• • •
Soal melarikan diri, nyatanya Hueningkai tidak main-main. Termasuk niatnya membawa kabur Taehyun yang masih berstatus sebagai pasien rumah sakit. Pun si pasien yang hendak dibawa kabur—orang itu lebih tidak main-main lagi.
"David sedang dalam perjalanan bersama Joyce ... " Hueningkai melapor.
Mulai hari ini, si bungsu sudah memutuskan takkan lagi memanggil orang tuanya dengan sebutan wajar. Berharap asing, jadi, nama saja sudah cukup. Ingin mengekor Taehyun yang tak sudi meski hanya sekedar menyebut nama, tapi Hueningkai tak kuasa. Dia masih bermoral.
"Keluarga aneh. Succubus dan Incubus itu benar-benar aneh. Apanya yang makan malam? Mereka yang mengajak, mereka juga yang terlambat."
Hueningkai terkekeh pelan, selalu lucu mendengar cara kembarnya membuat panggilan bagi orang yang disebal. "Kita harus lebih dulu pergi sebelum mereka sampai," timpalnya lagi.
"Berhenti bermain ponsel! Cepat bereskan barangmu! Ck! Aku harus melepas ini dulu!" Sejak tadi, Taehyun sudah sibuk mengusap lapisan plester di punggung tangannya yang berkerja sebagai perekat kateter IV, dengan kapas yang sudah dia basahi dengan air bersih. Tak ada alkohol, yang ada hanya air dalam teko, Taehyun berpikir cairan itu sama-sama bersih dan steril. Pintar-pintarnya dia sajalah.
Tak lama, plester itu berhasil tanggal, kini hanya tersisa jarum panjang yang masih menancap.
"jangan lihat!" tegasnya pada yang satu. Taehyun mulai menarik napasnya sedalam mungkin.
Hueningkai menurut, ia memaling wajah dan turut mendesis saat Taehyun meringis perih. Jarum itu berhasil Taehyun tarik hingga terbebas dari dalam punggung tangannya, menghasilkan sedikit darah yang merembes dari bekas tusukan pada kulit tipisnya. Meski sudah ribuan kali ada jarum yang keluar masuk melewati kulitnya, tapi perih tetaplah perih. Ini kali pertama Taehyun melepas infusnya sendiri. Entah caranya tepat atau tidak, tapi jika sakitnya sama, maka caranya sudah benar. Begitu logikanya berjalan.
"Mana bajumu?" tanya Taehyun yang mulai membuka kancing bajunya.
Hueningkai merogoh isi tasnya, mengeluarkan semua yang ada di dalam sana. "Sial! Bajuku habis!" pekiknya menyadari bahwa tak ada lagi baju bersih yang tersisa.
Remaja jangkung itu melangkah tergesa ke arah lemari penyimpanan, namun nihil, Hueningkai hanya menemukan satu setel seragam sekolahnya yang itupun lupa digantung dan berakhir seperti kain lap kotor meski ia yakin seragam itu bersih, sudah dia cuci sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai ✓
Fanfiction[BROTHERSHIP] [100% FIKSI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. ••• Yang mereka suguhkan bukanlah fantasi, bukan pula komedi. Berharap inspiratif, justru ironi yang terjadi. Terima saja apa adanya si kembar sial yang terikat dalam silang sengkarut atas p...