3-----> Double J

311 32 16
                                    

BUGH!

"Jen! Udah Jen! Mati entar dia yang ada!." Haechan berusaha menarik sang sahabat untuk segera menyingkir dari atas tubuh musuhnya. Karena pemuda yang Jeno pukuli sudah sekarat, bercak darah memenuhi pakaian Jeno dan musuhnya.

Jeno nampak tak perduli, ia masih kesetanan memukuli orang yang tadi berani mengatainya pecundang didepan umum. Harga diri bagi Jeno adalah segalanya, tak ada hal yang mustahil untuk Jeno gapai atau raih. Ia dikenal Badboy bukan tanpa alasan, semua tantangan mampu ia selesaikan dengan baik biarpun dalam hal yang sudah pasti menyalahi aturan, tak ayal itu membuatnya mempunyai musuh yang iri akan kepopulerannya. Menjadi berandalan yang sering memberontak adalah keseharian Jeno.

Tak ada cara lain, akhirnya Haechan memberanikan diri untuk memeluk tubuh Jeno dari belakang. Sosok yang tak pernah suka disentuh itu Haechan tarik hingga berdiri dan melangkah mundur menjauhi sang lawan yang sudah terkapar tak berdaya ditanah.

"Lepas Chan! Gue pengen habisin ni anjing!." Jeno menatap tajam seseorang yang berusaha bangkit tersebut, tangannya terus berusaha melepaskan lengan Haechan dari pinggangnya.

"Udah Jeno! Lo pengen bikin anak orang modar, hah?! Mau Lo masuk penjara?!." Terang Haechan, auranya sungguh menusuk ketika marah seperti ini.

Jeno yang melirik raut tajam Haechan disebelah pundaknya akhirnya mengalah, ia menggeram rendah untuk meredam emosi. Mata Jeno terpejam sebentar lalu didepannya sudah kosong, karena Haechan sempat memberikan isyarat untuk pemuda yang luka parah tadi agar segera pergi dari hadapan Jeno.

"Lepas." Sentak Jeno, ia menghempas kasar tangan Haechan dari tubuhnya. Kemudian Jeno menepuk-nepuk jaketnya yang sempat kotor saat berkelahi.

Haechan yang melihat hanya bisa menghela nafas lelah, sahabatnya ini memang tak banyak bicara tapi sekali dipancing akan langsung menangkap umpan lawannya. Bersahabat dengan Jeno sejak masih duduk di bangku menengah atas membuat Haechan sangat tahu sikap baik dan buruk yang Jeno miliki. Ini adalah salah satunya, Jeno lumayan buruk dalam mengontrol emosinya sendiri, tak mengindahkan bahaya yang akan ia dapat kedepannya jika bertindak gegabah.

"Mending sekarang kita balik ke kelas, pasti yang lain cariin kita karna belum balik juga." Haechan mengubah tatapannya menjadi semula, tidak menusuk seperti beberapa saat lalu.

"Hm." Jeno mengiyakan, ia mengikuti Haechan dibelakang. Meringis ngilu merasakan lebam didekat bibirnya, Namun itu bukan apa-apa bagi Jeno, hanya luka kecil.

Haechan yang mendengar ringisan Jeno melirik kebelakang lalu langkahnya berbelok, ia menarik lengan Jeno yang tertutup jaket untuk menyamai jalannya.

"Kemana?." Jeno menatap belakang kepala Haechan, ini bukan arah menuju kelas mereka.

"UKS. Luka Lo harus disembuhin dulu, gak suka gue denger Lo ngeringis sakit gitu." Haechan menatap sekilas Jeno, lalu kembali berjalan hingga mereka sampai didepan pintu yang bertuliskan 'ruang UKS'.

"Gak perlu, gue udah biasa kaya gini." Walau begitu Jeno tak menolak ketika Haechan dudukan paksa ditepi ranjang ruangan itu, ia menatap tubuh Haechan yang bergerak mencari kotak P3K dilemari yang tak jauh dari tempat Jeno.

Setelah berhasil menemukan kotak tersebut, Haechan kembali menghampiri Jeno. Ia membuka isinya dan segera mengobati Jeno dalam diam. Matanya lurus menatap lebam disudut bibir Jeno, ia mengusapnya perlahan agar Jeno tak kesakitan.

"Sshh..." Jeno memejamkan matanya ketika alkohol yang dingin menyapa kulitnya yang memar, perhatian Jeno terus tertuju kepada Haechan yang dengan lembut membersihkan dan mengobati lukanya sampai selesai.

"Lain kali jangan mudah terpancing Jen, tu anak cuma buang waktu kalo diladenin Mulu." Haechan menatap Jeno lalu membereskan semuanya seperti semula, tak lupa ia sekali lagi melirik ekspresi Jeno.

𝐃𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝐉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang