Mamah tirinya dan menangis sambil memeluk perut Mamah tirinya.

"Sayang kamu kenapa?"tanya Kinara dengan nada panik dan tak lupa muka khawatirnya.

"Hiks Om nya jahat Mamah,"adu Kenzi dan masih menangis.

"Om siapa sayang, disini gak ada siapa-siapa?"tanya Kinara yang masih belum menyadari keberadaan Bima.

"Hiks Mamah itu loh, Om nya hiks jahat,"ucap Kenzi dan menunjuk ke arah dimana Bima berdiri.

Kinara mengikuti arah telunjuk Kenzi, dan terlihatlah Bima yang berdiri di depan nya dan tak lupa dengan senyuman di bibir nya.

"Loh Mas kapan kamu ke sini?"tanya Kinara.

"Barusan, aku gak sengaja bertemu dengan Kenzi di jalan, jadi aku mampir dulu ke sini,"jawab Bima dengan suara lembut nya.

"Ihk Mamah jangan bicara sama Om itu, Ken lagi kesel Mamah sama Om nya,"ucap Kenzi dengan nada kesal nya.

"Kamu apain anak saya?"tanya Kinara dengan menatap tajam Bima.

"Aku tidak melakukan apa-apa dengan anakmu, dia nya aja yang cengeng," jawab nya tidak mau kalah.

"Enggak Mah, dia cubit aku, bahkan dia juga bakal jauhin Mamah sama aku."

"Heh kapan saya mencubitmu?, kecil-kecil sudah belajar bohong."

"Enggak Mah, Ken gak bohong, liat nih, tangan Ken merah karna di cubit sama dia."

Kinara yang melihat tangan Kensedikit berwarna merah pun, menatap tajam ke arah Bima.

"Enggak sayang, aku gak mungkin kaya gitu sama calon anak aku."

"Terus kalau bukan kamu, ini apa?"

"Beneran sayang, aku gak cubit dia, kamu harus percaya sama aku."

"Pokonya habis nikah gak ada jatah buat kamu."

"Sayang ko gitu si, Ken bilang gak?"

"Bilang apa?"tanya Kenzi pura-pura gak tau.

"Ya bilang, kalau itu bukan di cubit sama Om."

"Ko gitu, ini kan beneran Om yang cubit."

"Sudah lah, bicara sama anak kecil kaya kamu itu gak bakalan menang."

Kenzi hanya tertawa, dan setelah nya pamit pada Kinara untuk pergi ke dalam kamar nya, karna dirinya ingin mandi.

Di dalam kamar.

Kenzi membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur milik nya dengan mata yang menatap ke langit-langit kamar nya.

"Kenapa pikiran gue selalu tertuju pada cowok yang bisa hamil, gue gak bakalan bisa hamil kan?"tanya nya pada diri sendiri.

"Kalau bener pun gue hamil, tapi gak kaya gini juga cara nya, ini keliatan ke anak haram njing, gue gak kau anak gue broken home, terus gue di cap cowok yang gak baik-baik,"ucap nya lagi.

"Aaaaaa dasar Azkanjing, kalau sampai gue beneran hamil anak lu, liat aja lu, gue gak bakalan mau rawat anak lu,"ucap nya lagi dan setelahnya memejamkan mata nya.

Tanpa kenzi sadari, ternyata Bima mendengar semua yang kenzi katakan, karna tadi dirinya berniat ingin menghampiri Kenzi untuk meminta maaf.

"Lu keterlaluan Az, kalau sampai calon anak gue beneran hamil, gue gak bakalan bikin lu tanggung jawab, kalau lu nolak liat aja nanti, gue harus kasih tau Azka secepatnya, dan jangan sampai terlambat,"gumam Bima dan pergi dari depan kamar Kenzi.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan vote

Dendam yang salahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang