Waktu bergulir begitu cepat, adik bayi yang teramat di cintai dan di nantikan kehadirannya kini telah berusia 7 tahun dan di beri nama Chiquita Park yang berarti Anak gadis kecil keluarga Park. Nama itu pemberian dari Haram, yang memang teramat menyayangi adik kecilnya dan merasa tak siap jika adik kecilnya akan tumbuh dewasa. Haram yang kini berusia 12 tahun pun masih memperlakukan Chiquita seperti balita yang baru bisa berjalan.
Dimana pun dan kapanpun ia tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan mungil sang adik.
Setiap harinya, Haram selalu mengajak Chiquita bermain dan tertawa melibatkan juga Aurora dan gadis-gadis lainnya. Namun perasaan sayang Haram pada Chiquita membuatnya lupa jika Chiquita juga memiliki 5 kakak lainnya yang memiliki waktu sedikit untuk bisa bermain dengan si bungsu bahkan Haram seringkali tidur di kamar Chiquita ataupun sebaliknya.Perlakuan Haram tersebut membuat Aurora yang kini berusia 10 tahun di landa kecemburuan sosial. Ia selalu saja mencari cara agar memisahkan Canny, panggilan singkat Chiquita dari kakaknya tersebut, ia juga ingin menjadi sosok kakak yang baik untuk Canny. Seperti saat ini, Aurora terlihat menangis dan menghampiri kakak lainnya yang tengah bersantai di gazebo halaman belakang.
"Rora-aa, kau kenapa?" Tanya Pharita menyadari kedatangan sang adik
"A-aku ingin bermain dengan Canny, Eonnie"
"Bermainlah, mengapa kau menangis?" Kini Asa yang bertanya, Rora menunjuk kearah dalam rumah
"Haram Eonnie selalu bersama Canny, dia tidak mengizinkan siapapun bermain dengan Canny hiks.." Mendengar itu Ahyeon bangkit dan berjalan masuk ke dalam rumah di ikuti gadis lainnya.
"Haram-aa, mengalah lah pada Rora"
"Eoh? Ada apa Eonnie?" Bingung Haram menatap para kakaknya
"Izinkan Rora bermain dengan Canny, kau tidak boleh serakah" Ujar Ruka malas, Haram melirik Rora dan Canny bergantian
"Tapi Eonnie, aku juga ingin bermain bersama Canny"
"Bukan hanya kau yang ingin bermain dengan Canny, tapi Rora dan kami semua juga. Canny memiliki kami sebagai Kakak, bukan hanya kau!" Ucapan itu terlontar dari Ahyeon, saudari kembar Haram yang memang memiliki sifat lebih tegas dan cenderung keras.
Mendapatkan kalimat seperti itu sontak membuat Haram di landa perasaan tak nyaman, dengan berat hati ia melepaskan genggaman tangannya pada tangan Canny dan merelakan si adik bungsu bermain bersama Rora dan yang lainnya di halaman belakang sementara ia terduduk diam di sofa ruang tamu.
Mark dan Chaeyoung yang baru saja pulang dari supermarket mengernyitkan dahi melihat Haram yang terduduk diam dengan kepala yang tertunduk dalam sementara keenam gadis lainnya terdengar tertawa riang di halaman belakang rumah megah tersebut.
"Haram-aa, mengapa tidak ikut bermain?" Tanya Mark lembut seraya mengusap kepala sang anak
"Eomma, Appa, apa aku serakah?"
"Hm? Serakah bagaimana?" Bingung Chaeyoung, Haram mendongak dan membenahi letak kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Aniya Eomma, maaf aku asal bicara saja"
"Katakanlah sayang ada apa? Apa yang membuatmu murung seperti ini?" Tanya Mark penasaran, Haram menatapnya lekat dan menggelengkan kepala dengan mulut yang terbungkam rapat
"Tak apa jika kau tak ingin bicara, lebih baik sekarang kau bagikan es krim ini pada saudari-saudarimu"
"Baik Eomma, terimakasih Eomma, Appa" Ia dengan cepat bangkit mengambil alih kantung berisikan es krim, membungkukkan tubuh dengan sopan kemudian berlari kecil menuju taman belakang. Mark dan Chaeyoung saling pandang dan tersenyum kemudian menyusul mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Babymonster Rami || So Far Away [END]
FanfictionCeritaku hanya sampai disitu, tak ada kelanjutannya kalian menutup paksa buku yang masih berusaha ku tulis dengan tinta kalian menghentikan cerita yang baru akan ku mulai dengan aksara penuh makna semakin ku berusaha kembali meng-eja-nya, semakin ka...