Chapter 11🔞

2.2K 163 42
                                    

Sesampai nya di depan rumah milik Azka.

Kenzi langsung masuk begitu saja tanpa mempedulikan Bodyguard Azka yang melarang nya.

Saat sampai di depan ruang tamu rumah Azka, Kenzi membelalakan mata nya, saat melihat apa yang sedang Azka lakukan.

.....................

"Heh jalang, ngapain lu di rumah kekasih gue?"tanya Kenzi dengan nada tinggi sambil menyeret perempuan yang sedang duduk di pangkuan Azka.

"Ihk kamu siapa si, ko tarik-tarik aku?"tanya perrmpuan itu dengan nada yang membuat Kenzi jijik.

"Gak usah sok imut lu bicara, dengerya, gue pacar dia, dan lu ngapain di sini?"

"Pacar?, masasi pak Azka mau sama modelan kaya kamu?, pasti kamu jalang nya  pak Azka, dan ngaku-ngaku pacar nya?"tanya nya dan tak lupa dengan tawa nya.

"Jaga ya ucapan lu, gue gak serendahan lu, mending lu pergi dari sini, atau gue usir lu secara paksa?"

"Yang duluan sampai sini itu aku, harus nya kamu dong yang pergi."

"Nantangin nih cewek."

Kenzi yang sudah kelewat emosi pun, tanpa rasa kesian sedikit pun langsung menendang perut cewek yang ada di hadapan nya, dan setelah nya menjambak rambut cewek itu.

"Denger gue baik-baik, kalau lu berani nyentuh pacar gue lagi. gue gak bakalan bikin lu hidup tenang,"ucap Kenzi sambil membenturkan kepala cewek itu pada lantai, dan setelah nya menyuruh bodyguard yang berjaga di sana membawa cewek itu keluar.

Kini di ruang tamu hanya ada Kenzi dan juga Azka berduaan saja, Kenzi bisa melihat jika Azka masij di pengaruhi oleh obat perangsan.

"Kenapa ya hati gue sakit liat dia sama cewek lain, masa ia si gue suka sama dia?"tanya Kenzi pada dirinya sendiri.

Lalu Kenzi membantu Azka menuju kamar nya, walau pun diri nya sedikit kesusahan, karna perbedaan tubuh nya dengan Azka.

Sesampai nya di dalam kamar Azka.

"Mau apa kamu ke sini?"tanya Azka yang masih belum pulih dengan keadaan nya.

"Gue mau bilang sesuatu sama lu,"ucap Kenzi.

"Cepat kata kan?, atau kau mau menjadi jalangku untuk selama nya?"

Pertanyaan Azka membuat Kenzi diam dengan tangan yang memegang ujung baju nya dengan sangat erat.

"Gak, gue gak boleh nangis,"batin Kenzi.

Azka yang tak mendapatkan respon dari Kenzi pun, tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi, Azka langsung menarik tangan Kenzi yang membuat Kenzi terbaring di samping.

Sebelum Kenzi sempat memberontak, Azka sudah terlebih dahulu mengungkung nya, yang membuat kenzi tidak bisa kemana-mana.

"Saya sudah lama tidak merasakan tubuh indah ini,  bagaimana kalau kita lakukan lagi?"tanya Azka dengan nada dingin nya.

"Gak, gue mohon jangan, lepasin gue,"pinta Kenzi dan berusaha memberontak dari kungkungan Azka.

"Chk diam kau jalang, tugasmu hanya lah melebarkan kedua kakimu di depan ku, ingat jangan pernah memberontak,"ucap nya lagi sambil menampar pipi Kenzi.

"Sayang maafin Papah, Papah gak bisa buat apa-apa, kalau sampai terjadi sesuatu sama kamu, Papah minta maaf,"batin Kenzi dan tak lupa dengan air mata yang sudah mengalir.

"Mengapa kau menangis?, saya belum memasukan nya, apakah ini air mata palsu, dan sebenarnya kau sudah tak sabar bermain?"

"Gue mohon jangan."

"Diam,"ucap Azka tegas, lalu membuka seluruh pakaian yang di kenakan oleh Kenzi.

Tanpa pelicin ataupun peregangan terlebih dahulu, Azka langsung memasukan penis nya kedalam lubang Kenzi dalam sekali hentakan.

"Hiks...sakit.."

Azka tak mempedulikan tangisan Kenzi, dirinya mulai menggerakan pantat nya, yang awalnya perlahan kini semakin cepat.

"hiks...stop....ituahh... sakit,"pinta Kenzi.

"Tidak akan, ini sangat nikmat,"ucap Azka.

"aahh....Azka.. hiks... stop....gue mohon."

"Diam lah, mulut mu sangat berisik, apa perlu saya menutup mulut mu agar tidak berisik?"

Kenzi menggelengkan kepala nya dengan cepat, dan berusaha mengeluarkan penis Azka di dalam lubang nya.

"A-azka...hiks....stop....gue lagi hamil Azka,"ucap Kenzi dengan nada sangat lirih, dirinya takut jika bayi yang ada di dalam kandungan nya kenapa-napa.

Saat mendengar perkataan Kenzi, Azka langsung menghentikan gerakan nya, dan menatap tajam ke arah Kenzi dan tak lupa mencengkram dagu Kenzi dengan sangat kuat.

"Kata kan sekali lagi?" tanya Azka dengan nada yang sangat dingin.

Bukan nya menjawab, Kenzi malah menangis, karna merasa sakit di bagian lubang dan juga perutnya.

"Ayo katakan, tadi kau berkata apa?"

"Hiks sakit."

"Anak siapa yang kau kandung saat ini Kenzi?"

"Ini anak lu."

"Bohong, kita hanya bermain dua kali, pasti ini anak cowok yang selalu kau puaskan di bar itu kan?"

"E-enggak, ini beneran anak lu."

"Chk gak sudi gue punya anak dari jalang kaya lu."

"A-Azka lu mau ngapain?"tanya Kenzi saat melihat tangan Azka yang berada di atas perutnya.

"Tidak ada, aku hanya ingin mengelus perutmu saja,"ucap nya sambil mengelus-ngelus perut Kenzi dan sedikit menekan nya.

"Hiks Azka jangan itu sakit, gue gak bakalan minta pertanggung jawaban sama lu, tapi jangan bunuh bayi nya."

"Sudah ku duga, ini pasti bukan anakku."

"Terserat, lepasin gue, gue mau pulang."

"Tidak bisa, kau sudah terlanjur di sini, kenapa harus terburu-buru, kita bersenang-senang dulu sebentar."

"Enggak Azka, gue mau pulang."

Bukan nya menurutinya, Azka malah menggerakan kembali pantat nya, membuat Kenzi kembali mengaduh sakit.

"Gue harus bisa keluar dari sini,"batin Kenzi.

Kenzi kembali memberontak,  dirinya tak memikirkan perutnya yang semakin terasa sakit, yanh diringa pikirkan saat ini, bisa pergi dari hadapan Azka.

Setelah lama memberontak, dan masih juga tidak bisa lepas, Kenzi yang tak punya pilihan lain pun, akhirnya menendang perut Azka dengan sangat kuat, membuat penyatuan nya terlepas.

Baru saja Kenji akan pergi, Azka kembali menarik tangan nya, kini posisi Kenzi menjadi tengkurap.

Tak menunggu lama lagi, Azka kembali memasukan milik nya dengan posisi Kenzi yang masih tengkurap, dan tak lupa tangan Azka yang di taro di pinggang Kenzi.

"Bagaimana jika saya membunuh bayi ini?"tanya nya.

"Azka jangan, gue mohon,"pinta Kenzi dengan nada sangat lirih.

"Saya tidak peduli."

Saat Azka akan menggerakan kembali pantatnya, tiba-tiba kamar nya di dobrak oleh seseorang.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, orang itu langsung menyerek Azka dan juga memukulinya dengan sangat brutal.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan vote.

Dendam yang salahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang