LTLY 5

35 7 0
                                    



Happy Reading...



Setelah beberapa saat, masing-masing pasangan mulai menjalani rutinitas pagi mereka dengan suasana yang berbeda-beda. Lia berjalan menuju kamar mandi dengan langkah berat di depan cermin, ia berhenti sejenak, menatap bayangannya sendiri.

"Apa sih yang jaemin lakuin semalem? Kok kerasa remuk begini badan gue" gumam Lia sambil membasuh wajahnya dengan air dingin. Wajahnya tampak kesal, tapi ada sedikit senyum di sudut bibirnya.

Sementara itu, di kamar Jaemin masih berguling di atas ranjang. Matanya mulai terbuka perlahan, dan ia mendengar gumaman Lia dari dalam kamar mandi.

"Gue tahu lo ngomel-ngomel di sana," ujar Jaemin, suaranya terdengar malas tapi juga sedikit menggoda. Ia menggeliat, meregangkan tubuhnya.

Lia yang mendengar itu hanya menghela napas panjang sambil memandang ke arah pintu kamar mandi. "Ya kali lo gak ngerasa bersalah. Lo pikir gue ini bantal apa? Pagi-pagi udah remuk rasanya!"

Tak lama, Lia keluar dari kamar mandi, masih dengan wajah kesal tapi jelas lebih segar. Jaemin menoleh ke arahnya sambil tersenyum, "Ya, maaf deh. Tapi kan lo juga yang peluk gue duluan waktu lagi tidur."

"Peluk lo? Gue ngga ngerasa meluk lo, kalo gue mau pelukan juga bukan pelukan yang bikin gue gak bisa gerak!" balas Lia, menaruh tangan di pinggangnya sambil memandang Jaemin dengan tatapan tajam.

Jaemin tertawa kecil, lalu mengulurkan tangannya ke arah Lia, "Yaudah sini, pelukan bentar lagi. Gue janji kali ini gak akan bikin lo remuk."

Lia menatap tangan Jaemin dengan ragu, tapi kemudian mendekat, duduk di pinggir ranjang. "Lo beneran gak bakal peluk gue kayak boneka lagi?"

Jaemin tersenyum lembut, menarik Lia perlahan ke dalam pelukannya. "Janji. Sekarang gue bakal peluk yang lebih lembut. Biar lo gak marah-marah lagi."

"Gue ngga marah ya" balas Lia dan Jaemin hanya tersenyum

Lia terdiam sejenak dalam pelukan Jaemin. Meski masih kesal, ada rasa nyaman yang tidak bisa ia tolak.

_____


Karina berdiri di depan cermin kamar mandi, masih menggerutu sambil memandangi bayangannya. "Silikon, katanya. Gak ada perasaan banget. Gila nih cowok," gumamnya sambil mengikat rambut.

Ia membasuh wajahnya, berharap air dingin bisa menghilangkan rasa kesalnya. Setelah beberapa saat, Karina mulai merasa sedikit lebih tenang, tetapi pikirannya masih memutar kejadian tadi. Dia tahu Jeno memang sering bercanda sarkastis, tapi pagi-pagi begini, rasanya terlalu menyebalkan.

Selesai di kamar mandi, Karina keluar dan mendapati Jeno masih terbaring santai di atas ranjang, tak bergerak sedikitpun. Matanya tertutup rapat seolah mencoba mengabaikan dunia.

"Lo gak mandi Jeno?" tanya Karina sambil menatapnya dari pintu.

Jeno, tanpa membuka mata, hanya menggumam, "Nanti, masih ada waktu."

Karina mendesah, kesal. "Nanti, nanti. Lo tuh kayak gak punya tanggung jawab banget deh. Gue heran, gimana bisa lo hidup selambat ini."

Jeno akhirnya membuka satu matanya dan menatap Karina dengan setengah senyum. "Kenapa lo ribet banget pagi-pagi, Kar? Baru juga bangun. Gue masih butuh waktu untuk siap mental."

Karina mendengus, kemudian berjalan ke lemari pakaian, mengambil baju, dan mulai bersiap-siap. "Siap mental apaan? Lo tuh cuma males! Gue bener-bener gak habis pikir gimana bisa hidup sama cowok yang slow banget kayak lo."

LEARN TO LOVE YOU (DIJODOHIN NCT 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang