🎶South of the Border🎶
[Ed Sheeran, Camila Cabello & Cardi B]Hari senin, tahun ajaran baru di SMA Nusantara
Seorang gadis bernetra cokelat tampil menawan dengan seragam yang terdiri dari kemeja putih pendek dengan dasi hitam juga dibalut rompi hitam yang tampil cantik di tubuh indahnya, bawahan rok tepat selutut, rambut coklat panjangnya Ia kuncir kuda. Make up tipis di wajahnya yang hanya memakai bedak, melengkapi hidung mancung----alis tebal----bulu mata lentik alaminya, juga mengoleskan lip balm di bibir tipis merah meronanya yang cantik.
Beralih memakai sepatu hitam, dengan kaos kaki hitam semata kaki di kaki jenjang gadis itu.
Sentuhan terakhir, Ia menyemprotkan parfum sedikit-sedikit di leher, pergelangan tangan dan seragamnya itu.Sementara di ruangan yang sama....
Gadis lain yang merupakan sahabatnya tampil dengan seragam serupa, bedanya rok miliknya sedikit lebih pendek, rambut lurus sebahu dengan bando pink di kepala juga sepatu hitam dan kaos kaki hitam di kaki mulusnya.
Make up yang on point di setiap sisi wajahnya yang khas oriental----bulu mata lentik ber-maskara memperjelas cat eyes yang dimiliki gadis tersebut, tak lupa mengoleskan lip tint nude di bibir yang khas itu, anting, kalung, cincin, gelang melengkapi penampilan menawan gadis itu......
"Capek banget gila! Kalau Loe nggak tiba-tiba mampir ke toko barang antik, kita nggak akan telat sampai manjat tembok setinggi harapan orangtua ini, Dit!" Gadis bando pink mengomeli sahabatnya setelah keduanya memanjat tembok sekolah----mereka telat.
"Diem deh, nanti kita ketahuan, jangan berisik" jawab gadis berkuncir kuda berbisik, celingukan mengedarkan pandangan sekitar sekolah yang sudah sepi karena jam pelajaran sudah dimulai satu jam yang lalu.
Keduanya melangkahkan kaki beranjak pergi----mengendap-endap.
"Hey! Kalian!" bariton seseorang dari kejauhan mengintrupsi kedua gadis tersebut yang baru saja berjalan beberapa langkah.
Keduanya menoleh, Mendapati seorang bapak-bapak berjalan menghampiri mereka.
"Sialan...." umpat gadis berkuncir kuda itu merasa kesal, melirik singkat sang sahabat yang tersenyum kaku. "Loe berisik sih!" Gadis berkuncir kuda itu kemudian menyikut gadis bando pink pelan.
"Gadis gadis nakal.... baru tahun ajaran baru sudah berani-beraninya telat, mengendap-ngendap seperti itu lagi... berdiri kalian di tengah lapangan dengan mengangkat kaki kanan juga kedua tangan di pinggang, sekarang!" perintah sang bapak guru tegas. "Sebutkan nama lengkap dan kelas masing-masing" perintahnya lagi.
"Amanda Ruby Jennie 12A, pak" jawab gadis bando pink bernada pelan menundukkan kepala terintimidasi oleh sang bapak guru.
"Kadita Xaviera Belle 12A" jawab gadis berkuncir kuda juga menundukkan kepala, menghela nafas merasa tak beruntung hari ini.
Kemudian kedua gadis dengan nama panggil Kadita dan Jennie, mereka mengikuti langkah sang bapak guru berjalan ke arah lapangan untuk menjalani hukuman.
"Tetap seperti itu sampai jam istirahat, mengerti?!"
"Mengerti...." jawab kedua gadis tersebut bernada pelan pasrah, yang sudah memposisikan diri mereka mengangkat kaki kanan, dengan kedua tangan dipinggang.
.....
Natan berjalan santai menyusuri koridor menuju suatu tempat, Matanya mengedarkan pandangan sekitar menatap lapangan disitu, dilihatnya dua orang gadis sedang berdiri mengangkat kaki kanan dengan kedua tangan di pinggang, sepertinya sedang dihukum karena sesuatu.
Netra hijau Natan terus menatap gadis berambut cokelat dikuncir kuda yang kesusahan menyeimbangkan badan itu.
Secara tiba-tiba, gadis itu melirik Natan yang sedang menatapnya, netra cokelat gadis itu bertemu dengan netra hijau Natan, keduanya saling pandang dikejauhan.Merasa kepergok, Natan kontan mengalihkan pandangan menundukkan kepala sembari perpura-pura memeriksa kakinya seakan-akan sedang memeriksa sepatunya.
Gadis itu mengernyitkan dahi melihat lelaki di koridor sana berjalan bertingkah aneh. Kemudian sedikit berpikir, sepertinya Ia merasa familiar dengan lelaki yang sudah berjalan normal di koridor di sana itu.
Sukses dengan aktingnya tadi, Natan yang sudah cukup jauh dari pandangan gadis di lapangan yang menyita perhatiannya itu, Ia kembali berjalan santai menuju tangga, langkah demi langkah melewati beberapa anak tangga menuju rooftop yang berada di atas ujung tangga tersebut. Sesekali lelaki itu melirik ke bawah mengecek apakah ada orang yang memperhatikan dirinya, karena dirinya keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung.
Lelaki itu tiba di depan pintu rooftop, kemudian Ia membuka nya.
"Christian Gion! jangan gila, you stupid!" seru Natan di ambang pintu terkejut melihat seorang lelaki seumurannya yang sedang berdiri di sisi luar pembatas rooftop di sana.
Lelaki seumuran nya itu berbalik badan menghadap dirinya. "Drama Loe, Gue lagi main-main doang kali, Loe kira Gue bakal lomp----" ucapan lelaki yang sering dipanggil Gion itu terputus, karena Ia tiba-tiba terpleset.
"Woy!" sontak Natan terkejut cepat berlari menghampiri sang lelaki yang tiba-tiba tak terlihat, mungkin dia jatuh.
Natan melongokkan kepala ke bawah, melihat Gion yang sedang berpegangan tangan di tiang luar pembatas rooftop tersebut, kaki nya juga menginjak besi-besi rata di situ, Ia tersenyum mendongak menatap Natan yang panik.
"Anjing Loe!" umpat Natan, meraih tangan Gion untuk kembali naik ke rooftop.
"Untung ada pijakan tadi, kalau nggak ada, bisa lewat gue" Gion terkekeh sembari mengelus dada----merasa lega.
"Deg-degan banget Gue, bangsat!" Natan menjitak kepala Gion----kesal.
"Sakit, Tan!" Gion mengelus pelan kepalanya masih terkekeh.
Keduanya berdiri di pinggir, di dalam tembok pembatas rooftop, mengedarkan pandangan ke bawah menatap lingkungan sekolah.
"Tan, ada cewek yang lagi dihukum, tuh?!" Gion menepuk bahu Natan tepat di samping nya, menunjuk dua gadis yang dilihatnya sedang dihukum di tengah lapangan.
Natan menoleh, memfokuskan pandangan menatap arah yang ditunjuk Gion, Ia melihat dua gadis itu juga.
Natan memincingkan mata, menatap fokus.
"Lah? Dia?" gumam nya pelan setelah menyadari sosok one of the girls di bawah sana."Siapa? Loe kenal?" Gion menoleh, mengernyjtkan dahi juga mengangkat satu alis, menatap Natan penasaran.
"Temen sekelas kita"
"Kok Loe yakin banget, ini baru hari pertama kita masuk sekolah di tahun ajaran baru, Tan" Gion menyikut pinggang Natan merasa tak percaya apa yang dikatakan sang sahabatnya itu.
Gion menatap kembali kedua gadis di sana. "Eh.... itukan si Jennie, kok rambut dia pendek, dulu pas kita sekelas panjang deh rambutnya, pantes tadi gue nggak ngenalin" Gion menyadari sosok one of the girls nya di sana setelah memincingkan matanya, Ia menunjuk. "Tapi.... jujur gue nggak kenal cewek di sampingnya sih" lanjut nya."She's my crush" jawab Natan bergumam sangat pelan menatap lekat one of the girls nya di bawah sana.
"Hah? Loe ngomong apa?" Gion menoleh ke Natan, mengangkat satu alis----bingung, tak mendengar apa yang di ucapkan lelaki itu.
"Nevermind" Natan membalikkan badan, melangkahkan kakinya berjalan ke arah pintu yang berada di rooftop, hendak turun.
"Eh... tunggu, Tan!" Gion berlari kecil menyusul Natan.
☆☆☆☆☆
Terima kasih untuk semua yang sudah mampir...
Ikuti terus kelanjutan cerita ini, ya.
Juga dukung saya dengan Vote, Comment & Follow.
![](https://img.wattpad.com/cover/379673646-288-k992446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl is Mine
Teen Fiction[ONGOING] Natan Alexander Bale, usianya 18 tahun, sekolah di SMA Nusantara, Ia juga seorang atlet renang di SMA-nya, Ia sudah mengikuti setiap perlombaan/olimpiade sejak kelas 10, dari emas, perak, perunggu semua Ia raih, pastinya. Penampilannya yan...