Tanpa Status

963 95 6
                                    

Sudah dua minggu berlalu ajaran baru di kelas akhir tingkat SMA, kelas XII IPS2 juga sudah memilih Rizky sebagai ketua kelas karena anak-anak cowok yang lain pada menghindar dan lagi pula hanya Rizky yang waras dan normal diantara kebobrokan empat cowok yang lain.

Sekretaris kelas XII IPS2 adalah Febby, dipilih atas kemauan para anak-anak cewek yang nggak mau jadi sekretaris dengan alasan tulisan mereka nggak serapi tulisan Febby, padahal aslinya hanya menghindar dari babu wali kelas karena sekretaris di SMA Karikatur ini banyak tugas termasuk nyatat kejadian yang terjadi selama seminggu.

Dan bendahara tentu saja adalah Silvia, bendahara permanen kalau kata anak-anak yang sebelumnya pernah sekelas dengan cewek yang akrab dipanggil Civi itu. Alasan Slivia yang jadi bendahara adalah karena dia tukang marah, tukang teriak-teriak dan juga atas permintaan dia sendiri karena biasanya bendahara akan berurusan dekat dengan ketua kelas, kan Silvia ngegebet Rizky, itu sih sederhananya.

Kelas mereka kembali tanpa guru karena Ibu Jamilah guru Ekonomi nggak masuk dengan alasan cuti akan melahirkan dan juga guru pengganti sementara belum ada. Jadi, kelas mereka bebas.

Meski begitu Rizky sudah mewanti-wanti agar nggak terjadi konser dadakan oleh Langit sebagai vokalis lalu Irsyad, Verrel dan Brandon sebagai personil yang lain, sedangkan anak-anak cewek kecuali Jingga dan Marsha akan goyang nggak jelas.

Maka dari itu Rizky memutuskan membuat grup WA kelas mereka agar mereka fokus ke hape saja meski berada di kelas yang sama.

"Grup apaan nih?" tanya Ariel.

"Tunggu join semua." balas Rizky santai.

"Ga, kamu buka WA deh join di grup kelas kita." ujar Langit pada Jingga yang memang sedang membaca novel dibanding yang lain membuka hape.

Jingga membuka hapenya sesaat lalu kembali meletakkannya, cewek itu juga terlihat senyum malu-malu dan Langit yang memang seorang yang peka langsung mengerti.

"Udah aku hidupin hotspot, buka deh."

"Eh?" tanya Jingga kaget tapi setelahnya dia mengecek hape, ternyata sudah tersambung datanya.

Langit kembali fokus kepada hapenya sambil sesekali tersenyum, Jingga langsung melotot saat melihat chat dari Langit di grup, padahal dia baru ikut gabung.

"Lo tuh yang tai." kata Jingga memberengut pada Langit.

"Enggak begitu, kamu baru gabung. Baca deh," Langit melihatkan kayar hapenya dan ternyata memang salah paham, "senyum lagi dong kan cantik." ujar Langit.

"Ariel, Marsha mau dong tidur di hotel. Bayarin ya?"

Ternyata bukan hanya lewat chat saja, cewek dengan rambut hitam sebahu itu mengatakan langsung pada Ariel.

"Sama om-om mau?" tanya Ariel yang mana lengannya langsung disenggol oleh Dinda.

"Jangan dong, dia sumber contekan kita." ujar Dinda.

"Minta sama El aja ya Sha." ujar Ariel yang hanya diangguki oleh Marsha karena cewek itu sedang sibuk ketawa-tawa nonton kartun kesayangannya: Little Pony.

Kadang Marsha itu normal kok apalagi kalau sedang belajar, dia pintar banget. Tapi kalau sudah diluar pelajaran kadang memang suka kumat, entah otaknya yang konslet atau memang begitulah adanya.

"Woy bayar duit kas dong!" Silvia berteriak tiba-tiba persis setelah dia mengejek Nasya di chat grup WA mereka.

"Gue nggak dengar lagi pake headset nih." jawab Brandon yang langsung mengundang Silvia berdiri dari bangkunya untuk menghampiri Brandon.

"Gue doain budek selamanya." ujar Silvia berkecak pinggang dihadapan Brandon yang malah ketawa-tawa bareng Verrel.

"Amiiin!" sahut semua anak cewek, kecuali Jingga. Dia lagi sibuk download drakor mumpung ada hotspot gratis.

Teman Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang