our weekend

231 39 3
                                    

"Joohyun, weekend ini kamu harus datang ke acara peresmian museum pemerintah. Akan ramai dengan media disana." Kata Nyonya Bae, Mami nya itu selalu saja tiba-tiba memasuki ruang kerja perusahaan Joohyun.

Tiga tahun belakangan ini Joohyun berusaha keras untuk membangun perusahaannya. Dia ingin terlepas dari urusan keluarga di kerajaan, perusahaan keluarga dan juga tetek bengeknya.

"Tidak bisa Suho saja?"

"Kamu selalu begitu. Kakakmu itu masih cuti. Kalau saja kamu lupa kamu baru punya keponakan bulan lalu."

Joohyun menghela napasnya panjang. Weekend ini dia sudah mempunyai rencana untuk mengunjungi Seungwan.

"Lagian dibanding kamu, kakakmu itu yang paling sering datang ke acara publik. Biarkan Junmyeon istirahat sejenak."

Joohyun memicingkan matanya. "Tentu saja, kak Suho kan kerja di lingkup situ. Tentu saja kak Suho yang akan banyak muncul di publik. Bukan aku."

Nyonya Bae hanya memutar bola matanya lelah dengan percakapan yang selalu menjadi topik debat mereka.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu seperti sibuk sekali? Kata asisten pribadi kamu itu, kamu selalu ada jadwal di luar kota. Padahal yang Mami tau kamu tidak memiliki jadwal publik ataupun kegiatan kerja lainnya."

Jantung Joohyun seperti mau berhenti sepersekian detik. Tidak ada yang boleh tau kegiatannya di waktu kosong. Khususnya, tidak boleh ada yang tau tentang Seungwan.

"Aku cuma ingin melihat kota-kota lainnya yang mungkin bisa jadi potensi untuk perusahaanku."

Nyonya Bae menaikkan alisnya menatap Joohyun menelisik.

"Kamu boleh sibuk dengan perusahaan kamu itu. Tapi kamu harus ingat kamu masih keluarga Bae yang memiliki darah biru. Weekend ini kamu datang bersama Park Bogum."

💙

Huh menyebalkan.

Acara resmi seperti ini selalu menyebalkan.

Mayoritas diisi dengan orang-orang yang umurnya jauh lebih tua membuat acara ini sangat tidak menarik.

Joohyun tentu saja tetap memberikan senyuman terbaiknya. Benar kata Mami, banyak sekali media yang hadir.

"Joohy-"

"Irene." Potong Joohyun ketika Park Bogum ingin memanggilnya.

Joohyun tidak mengerti kenapa pria itu bersikeras memanggilnya dengan nama lahirnya. Mereka saja tidak dekat.

"Yeah, Irene. Taruh tangan kamu di lenganku. Orang-orang memperhatikan kita."

Joohyun mengedarkan pandangannya. Benar saja, orang-orang itu masih memperhatikan mereka. Sejak Joohyun dan Park Bogum tiba, otomatis mereka menjadi pusat perhatian.

Berita pertunangan salah satu keluarga Bae dan seorang politikus muda menjanjikan sangat menggemparkan. Topik ini tidak akan ada habisnya di bahas. Apalagi mereka dianggap sebagai pasangan paling good looking saat ini.

Joohyun menghembuskan napasnya pelan lalu mencoba memberikan senyum terbaiknya dan menggandeng lengan Park Bogum.

Hari ini akan sangat panjang.

💖

"Maaf, aku tidak bisa kesini weekend kemarin." Kata Joohyun ketika Seungwan menghampirinya. Seungwan membalasnya dengan pelukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang