Atlanta Putra Mahardika, yang gak pernah ngerasaain apa itu arti "tenang" dalam hidupnya berada dalam dekapan luka, bertemankan rasa takut dan sesuatu yang dianggapnya seolah mimpi buruk, yang nyatanya itu adalah kenyataan yang ada, di dewasakan ole...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAPPY READING💛
***
Jam masih menunjukkan pukul 06.00 pagi. Sang mentari sudah menampakkan dirinya. Kaca jendala kamar dihiasi sisa-sisa embun pagi. Udara dingin menyegarkan menemani pagi Atlanta. Kini Atlanta sedang berdiri dedepan cermin, mematut dirinya yang saat ini mengenakan seragam sekolah.
" Orang ganteng mau keadaan gimanapun juga tetep ganteng. " Ucap Atlanta pada dirinya sendiri di depan cermin sembari menata rambutnya yang bisa di bilang cukup gondrong.
" Ternya sedikit bekas luka bisa menambah kesan keren." Ucap Atlanta setelah memperhatikan bekas luka yang ada di pipinya. Sedikit narsis memang, tapi itulah Atlanta. Andai saja ada Kenan disekitarnya pasti dia aka meledeknya habis-habisan. Kenan cukup hapal dengan segala kenarsisan yang melekat pada diri Atlanta.
" Ckk, dua minggu gak sekolah bisa buat seragam gue kedodoran ternyata. " Keluh Atlanta melihat pantulan dirinya setelah mengenakan hoodie hitam yang biasa ia kenakan terlihat lebih besar dari biasanya. Memang benar adanya saat ini Atlanta sedikit kehilangan berat badannya.
Setelah memastikan tak ada yang kurang dari penampilannya Atlanta mengambil Kruk yang tak jauh dari jangkauannya. Atlanta melangkahkan kakinya dengan sedikit lebih pelan meninggalkan kamar menuju ruang makan dengan bantuan kruk.
" Pagi mami." Sapa Atlanta pada sang mami yang sedang sibuk menyiapkan sarapan setelah berhasil mendudukkan dirinya di kursi ruang makan.
" Pagi juga, seneng banget kayaknya." Ucap Mami Fara.